Unjuk Rasa

Massa Bitung Kecewa

Penulis:
Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan wartawan Tribun Manado Robertus Rimawan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO
- Massa buruh Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) yang berdemonstrasi sebagian besar berasal dari Bitung. Ketua Federasi Buruh pelabuhan laut dan nelayan (Bupela) SBSI Bitung Rocky Oroh saat dihubungi Tribun Manado mengaku kecewa dengan tidak ditetapkannya UMP saat itu. "Seluruh daerah sudah ada penetapan tinggal Sulut, saya curiga ini ada permainan. Keinginan kami jelas di angka Rp 1.750.000 kalau mau diturunkan sedikit saja jangan terlalu banyak," jelasnya. Menurut Rocky target awal demonstrasi adalah gubernur langsung memberikan angka dan menetapkan saat itu juga, Selasa (11/12/2012).

Selain itu Rocky mengaku massa Bitung juga kecewa pada beberapa pengurus yang seolah mengamankan statement gubernur dan tak mendesak agar UMP segera ditetapkan namun menurutnya itu biar menjadi masalah internal di KSBSI. "Bila nanti ditetapkan di bawah Rp 1.750.000 kami paling tidak buruh di Bitung akan terus melakukan demo, karena angka tersebut sudah melalui kajian kebutuhan hidup layak (KHL) di Sulut," jelasnya.

Saat ditemui Tribun Manado, Korwil KSBSI Sulut Jack Andalangi tak membantah banyak buruh yang kecewa dengan kebijakan gubernur. Namun ia membantah tudingan tak tegas di depan gubernur. Awalnya Jack ketika di dewan selalu menyebutkan angka Rp 1.750.000 agar ditetapkan menjadi UMP di Sulut, namun ketika mewakili buruh dan berbicara di depan gubernur ia tak menyebut angka tersebut, justru menyerahkan semua keputusan pada gubernur. "Tak perlu saya sebutkan angkanya, usulan angka tersebut sudah ada di meja gubernur," ujarnya.

Angka Rp 1.750.000 menurutnya bukanlah angka mati, ia memberikan angka toleransi. Angka toleransinya Rp 1.500.000 berbeda saat diwawancarai Tribun Manado beberapa waktu lalu, angka toleransi mencapai angka Rp 1.300.000. "Saya sudah menjalankan sesuai peran saya," katanya menanggapi pertanyaan unjuk rasa yang cenderung 'melempem' ketika di depan gubernur, berbeda ketika demo di DPRD atau di PLN Manado.

Berita Terkini