Monyet Hitam Sulawesi Terancam Punah

Penulis: Fransiska_Noel
Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan wartawan Tribun Manado Fransisca Noel


TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG -
Monyet hitam Sulawesi (Macaca nigra) yang merupakan satwa endemik Sulawesi kini populasinya kian menurun.

Data yang dihimpun Tribun Manado dari pusat pengawasan Cagar Alam Tangkoko yang berada di Kawasan Taman Nasional Wisata Alam Batu Putih, kelurahan Batu Putih kecamatan Ranowulu, kota Bitung diperoleh informasi jumlah populasi satwa ini mengalami penurunan sangat signifikan selang dua dekade terakhir.

"Akhir tahun 1989 jumlahnya masih sekitar 26 ribu ekor lebih, saat ini yang tersisa hanya sekitaran tiga ribu ekor," ungkap Jhony Lengkey, Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam Tangkoko, Senin (17/6).

Menurut Jhony, salah satu penyebab besar menurunnya jumlah populasi Macaca nigra karena perburuan manusia.

"Adanya pemukiman warga disekitar kawasan cagar alam dan kawasan wisata Batu Putih sangat memungkinkan mendorong masuknya oknum-oknum tertentu tanpa ijin, ke lokasi cagar alam yang kemudian melakukan perburuan," tuturnya.

Mirisnya,  perburuan Macaca nigra oleh sejumlah oknum warga lokal ini, menurut Jhony kebanyakan untuk dikonsumsi dagingnya.

"Memang dari dulu terkenal disini warga senang makan daging monyet. Memang sudah tidak sebanyak dahulu, tetapi dampak perburuan ini cukup mengancam kelangsungan populasi satwa khas Sulawesi ini," tutur Jhony.

Jhony mengakui, pengurangan populasi Macaca nigra tidak akan signifikan jika berlangsung secara alami. "Memang Macaca nigra juga ada predatornya semisal ular, tetapi pengurangannya tidak akan signifikan. Tetapi kalau diburu manusia, jumlahnya berkurang sangat banyak," terang Jhony.

Minimnya personil patroli di lokasi cagar alam, diakui Jhony menjadi alasan sulitnya mengawasi aksi perburuan satwa.

"Saat ini personil Polisi Hutan saja hanya ada tiga orang untuk menangani kawasan taman wisata alam Batu Putih seluas 615 hektar dan sekitar 3 ribu hektar kawasan cagar alam Tangkoko. Sangat jauh dari ideal," keluhnya.

Solusi lain yang dilakukan untuk meredam pengurangan populasi satwa Macaca nigra adalah dengan gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat. "Sosialisasi secara kontinyu ke masyarakat terus kami lakukan untuk memberi kesadaran bahwa semua satwa yang ada disini dilindungi termasuk Macaca nigra. Perburuan tak terkendali hanya akan memunahkan satwa yang menjadi kebanggan Sulawesi Utara ini," tutur Jhony.

Tambahnya, sosialisasi juga dilakukan seputar aturan hukum dan tindakan hukum yang akan dikenakan bagi siapa saja yang tanpa izin memasuki kawasan cagar alam dan melakukan perburuan satwa.

"Meskipun sudah ada sosialisasi, kami juga berharap akan ada penambahan personil Polhut untuk lakukan patroli rutin, termasuk  penambahan alat pendukung semisal kendaraan patroli dan alat komunikasi," terangnya.

Kawasan taman wisata Batu Putih dan cagar alam Tangkoko sendiri berada langsung di bawah tanggung jawab Kementrian Kehutanan RI, yang dikelola secara teknis oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam provinsi Suluawesi Utara.

Berita Terkini