Unjuk Rasa

Warga Moyag Induk Urung Unjuk Rasa

Penulis:
Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan wartawan Tribun Manado Edi Sukasah

TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU
- Seratusan warga Desa Moyag Induk terpaksa urung berunjukrasa di Kantor Wali Kota Kotamobagu, Senin (3/12/2012). Mereka harus pulang sebelum aksi menentang pergantian sangadi atau kepala desa di desa tersebut dimulai .

Polres Bolmong menyatakan kegiatan tersebut belum ada pemberitahuan kepada pihak kepolisian. Padahal puluhan warga tersebut sudah berkumpul di depam Kantor Telkom yang jaraknya sekitar 100 meter dari Kantor Wali Kota Kotamobagu sejak sekitar pukul 9.30 wita.

Lobi antara koordinator lapangan (korlap) aksi Ulung Paptutungan dengan petugas kepolisian dari Polres Bolmong tidak membuahkan hasil. Walhasil, warga yang kebanyakan perempuan tersebut diangkut pulang menggunakan truk berwarna merah dan pick up atau mobil bak terbuka.

Korlap Ulung Paputungan mengatakan, warga Moyag Induk berencana akan melanjutkan rencana yang tertunda Selasa (4/12/2012). "Besok, kami akan berunjukrasa dengan massa yang lebih banyak, 800 hingga 1500 orang," ujar Ulung sebelum beranjak pulang.

Dia mengatakan, unjukrasa tersebut untuk menentang pergantian Sangadi Desa Moyag Induk dari Rusmin Mamonto ke Fakhrudin Mamonto. Ulung mengatakan, warga tidak mengetahui pencopotan Rusmin yang terpilih pada tahun 2010 sangadi dari posisinya tersebut.

"Kembalikan sangadi terpilih tersebut kepada Saudara Rusmin Mamonto. Ada beberapa masalah yang muncul setelah sangadi baru menjalankan pemerintahan desa. Misal harga beras miskin yang jauh lebih mahal," kata dia.

Rusmin dicopot dari jabatanya pada Juli lalu. Sebelumnya, Rusmin mewacanakan Desa Moyag Induk untuk masuk ke Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Hal tersebut membuat situasi di daerah Moyag memanas karena adanya pro dan kontra wacana tersebut.

Wali Kota Kotamobagu Djelantik Mokodompit kemudian menunjuk Fakhrudin Mamonto sebagai pejabat sementara. Fakhrudin kemudian ditetapkan sebagai sangadi definitif pada 22 November lalu. Ini lah yang memicu aksi tersebut.

Berita Terkini