Kebakaran di Tomohon
Sosok Prof Roos Kotambunan di Mata Mantan Mahasiswanya, Figur Dosen yang Tegas dan Baik Hati
Sosok Prof Roos Kotambunan di Mata Mantan Mahasiswanya, Figur Dosen yang Tegas Tapi Baik Hati
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Ventrico Nonutu
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepergian Prof Dr Roosje Clarisse Kotambunan SpN (K) meninggalkan duka bagi banyak orang.
Tidak hanya keluarga, dukacita dan rasa kehilangan turut dirasakan mereka yang pernah menjadi anak didik almarhum.
Prof Roos Kotambunan seorang dokter.
Ia guru besar pakar neuro sains (ilmu saraf) di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
Para anak didik mengenang Prof Roos sebagai figur dosen yang tegas dan berorientasi tugas.
"Beliau guru saya. Ia tegas, berorientasi tugas, sedikit bicara tapi baik hati," kenang Dr dr Taufiq Pasiak MKes MPdI kepada Tribunmanado.co.id, Selasa (19/8/2025).
Dokter Taufiq, pakar ilmu otak pernah menjadi mahasiswa almarhum di era 90-an.
Kata Pasiak, almarhum pernah memegang jabatan struktural di Unsrat, khususnya Fakultas Kedokteran.
"Kalau tidak salah, salah satunya Kepala Bagian Neurologi FK (Fakultas Kedokteran)," ujar Pasiak yang kini menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Prof Roos Kotambunan meninggal dalam usia 83 tahun.
Ia turut jadi korban kebakaran homestay miliknya di Jalan Raya Walian, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Minggu 17 Agustus 2025 sore.
Berdasarkan pernyataan Polisi, terdapat tiga korban jiwa dalam musibah tersebut.
Selain Prof Roos, dua korban lainnya Yeskri Demsi Wongkar (42), warga Desa Kali, Kecamatan Pineleng Minahasa dan Elen Rosali Parengkuan (49), warga Sario Kotabaru Manado.
Warga Lihat Prof Ros di Dekat Tangga
Saat api mulai membesar, warga sempat melihatnya berada di lantai dua bangunan.
“Korban sudah tua, tinggal duduk di kursi roda,” cerita Samuel, warga saat diwawancara di lokasi tempat kejadian perkara (TKP), Senin 18/8/2025.
Ia menuturkan, ketika api kian menyala, sang korban terlihat berada dekat tangga, seolah berusaha mencari jalan keluar.
Namun kobaran api terlalu cepat menjalar.
“Tidak ada yang berani ke sana karena api besar sekali. Kami hanya bisa lihat dari jauh,” tambahnya lirih.
Warga yang panik tak mampu berbuat banyak.
Beberapa hanya berteriak, berharap ada keajaiban.
Tiga mobil pemadam kebakaran dan satu unit armored water canon (AWC) milik Polres Tomohon juga diterjukan untuk membantu pemadaman api.
Sayangnya, Ros akhirnya tak bisa diselamatkan.
Suami Korban Tak Bisa Berbuat Banyak
Humas Polres Tomohon, Iptu Musalino Patah, menyampaikan keterangan berdasarkan pengakuan suami korban, Edi.
Saat kejadian, Edi berada di bagian belakang penginapan bersama cucunya.
Tiba-tiba, seorang karyawan dengan panik datang dan memberi tahu bahwa bangunan homestay terbakar.
Mendengar itu, Edi bergegas menuju ke lokasi dengan maksud menolong istrinya.
Namun, setibanya di tempat kejadian, kobaran api sudah terlampau besar.
Ia tak bisa berbuat banyak selain menunggu petugas pemadam.
“Saksi tidak bisa berbuat apa-apa karena api sudah membesar,” kata Iptu Musalino.
Edi hanya bisa pasrah menunggu para petugas datang untuk memadamkan api tersebut.
Dalam insiden ini, tiga orang dipastikan meninggal dunia.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran bersama satu mobil watercanon Polres Tomohon dikerahkan ke lokasi.
Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 20.00 Wita.
Hingga kini, polisi masih melakukan olah TKP dan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran.
Ada Cekcok Sebelum Kejadian
Sekira pukul 16.30 Wita, api mulai membakar homestay tersebut.
Sebelum kejadian, dikabarkan ada dua orang yang terlibat cekcok disitu.
Seorang anggota keluarga korban, Geb, menyampaikan bahwa api pertama kali terlihat dari motor yang berada di area bawah homestay.
“Katanya api dari situ, kemudian membesar dan merambat ke bagian bangunan,” ujarnya singkat saat ditemui di lokasi, Senin (18/8/2025).
Ia tak memberikan informasi lebih lanjut terkait kebakaran tersebut.
"Kami keluarga dari Bitung, baru datang hari ini, jadi cuma itu informasi yang kami dapat," kata dia.
Informasi serupa juga diperkuat oleh keterangan beberapa warga.
Mereka menyebut sebelum kejadian, sempat terjadi keributan antara seorang perempuan dan seorang laki-laki di sekitar homestay.
Tak lama setelah cekcok itu, terdengar ancaman untuk membakar motor yang terparkir di bawah bangunan.
“Ada cekcok, seperti suami istri," warga yang enggan menyebut nama.
Warga tersebut mengaku tak tau penyebab cekcok tersebut.
"Tapi kami menduga si lelaki ada hubungan gelap dan istrinya datang marah-marah di homestay,” jelas warga tersebut.
Sekitar pukul 17.00 Wita, warga melihat api mulai membesar di area bawah homestay.
Tak lama kemudian terdengar ledakan keras, diduga berasal dari sebuah mobil yang terparkir berdekatan dengan motor tersebut.
Ledakan itu membuat kobaran api semakin cepat menjalar dan melahap seluruh bangunan.
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
Polisi telah memasang garis polisi di lokasi dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi.
"Untuk kronologi masih sementara diselidiki," ujar Humas Polres Tomohon, Iptu Musalino Patah via WhatsApp.
(TribunManado.co.id/Ndo)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.
Daftar Nama 3 Korban Meninggal dalam Kebakaran Homestay Mountain View di Walian Tomohon Sulut |
![]() |
---|
Identitas 3 Korban Tewas Kebakaran Homestay di Tomohon Sulawesi Utara, Polisi Tunggu Hasil Labfor |
![]() |
---|
Sosok Profesor Ros Kotambunan, Korban Kebakaran Homestay Mountain View Tomohon Sulut |
![]() |
---|
Sebelum Kebakaran Terjadi Cekcok Antara 2 Orang di Homestay MV Walian, Terdengar Ancaman Bakar Motor |
![]() |
---|
Ini Hal yang Terjadi Sebelum Homestay Mountain View Tomohon Terbakar, Dilihat oleh Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.