Unjuk Rasa

Aksi Demo Warnai Peringatan Sumpah Pemuda di Kotamobagu

Editor:
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa tergabung dalam HMI melakukan unjuk rasa jelang peringatan Sumpah Pemuda

Laporan Wartawan Tribun Manado Kevrent Sumurung

 
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU
- Jelang peringatan hari sumpah pemuda yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober nanti, wilayah Kota Kotamobagu diwarnai aksi demonstrasi. Unjuk rasa tersebut dilakukan, Kamis (27/10/2011).

 Aksi dilakukan oleh dua kelompok. Kelompok pertama dilakukan oleh HMI Bolmong serta BEM STIE. Mereka melakukan long march dari kampus STIE ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotamobagu kemudian dilanjutkan ke Kantor Walikota Kotamobagu dan diakhiri di kampus Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK).

 Sementara kelompok kedua dilakukan oleh LMND Kotamobagu dan PMII Bolmong yang menamakan dirinya sebagai Aliansi Mahasiswa Kotamobagu. Pada aksinya di gedung DPRD Kotamobagu, HMI dan BEM STIE yang sebelumnya sempat dihalangi masuk ke rumah rakyat ini, akhirnya dipersilahkan masuk dengan dijemput langsung personil Komis III Yulianto Dotulong.

 “Tentu saja saya menyambut baik aksi damai kawan – kawan,” ujar Yanto sambil menenangkan massa yang nyaris memaksa masuk menerobos pagar kantor. USai dipersilahkan masuk, massa pun meminta dialog dengan Yanto. Pada dialog tersebut, massa pengunjuk rasa menyampaikan apa yang menjadi aspirasinya.

Mereka menyorotii persoalan pendidikan, dan peran pemuda dalam hal kontrol kebijakanserta tak lupa pula mengkritisi kebiasaan studi banding para wakil rakyat. “Kami harap, dewan bisa secepatnya mempressure pembangunan perguruan tinggi negeri yang representative di daerah bolmong raya, ” teriak Tri Saleh, satu diantara demonstram dalam orasinya.

 “Selain itu, tolong diperhatikan nasib pelajar/mahasiswa yang kurang mampu, jangan hanya selalu sibuk melakukan studi banding,” tambah orator yang juga korlap aksi tersebut. Sementara itu, ketua BEM STIE, Yambat Pontoh dalam orasinya meminta setiap pembahasan APBD oleh Eksekutif dan Legislative agar bisa melibatkan elemen pemuda terutama mahasiswa. Hal ini dipandang perlu mengingat peran pemuda dalam hal control kebijakan adalah sebuah keharusan.

“Kami harap bisa dilibatkan dalam setiap pembahasan APBD, agar nantinya peran kami dalam mengontrol kebijakan bisa dijalankan, apalagi hal ini menyangkut kepentingan rakyat” ujar yambat dalam orasinya.

Sementara itu Dotulong menanggapi aksi tersebut. Dirinya di depan pengunjuk rasa  menjelaskan perlunya upaya duduk bersama dengan seluruh pemimpin di lima Kabupaten/Kota se-Bolmong Raya untuk membahas didorongnya pembentukan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di tanah Totabuan.

Hal ini, mengingat adanya PTN merupakan salah satu pra syarat berdirinya propinsi yang dicita – citakan bersama. “Perlu dilakukan upaya duduk bersama dengan seluruh pemimpin se-Bolmong Raya untuk membahas hal ini,” ujarnya.

Terkait pembahasan APBD yang diminta melibatkan elemen pemuda, dotulong menjelaskan hal itu memang perlu didukung. “Pembahasan APBD memang perlu melibatkan masyarakat luas termasuk elemen pemuda atau mahasiswa,” ujarnya.

Selain itu, dotulong pun menegaskan bahwa untuk masalah perhatian terhadap pelajar/mahasiswa yang kurang mampu bukannya tidak ada, melainkan anggarannya tidak cukup untuk membiayai secara sekaligus. “tidak cukup dianggarkan sekaligus, makanya dilakukan secara bertahap,” pungkasnya.

Mengenai sutid banding, dirinya membantah jika langkah yang dilakukan dewan hanya menghambur – hamburkan uang rakyat. “Berlebihan jika studi banding dikatakan hanya menghamburkan uang. Itu tidak benar, kami studi banding untuk kepentingan rakyat juga,” tegasnya. (kev)

Berita Terkini