Tiga Titik Api Baru Muncul di Hutan Tangkoko

Penulis: Christian_Wayongkere
Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan wartawan Tribun Manado Christian Wayongkere

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG -   Anggaran Rp 300 juta lebih yang ada di pemda Kota Bitung untuk tanggap bencana atas terbakarnya hutan Konservasi Tangkoko hingga kini tak kunjung jelas pencairannya.

Adri Supit kepala Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kota Bitung tak menampik, kata Adri dana itu masih tertahan di bagian keuangan.

"Kami tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan pemadaman api di Hutan Tangkoko. Sementara dana dalam instansinya sudah menipis karena sudah dipakai selama dua hari berturut-turut digunakan untuk pemadaman api pada pekan lalu, sehingga saat ini kami harus menunggu dana bencana ini," ungkap Supit, Kamis (15/10).

Hambali Mokodongan Kepala Pengendalian Operasi Manggala Agni BKSDA Sulut Hambali Mokoagouw kepada awak media mengungkapkan kondisi hutan Tangkoko yang sempat berangsur padam apinya, pada Rabu kemarin muncul lagi titik apai yang baru dikawasan konservasi. "Ada 3 lagi yang baru muncul namun titik api ini adalah titik api terbesar berada lokasi Patar Duasudara atau Cagar alam Duasudara 7 kilometer dari titik flycamp milik relawan dan tim Manggala Agni," ujar Hambali.

Lanjutnya, untuk memadamkan api itu saat ini ada sekitar 33 petugas manggala agni dan relawan pencinta alam sudah berada di tengah hutan memakai sistem flycamp guna mengefektifkan proses pemadaman.

"Namun untuk relawan kami mendapatkan kendala dengan kekurangan logistic. Akibatnya sejumlah relawan harus dipulangkan karena kondisi fisik yang menurun," akunya.

Pihaknya menduga penemuan titik api yang baru penyebabnya adalah ulah manusia yang sengaja membakar hutan, niat untuk berburuh pihak yang tak bertanggung jawab ikut bakar hutan. "Ini dibuktikan saat mendatangi lokasi tersebut, Tim Manggala Agni mendapati sejumlah temuan yang berkaitan dengan aktifitas berburu hewan. Sudah begitu, lokasi dimaksud memang berada di jalur perburuan. Kita menemukan beberapa dodeso (perangkap hewan) di sekitar lokasi. Ini membuktikan ada kesengajaan dari pihak tertentu, dalam hal ini pemburu hewan. Sebab dodeso terlihat sengaja dipasang di titik-titik tertentu, dengan tujuan ketika api membesar, hewan-hewan akan lari dan masuk ke situ," tukasnya.

Terpisah Wesly Tamasiro koordinator Lapangan dari Forum Komunikasi Pencinta Alam (FKPA) Bitung menjelaskan jika sudah selama dua bulan berada di posko operasi padam, membuat logistic mulai berkurang. "Kami relawan yang ada di posko kini beberapa diantaranya harus dipulangkan karena ada yang kondisinya mulai menurun akibat pasokan gisi tidak diberengi dengan banyaknya kalori yang keluar saat pemadaman api yang jaraknya mencapai 10 Kilo meter," keluh Wesly.

Kata Wesly, jika persoalan utama dari para relawan adalah kekurangan logistik, meski sempat mendapat berbagai macam bantuan dari relawan di Kota Bitung namun tidak bisa tahan lama untuk memenuhi kebutuhan puluhan relawan yang ikut dalam misi kemanusiaan memadamkan api di Hutan Tangkoko. "Kalau logistik masih mencukupi, maka kami akan membuka kembali perekrutan relawan. Seperti sebelumnya yang sempat mencapai 100 orang, kiranya pemerintah dapat melihat persoalan ini sebagai persoalan mendesak kalau lambat ditangani maka kebakaran hutan bisa mencapai 3000 ha, apalagi saat ini hujan belum juga turun," tukasnya

Berita Terkini