TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Kasus Pembunuhan terhadap dua orang bocah yang tewas dengan cara dibacok dan digorok oleh Nyong (17) warga kelurahan warga Kelurahan Pateten 3 lingkungan 4 RT 15 membuat gempar oleh seluruh warga Kota Bitung diawal tahun 2014 dengan sio hewan Kuda.
Tak mudah untuk menangkap pelaku pembunuhan oleh aparat kepolisian dalam hal ini Buser polres Bitung dibawah pimpinan Kanit Buser Polres Bitung AIPTU Mansur Tangahu damana dalam pengungkapan kasus tersebut perlu kesabaran yang tinggi untuk menangkap pelaku pembunuhan. "Perlu kesabaran dan keuletan untuk melumpuhkan tersangka," tutur Mansur kepada Tribun Manado didampingi jajarannya di polres Bitung. Menurut Mansur jajarannya harus mengeluarkan tutur kata yang baik-baik kepada si tersangka dimana pada saat dimintai keterangan akan keterkaitannya dalam kasus pembunuhan tersebut Nyong sempat menyembut beberapa sebagai pelakunya.
"Dia sembut ada banyak nama yang melakukan perbuatan itu, kemudian dia juga menyebut kalau dia hanya disuruh hingga akhirnya dia mengakui perbuatannya," kata dia. Menurut Mansur yang paling sulit untuk mengungkat tabir kasus pembunuhan yang dilakukan oleh pria yang mengaku bekerja sabagai buruh pelabuhan di terminal peti kemas Bitung adalah pakaian yang dia gunakan, dimana menurut pelaku dia menggunakan pakaian berwarna hitam sementara dari hasil penyelidikan terhadap saksi-saksi mengatakan dia (nyong) menggunakan pakaian berwarna coklat.
"Masalah pakain ini juga kami sempat tanyakan berulang-ulang baru dia mengaku, dimana pakaian yang dia gunakan di buangnya ke tong sampah di kompleks pasar cita yang jaraknya sangat jauh dengan tempat dimana dia ditangkap. Tak sampai disitu selidik punya selidik pakaian yang dia buang sudah diangkut oleh mobil truk sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Aertembaga sehingga pihaknya bersama dengan petugas sampah harus memilih-milah satu per satu bagian sampah yang dibuang dari kompleks kawasan pasar cita," ujarnya.
Sementara itu dimata AKP Rivo Malonda sosok seorang Nyong merupakan orang yang sangat pinter, dia pinter menyembunyikan semua yang telah dia lakukan meski polisi sudah melakukan berbagai daya dan upaya untuk mengungkapkannya. "Dia orangnya pinter karena dia terpengaruh dengan permaian game online point blank," kata Malonda.
Terpisah Kapolsek Bitung Timur AKP Frelly Sumampouw yang ikut terlibat mengungkapkan tabir kejahatan yang dilakukan oleh Nyong mengatakan dalam satu malam pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap puluhan orang saksi. "Ada sekitar 32 saksi yang kami periksa," kata Frelly. Lanjutnya, melalui kerja sama yang baik antara polres Bitung, polsek Bitung Timur dan masyarakat sekitar pengungkapan terhadap kasus pembunuhan terhadap dua orang bocah akhirnya bisa terungkap. "Tidak lebih dari 1x24 jam kami sudah berhasil menggungkap siapa yang menjadi pelaku kejahatan terjadap dua orang bocah," tambahnya.
Menurutnya yang paling berkesan dari pengungkapan kasus ini adalah bagaiman pihaknya dan buser polres Bitung mencari keberadaan kaos yang dipergunakannya saat membunuh dengan cara membongkar tumpukan sampah di TPA. "Jadi setiap ada truk sampah yang hendak menuju ke TPA kami cagak untuk kami tumpangi menuju ke TPA,s atu per satu sampah yang diangkut dari kompleks pasar citra kami bongkar untuk mencari kantong plastik berwarna hitam tempat dia membungkus koas berwarna coklat yang dia gunakan untuk memnbunuh," kata dia.
Dimata Frelly Nyong sosok yang sudah tidak asing lagi dengan kasus kriminal, beberapa kali Nyong ditangkap melakukan pencurian uang ratusan dan jutaan rupiah milik warga sekitar. "Kasus pencurian yang selalu dilakukan oleh Nyong tidak pernah diproses hukum atau istilahnya bromocora adalah orang yang sering melakukan perbuatan hukum namun tidak pernah menjalani proses hukuman," Frelly menandaskan. *
Polisi Bongkar Sampah di TPA Aertembaga
Penulis: Christian_Wayongkere
Editor: Lodie_Tombeg
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger