Jemmy Asiku
Pengusaha Jemmy Asiku Tanam 38 Ribu Pohon Rica Jelang Nataru, Upaya Cegah Inflasi Pangan di Sulut
Menunjukkan kepeduliannya terhadap potensi inflasi musiman yang kerap melanda Sulut setiap akhir tahun.
MANADO - Pengusaha Jemmy Asiku mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga pangan di Sulawesi Utara (Sulut) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru atau nataru.
Jemmy Asiku melaksanakan program penanaman 38 ribu pohon rica (cabai).
Dengan program itu, Presiden Direktur PT Habitat Asri dan pemilik pusat perbelanjaan itCenter Manado ini menunjukkan kepeduliannya terhadap potensi inflasi musiman yang kerap melanda Sulut setiap akhir tahun.
Jemmy Asiku mengatakan, langkah ini bukan hanya bentuk kepedulian sebagai pelaku usaha, tetapi juga sebagai kontribusi nyata untuk membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan daerah.
“Kita tahu setiap akhir tahun harga pangan, terutama cabai, cenderung melonjak. Saya melihat ini bukan hanya masalah pasar, tapi momentum bagi kita semua untuk mengambil bagian dalam solusi,” ujar dia dalam rilis yang diterima Tribun Manado, Sabtu (4/10/2025).

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Manado yang baru dilantik pada Juli 2025 lalu menegaskan, pelaku usaha harus mengambil peran aktif, tidak hanya dalam roda ekonomi, tetapi juga dalam stabilitas sosial dan kesejahteraan masyarakat.
“Kadin Manado punya tanggung jawab moral untuk menjadi mitra strategis pemerintah, termasuk dalam menjaga inflasi pangan tetap terkendali,” tambahnya.
Langkah ini disambut baik oleh berbagai pihak, terutama karena dilakukan jauh sebelum periode Nataru tiba.
Dengan masa tanam dan panen yang tepat, Jemmy berharap hasil cabai dari 38 ribu pohon tersebut dapat memenuhi sebagian kebutuhan lokal tanpa harus tergantung pada pasokan luar daerah.
“Kita ingin Sulut bisa mandiri dalam hal kebutuhan dasar, ini bagian dari ketahanan ekonomi lokal,” jelasnya.
Jemmy melihat langsung dampak fluktuasi harga terhadap daya beli masyarakat.
“Kalau harga cabai meroket, bukan hanya konsumen yang terdampak, tapi pedagang kecil juga kesulitan. Ini efek berantai. Jadi upaya ini kami harapkan bisa menstabilkan pasar dari hulu ke hilir,” ungkapnya.
Ke depan, Jemmy berharap langkah kecil ini bisa menjadi pemantik semangat bagi pelaku usaha lainnya untuk lebih proaktif dalam menjaga keseimbangan ekonomi daerah.
“Saya percaya, dunia usaha punya kekuatan besar kalau disinergikan dengan kebijakan pemerintah. Dan menjaga harga cabai tetap terjangkau, mungkin terlihat sepele, tapi dampaknya sangat luas,” tutupnya dengan senyum optimis. (adv)