Zaman Boleh Modern, Tapi Bendi Tetap Eksis di Tomohon

Penulis: Ryo_Noor
Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesiar dengan Bendi.

Laporan wartawan Tribun Manado Ryo Noor

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Perkembangan zaman lebih modern, tak lantas memaksa hal-hal berbau tradisional menepi. Sarana transportasi misalnya. Kendaraan canggih silih berganti memenuhi jalanan, moda transportasi pun mengikuti perkembangan zaman, namun moda transportasi bendi tetap bertahan di tengah hiruk pikuknya aktivitas Kota Tomohon.

Sedikitnya 7 bendi antre berjejer di pusat kota Tomohon, tepatnya di perempatan jalan depan Rumah Sakit Bethesda Tomohon, Kamis (10/3) siang.

Kendaraan tradisional yang memanfaatkan tenaga kuda itu tengah menanti penumpang atau istilahnya sedang bajalur.

Terik matahari itu cukup menyengat para kusir di atas bendi. Sejumlah kusir masih tejaga, namun beberapa di antaranya tak kuat melawan kantuk siang jelang sore hari itu.

Hari itu para kusir sedang beruntung penumpang lagi lancar menggunakan jasa bendi mereka.

"Lumayan (penghasilan) hari ini," kata Denny Kalalo.

Moda transpotasi modern datang silih berganti tapi Bendi kata Kalalo tak mau menyerah dan tetap bertahan.

Data terakhir ada sekitar 105 bendi yang ada di Kota Tomohon, namun hanya sekitar 50 yang aktif.

Tarif bendi saat ini Rp 4000. Rute yang biasa dilalui bendi yakni di antaranya Pusat Kota-Kaaten, Pusat Kota-Multi Mart, dan Multi Mart-RS Gunung Maria. "Rute-rute ini biasanya dipatok Rp 4000 per orang," katanya.

Memang moda transpotasi bendi tak sembarang memilih jalur yang dilalui, rutenya pun terbatas tergantung juga jauhnya lokasi tujuan, maupun kountur jalan "Bendi kan kesulitan kalau harus naik gunung," kata dia.

Kalau lokasi yang dituju jauh maka tarif diatur sesuai kesepakatan antara kusir dan penumpang. Untuk jam operasi biasanya pagi sampai sore hari, namun menurutnya ada beberapa bendi yang keluar malam hari.

Saingan Bendi kata Denny yakni ojek, sebenarnya bendi sempat mangkal di daerah Matani namun belakangan kalah bersaing dengan ojek.

Rata-rata per hari kata Denny kusir bendi bisa mengantongi Rp 80 ribu sampai 100 ribu. Jika dilihat angka itu nampaknya cukup menjanjikan, apalagi bendi tak seperti kendaraan lain yang harus melakukan pengisian bensin. Namun, kebutuhan hidup sudah makin besar.

Lanjut pria yang baru 8 tahun itu menjadi kusir bendi, para pelanggan bendi anak-anak sekolah. Jika pulang sekolah biasanya mereka rombongan. "Kalau naik bisa 5-6 orang," kata dia.

Jika tak menarik bendi para kusir kebanyakan berkebun. Denny mengungkapkan, meski zaman sudah modern saat ini tak menyurutkan langkah para kusir bendi untuk bersaing dengan kendaraan modern.

Berita Terkini