Ditemukan Manusia Lebih Purba di Flores Tingginya Hanya Semeter

Editor: Andrew_Pattymahu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNMANADO.CO.ID-Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan Australia Dr Gert van den Bergh berhasil menemukan fosil manusia kerdil yang jauh lebih purba di Pulau Flores. Usianya diperkirakan dari era 700 ribu tahun silam, jauh lebih tua dari Homo floresiensis yang ditemukan sebelumnya.

Manusia kerdil yang merupakan sepupu manusia modern ini tingginya hanya sekitar 1 meter dan diperkirakan berasal dari era setengah juta tahun lebih purba dibandingkan manusia hobbit yang ditemukan di Flores satu dekade lalu.

Hasil temuan yang dimuat dalam Jurnal Nature itu menyatakan fosil yang mereka temukan itu berasal dari jenis Homo erectus, yang menunjukkan besarnya kemungkinan terjadinya pembalikan dalam evolusi manusia, dimana tubuh manusia termasuk otaknya, mengalami pengecilan.

Dr Gert van den Bergh dari University of Wollongong menyatakan proses pengecilan itu kemungkinan disebabkan karena mereka terdampar ke pulau dengan ekosistem sederhana dan sedikit predator, sehingga mungkin mereka tidak memerlukan ukuran otak yang besar.

"Namun yang jelas bahwa mereka membuat peralatan dari batu, sehingga mereka tidak bodoh," jelasnya.

Fosil yang ditemukan di lokasi bernama Mata Menge di Flores, berupa serpihan rahang dan enam gigi dari setidaknya seorang dewasa dan dua anak-anak.

Arkeolog dari Griffith University Adam Brumm menggambarkan Pulau Flores sebagai percobaan dalam evolusi alamiah.

"Ada manusia jenis awal yang mencapai pulau ini, mereka memiliki teknologi, punya peralatan dari batu, memiliki kecerdasan membuat peralatan sama seperti nenek-moyang kita," katanya.

"Namun hal itu tidak cukup mampu melindungi tubuh mereka dari pengecilan ukuran, seperti yang terjadi pada gajah yang juga terdampar di pulau terpencil," jelas Brumm.

Peneliti menemukan enam gigi serta serpihan rahang dari manusia kerdil purba di Flores.

Dr van den Bergh menjelaskan penemuan ini penting sebab fosil tersebut jauh lebih purba dibandingkan manusia hobbit yang ditemukan di daerah Liang Boa, yang dikenal sebagai Homo floresiensis.

"Tulang-belulang dari Mata Menge, usianya lebih dari setengah juta tahun lebih purba daripada Homo floresiensis - hampir 600 ribu tahun lebih tua daripada tulang-belulang hobbit dari Liang Boa," katanya.

"Kita tahu bahwa manusia berada di pulau ini sejuta tahun silam dan hal itu berdasarkan usia artefak batu," jelas Dr van den Bergh.

Dengan mengukur usia lapisan batu di atas dan di bawah lokasi penemuan fosil, peneliti bisa memperkirakan usia rata-rata penemuan benda kuno.

Homo floresiensis ditemukan tahun 2004 - bersamaan dengan rilis trilogi film Lord of the Rings - dan sejak itu memicu kekacauan dalam masyarakat sains.

"Ini merupakan mahluk aneh - tingginya hanya 1 meter dengan ukuran otak kecil dan perpaduan karakter primitif dan lebih maju - dan tak seorang pun tahu pasti apa ini dan apa yang harus kami simpulkan," kata Dr van den Bergh.

Dia mengatakan ada sejumlah hipotesa mengenai temuan ini, termasuk bahwa ini merupakan versi kerdil dari Homo erectus atau bahwa ini berasal dari leluhur manusia yang lebih kecil seperti Homo habilis.

"Yang jadi masalah dengan hipotesa itu adalah mahluk-mahluk tersebut tidak pernah ditemukan di luar Afrika," jelasnya.

"Sekarang temuan ini menunjukkan bahwa 700 ribu tahun silam leluhur Homo floresiensis telah sama kecilnya dengan manusia hobbit sendiri, dan kedua, ini menghubunglan antara Homo erectus dan Homo floresiensis," ujarnya lagi.

Reviewer independen pada Jurnal Nature, Aida Gomez-Robles dari Jurusan Antropologi George Washington University, mendukung adanya hubungan antara Homo erectus dan Homo floresiensis.

"(Namun), tetap banyak perdebatan mengenai hal ini," kata Dr Gomez-Robles.

"Meskipun saya pikir fosil-fosil ini berasal dari Homo erectus, ada orang yang menganggapnya berasal dari Homo habilis," jelasnya.

Salah satu pendapat berbeda disampaikan pakar antropologi biologis dari ANU Colin Groves, yang menyatakan tidak cukup fosil untuk memastikan adanya hubungan dengan Homo erectus.

"Saya cenderung di sisi pemikiran lainnya, yang menyatakan bahwa ini berasal dari sesuatu seperti Homo habilis, yang merupakan spesis yang tinggal di Afrika dari 2,3 hingga 1,4 juta tahu silam," ujar Professor Groves.

"Ini adalah spesis ukuran kecil dengan ukuran otak kecil dan gigi yang tampak istimewa, lengan yang agak panjang dan kaki pendek," katanya.

"Mereka menyebar ke dunia tropis purba kira-kira setelah 2 juta silam - kita tak tahu kapan - dan akhirnya berakhir di Flores sejauh ke timur seperti yang dilakukan setiap manusia pra modern," katanya.

Satu-satunya cata membuktikan temuan ini adalah dengan menemukan lebih banyak fosil seperti tulang pergelangan dan tengkorak, pencarian menantang yang siap dilakukan tim peneliti ini.

"Banyak pulau lainnya di wilayah timur Bali dan di antara Asia dan Australia yang mungkin memiliki jenis manusia awal dalam bentuknya yang tidak diketahui, dan tak seorang pun yang mencari tulang-belulang mahluk-mahluk tersebut," kata Dr Adam Brumm.

Berita Terkini