Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Profil

Profil Shefatia Taroreh, Paskibraka Pembawa Baki Upacara HUT ke-80 RI di Langowan Raya Minahasa

Shefatia Eirene Taroreh, Paskibraka pembawa baki dalam upacara HUT ke-80 RI di Lapangan Schwarz, Kecamatan Langowan Raya, Minahasa, Sulut.

|
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Frandi Piring
Dok. Pribadi Shefatia Eirene Taroreh
PASKIBRAKA - Profil. Shefatia Eirene Taroreh, paskibraka pembawa baki dalam upacara HUT ke-80 RI di Lapangan Schwarz, Kecamatan Langowan Raya, Minahasa, Sulut. Rere merupakan siswi SMKN 1 Langowan, jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia juga digelar di Lapangan Schwarz, Kecamatan Langowan Raya, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Minggu (17/8/2025), kemarin. 

Upacara berjalan khidmat dari awal hingga selesai.

Pada momen itu, ratusan pasang mata juga tertuju pada sosok gadis muda yang melangkah mantap menuju panggung kehormatan, membawa baki berisi Sang Merah Putih. 

Ialah Shefatia Eirene Taroreh yang dipercaya sebagai pembawa baki Paskibraka Langowan Raya Minahasa 2025.

Di balik senyum tenangnya, cewek dengan nama akrab Rere ini mengaku masih sulit percaya ia bisa terpilih untuk tugas yang begitu penting. 

“Saya sangat bersyukur bisa dipercaya menjadi pembawa baki di upacara ini. Rasanya luar biasa, haru, dan penuh kebanggaan,” ujarnya saat dihubungi via WhatsApp (Senin 18/8/2025).

Baginya, membawa Sang Merah Putih bukan sekadar tugas seremoni, melainkan sebuah kehormatan yang akan ia kenang seumur hidup.

“Ini bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk keluarga, sekolah, dan teman-teman yang selalu mendukung,” kata siswi SMKN 1 Langowan, jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ini.

Menjadi bagian dari Paskibraka bukan perkara mudah. 

Sejak awal seleksi, Rere harus bersaing dengan puluhan siswa lain dari berbagai sekolah di Langowan Raya. 

Tes fisik, kedisiplinan, serta mental yang kuat menjadi penentu.

Latihan demi latihan dilalui dengan penuh ketekunan. 

Panas terik matahari, kehujanan, kelelahan, bahkan rasa ingin menyerah sempat datang. 

Namun semangat juang dan doa keluarga membuatnya bertahan. 

“Saya selalu ingat pesan orang tua, kalau sudah memulai sesuatu jangan setengah-setengah. Itu yang jadi motivasi saya,” ujar Rere.

Shefatia adalah putri dari pasangan Melky Taroreh dan Riva Tasik. 

Keduanya tak pernah berhenti memberikan semangat, baik selama proses seleksi maupun saat ia menjalani latihan intensif menjelang upacara.

Di balik seragam Paskibraka yang gagah, Shefatia menyimpan cita-cita yang selaras dengan jiwanya yang kreatif. 

Rere bermimpi menjadi seorang desainer grafis profesional serta ingin suatu saat nanti karyanya bisa dikenal luas dan bermanfaat bagi banyak orang. 

“Saya percaya kreativitas bisa menjadi cara untuk membangun bangsa. Sama halnya dengan disiplin yang saya pelajari di Paskibraka,” katanya penuh keyakinan.

Bagi Rere, pengalaman sebagai Paskibraka bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang menuju masa depan. 

Ia ingin terus berprestasi, baik di bidang akademik, kreativitas, maupun kehidupan sosial.

“Saya berharap teman-teman muda tidak takut bermimpi. Apa pun cita-cita kita, kalau kita mau berusaha sungguh-sungguh, pasti bisa tercapai,” pesannya.

Profil 

- Nama Lengkap: Shefatia Eirene Taroreh (panggilan/sapaan akrab: Rere)

- Tempat, Tanggal Lahir: Langowan, 27 Agustus 2010

- Sekolah: SMKN 1 Langowan

- Jurusan: Desain Komunikasi Visual (DKV)

- Cita-cita: Desainer Grafis

- Orang Tua: Melky Taroreh & Riva Tasik

Tentang Paskibraka

Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, yaitu pasukan khusus yang terdiri dari pelajar SMA/sederajat terpilih dari seluruh Indonesia yang bertugas dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus.

Melansir paskibraka.bpip.go.id, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 51 tahun 2022 tentang Program Paskibraka, pembentukan Paskibraka tidak disiapkan sebatas untuk menaikkan dan menurunkan bendera pusaka merah putih, namun menjadi suatu program pengkaderan calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila.

Prosedur pembinaan yang telah tersistem dalam pemusatan pendidikan dan pelatihan terdiri dari pembelajaran aktif ideologi Pancasila dan pemantapan nilai wawasan kebangsaan, pelatihan yang terdiri dari pelatihan kepemimpinan dan pelatihan baris-berbaris serta pengasuhan untuk membentuk generasi yang tangguh, mandiri dan berkarakter Pancasila. 

Dengan pola pembinaan di atas diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kebangsaan. 

Setelah melewati tahap tersebut, para Paskibraka siap menjadi calon pemimpin bangsa masa depan yang memiliki jiwa nasionalisme dan berjiwa Pancasila.

Formasi pengibaran terbagi menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:

Pasukan 17 sebagai pengiring (pemandu).

Pasukan 8 sebagai pembawa bendera (inti).

Pasukan 45 seabgai pengawal.

Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yakni 17 Agustus 1945 (17-8-45.

(TribunManado.co.id/Pet)

-

Baca juga: Profil Prayshe Lengkong, Gadis Cantik Pembawa Sang Merah Putih di Upacara HUT ke-80 RI di Minahasa

 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved