Laporan Wartawan Tribun Manado Aldi Ponge
LANGKAH gontai wanita sepuh terlihat saat keluar dari dalam rumah. Daema demikian nama wanita sepuh yang oleh warga dipanggil dengan sebutan nenek Ema.
Pascabanjir pada Jumat (9/11/2012) warga Desa Togid, Bolaang Mongondow Timur (Boltim) kini mengalami krisis air bersih dan kesulitan makanan.
Wanita berusia 73 tahun ini dengan malu-malu membuka pintu rumahnya. Pakaian daster warna putih dan penutup kepala dikenakan nenek Ema. "Aduh maaf berantakan. Ini akibat banjir kemarin," kata Nenek Ema menunjuk ke arah lumpur tanah, pada Minggu (11/11/2012)
Nenek Ema sehari-hari hanya tinggal seorang diri. Banjir yang menimpa rumahnya dan warga lainnya membuat dirinya kewalahan. Selain menyelamatkan nyawanya dia harus juga menyelamatkan perkakas rumah tangga miliknya. "Sampai sekarang barang masih dibungkus takut hujan datang lagi," ujar Nenek Ema
Nenek Ema mengaku harus dibantu tetangganya untuk membersihkan rumahnya. Pasalnya 6 anaknya sudah tidak tinggal bersamanya. Banjir pada pekan lalu telah membuat sebagian barang-barangnya rusak. Disebutkanya, kasur, pakaian pun basah dan rusak. Beras yang miliknya pun tidak bisa digunakan karena terendam air. "Ada beras dari bantuan pemerintah tapi mau masak dimana kompor rusak, minyak tanah mahal, tak ada kayu untuk memasak," ungkap Nenek Ema sambil memperlihatkan tungku memasaknya.
Empat makanan siap saji diberikan pemerintah juga tak dimakannya. Tidak terbiasa dan tak enak menurutnya. Nenek Ema pun terpaksa hanya menunggu belas kasihan tetangganya untuk makan. "Kalau ada makanan dari pemerintah lebih baik, membantu kami warga miskin," katanya sembari setuju jika pemerintah membangun dapur darurat agar bisa mengurangi penderitaan warga.
Akibat sering terendam dalam air selama beberapa hari ini membuat kakinya mulai terasa sakit. Dirinya pun harus menahan rasa sakit tersebut karena tidak ada uang untuk berobat. "Kaki sudah hancur karena dalam air terus," keluh Nenek Ema.
Kepala Dinas Sosial Boltim, Imran Golonda saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya seharusnya berencana membangun dapur darurat namun warga menolak dan memilih memasak di rumah mereka.
Sendirian, Nenek Ema Korban Banjir Sungai Togid Butuh Makanan
Penulis: Aldi Ponge
Editor:
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger