Selama
kurang lebih 11 tahun, Pdt Anita Latuperisa-Ontolaeng bersama suami
melayani di Jemaat GMIM Kalvari Desa Kapitu, Amurang Barat.
Dari 11 tahun tersebut, selama dua tahun dua bulan dirinya menjadi Pendeta Jemaat di gereja tersebut.
Minggu
(4/9/2011) Pdt Anita harus berpisah dengan jemaat, karena ditugasi di
Jemaat Makasili, Kumelembuai. Dan dirinya digantikan oleh Pdt Jandri
Terry Kodongan bersama istri Pdt Dyane Rumopa Sth dari GMIM Sion
Malalayang, dalam ibadah pisah sambut yang dirangkaikan dengan
pentahbisan menara geraja.
"Kalau bersama keluarga sudah 11 tahun
disini, tetapi secara pribadi baru dua tahun dua bulan sebagai Pendeta
Jemaat," ujar Pdt Anita.
Di Jemaat yang baru nantinya yakni di
Desa Makasili, Pdt Anita akan berkumpul lagi bersama suami Pdt Izak
Latuperisa juga untuk melayani.
"Selama disini saya tidak akan
pernah melupakan kenangan bersama jemaat. Karena jemaat menerima
kekurangan dan keterbatasan saya untuk melayani," ujarnya.
Ibadah
dipimpin langsung oleh Pdt Piet Tampi STh Msi, Ketua Sinode GMIM,
dengan mengambil nats pembimbing dari Kitab Yehezkiel 14:1-11, yang
bertema Hukuman Terhadap Penyembah Berhala.
Dalam khotbahnya Pdt
Tampi mengatakan, merasa bersyukur karena sekian tahun perjuangan
membangun rumah ibadah, Jemaat GMIM Kalvari dapat melengkapi kondisinya
dengan menara.
"Kita berharap kehadiran gedung gereja ditambah
menarannya ini, betul-betul diyakini jemaat bahwa Injil Tuhan telah ada
disini, dan tidak ada illah lain di jemaat ini," ucap Tampi.
Tampi
mengaitkan dengan nats pembimbing, dimana Allah telah memilih umat
Israel sebagai pilihannya. Namun dalam perjalanan banyak diantara mereka
yang mulai melecehkan Tuhan dengan beralih ke kuasa-kuasa gelap yakni
penyembahan berhala atau illah lain. Ini melahirkan kemarahan Tuhan,
sehingga Tuhan mengizinkan Israel dijajah bangsa lain, dan pembuangan di
babel.
Mengenai pisah sambut Pendeta Jemaat, kata Tampi pelayan
Tuhan harus terus mengajarkan Firman Allah kepada jemaat, dan senantiasa
membimbing umat di jalan yang benar.
"Agar terus membangun
komitment hidup didalam Tuhan, hamba Tuhan hadir untuk terus melayani
sehingga jemaat tidak beralih ke illah lain. Jika ini terus dilakukan
Pelayan Jemaat, maka Jemaat ini akan disayangi Tuhan," ucapnya.
Ibadah
ini juga dihadiri Drs Sonny Tandayu, Wakil Bupati Minsel. Dalam
sambutannya dirinya mengaku sukacita bersama pendeta yang bertugas di
GMIM Kalvari dan yang betugas ke tempat lain, serta menyukuri
pembangunan menara gereja.
"Pendeta jemaat itu seperti pemimpin,
harus membawa motivasi dan semangat dalam pelayanan, baik itu berkaitan
dengan kesatuan dan persatuan, disiplin, membesarkan pelayanan kepada
masyarakat dan gereja," ucap Tandayu.
Lanjutnya, Pendeta Jemaat juga harus berbaur dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi-aspirasi masyarakat, bahkan kritik.
"Bahkan kritik masyarakat, sebab pemimpin harus membuka diri terhadap kritik," Imbuh Tandayu.
Pentahbisan Menara dan Pisah Sambut Pendeta GMIM Kalvari Kapitu
X
Penulis: David_Kusuma
Editor: Andrew_Pattymahu
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger