TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Mahasiswa Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Negeri Manado (Unima) kembali menggelar unjuk rasa di Kantor Pusat Unima, Senin (26/9). Mereka menuntut perizinan Prodi Farmasi.
Tak puas setelah menyuarakan aspirasi, pekan lalu, mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli Farmasi ini kembali melanjutkan aksi lantaran tak ada kepastian terkait tuntutan sebelumnya.
Pantauan Tribun Manado, mereka datang membawa spanduk dan karton yang bertuliskan tuntutan serta menyerukan yel. Puluhan mahasiswa berdiri depan Kantor Pusat Unima sambil melakukan orasi menuntut agar Rektor Unima menemui mereka.
Mereka memulai aksi ini sejak pukul 11.00 hingga pukul 14.00 Wita. Jandris Bandari, koordinator lapangan aksi, mengatakan, mereka tak akan berhenti hingga Rektor Unima menemui mereka langsung dan menjelaskan izin tempat kuliah mereka.
"Berapa lama pun kami menempati tempat ini, kami tak peduli. Karena ini menyangkut masa depan kami," ujar Jandris.
Lanjut dia, kedatangan mereka di sini bukan untuk membuat kekacauan tapi menuntut hak. "Kami telah membayar kewajiban kami, tapi hak kami tak diberikan. Sudah tiga bulan kami tak kuliah, kasihan orang tua yang dengan susah payah membiayai studi kami," bebernya.
Ditambahkannya, sangat disayangkan masa depan mahasiswa Farmasi, sudah kuliah tapi tak bisa menyandang sarjana Farmasi dengan resmi, karena Prodi Farmasi tak mengantongi izin Kemenristek Dikti alias ilegal.
Kedatangan mereka, disambut Pembantu Rektor I Deitje Adolfien Katuuk. Namun para mahasiswa minta agar rektor yang harus menemui langsung mereka. "Kami minta agar Rektor menemui kami langsung bukan Pembantu Rektor agar ada kejelasan" ujar Reafly Maliangkai, mahasiswa Farmasi Semester V.
Permintaan mereka menemui Rektor di salah satu ruangan Kantor Pusat Unima sebelumnya tak diindahkan. "Gedung ini dibangun dari uang kami, mengapa pejabat bisa menggunakannya, sedangkan kami tak bisa" kata Jandris dengan tegas.
Mendengar hal itu PR I Deitje Adolfien Katuuk langsung membawa mereka ke dalam ruangan bertemu Rektor. Rektor Unima Julyeta Runtuwene mengatakan, agar para mahasiswa bersabar, pihaknya akan segera mengusahakan izin tersebut.
"Sesuai arahan memang tak boleh ada konsentrasi di bawah prodi, sehingga diambil solusi untuk diarahkan ke prodi yang berizin. Secepatnya kami akan mengusahakannya, karena kami juga, pastinya menginginkan yang terbaik bagi mahasiswa" katanya. *