Partai Politik

Taufiq: Tak Ada Regenerasi karena 'Lo Lagi, Lo Lagi'

Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MPR RI Taufiq Kiemas

TRIBUNMANADO.CO.ID,JAKARTA -  Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas melihat partai politik tidak melakukan regenerasi yang baik dalam mempersiapkan kader-kadernya sehingga tidak ada figur menonjol yang dihasilkan partai. Hal ini menyebabkan dukungan rakyat pada partai mulai menurun. Padahal, Pemilu 2014 sudah semakin dekat.

"Kepercayaan publik yang rendah terhadap paprol karena memang belum dilihat regenerasi. Kan bahasanya wartawan, karena 'lo lagi lo lagi'. Jadi, dalam survei juga jadi harapannya kecil, semangat perubahannya tidak besar, yang berpartisipasi jadi rendah di survei," ujar Taufiq, Senin (15/10/2012), di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Hasil survei yang menunjukkan melorotnya dukungan terhadap sejumlah partai, lanjut Taufik, harus mendorong partai untuk segera melakukan regenerasi.

"Yang muda-muda kan banyak, tidak boleh diabaikan. Tidak seperti sekarang disurvei partai rendah, tokoh juga rendah, ya karena 'lo lagi lo lagi'," kata suami  Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ini.

Sebelumnya, Saiful Mujani Research Center (SMRC) menyebutk,an adanya penurunan dukungan terhadap Partai Demokrat. Perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 diprediksi merosot sebesar 13 persen atau hampir dua pertiga dari hasil Pemilu 2009. Skandal korupsi yang nemimpa kader-kader Partai Demokrat dinilai melemahkan dukungan masyarakat terhadap partai biru itu. Sebagian besar responden merasa yakin bahwa oknum Partai Demokrat melakukan korupsi.

Hasil survei tersebut juga menunjukkan, publik berpendapat bahwa sebaiknya kader Demokrat yang diberitakan terkait dengan skandal korupsi itu mengundurkan diri atau menonaktifkan diri tanpa perlu menunggu ditetapkan sebagai tersangka, apalagi menunggu vonis hakim. Setidaknya, pendapat itu diutarakan 72,4 persen responden.

Survei tersebut dilakukan melalui wawancana tatap muka pada 5-16 September 2012 terhadap 1.219 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap responden diajukan pertanyaan terbuka (top of mind), mengenai partai mana atau calon dari partai mana yang akan dipilih jika Pemilu diadakan sekarang.

Sementara itu, survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan hasil yang mengejutkan di mana untuk pertama kalinya, partai politik berhaluan massa Islam terancam tak masuk lima besar pada Pemilu 2014. Partai politik yang masuk lima besar dikuasai penuh partai politik berhaluan nasionalis. Dalam rilis terbaru Lingkaran Survei Indonesia, partai Islam mulai tergerus baik secara kepartaian maupun popularitas figur.

"Ini pertama kalinya sejak Pemilu 2004, Pemilu 2009, dan pada survei sebelumnya, partai politik Islam tak satu pun yang masuk ke dalam lima besar dukungan publik. Pada survei Oktober 2012, dukungan partai Islam di bawah lima persen," ujar peneliti Adjie Alfaraby di kantor LSI, Jakarta Timur, Minggu (14/10/2012).

Menurut Adjie, pada Pemilu 2004, partai Islam seperti PKB di posisi ketiga dengan dukungan suara 10,6 persen, PPP di posisi keempat dengan dukungan suara 8,1 persen, disusul partai nasionalis Demokrat dengan dukungan suara 7,5 persen. Pada Pemilu 2009, partai Islam pun masih menempati posisi lima besar yang tercermin dari perolehan suara yang didapat PKS sebesar 7,9 persen. Posisi PKS berada di posisi keempat, disusul dengan PAN yang mendapat perolehan suara 6.0 persen.

Sementara itu, survei Lembaga Survei Nasional yang dirilis hari ini, Senin (15/10/2012), juga menunjukkan, masyarakat menilai setiap partai politik terdapar kader yang terjerat kasus korupsi. Hal ini turut memengaruhi tingkat elektabilitas partai. Partai Demokrat berada di peringkat teratas sebagai partai yang dianggap paling banyak kadernya terjerat kasus korupsi (51,4 persen).

Berita Terkini