Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemkab Bolmong

Dekranasda Bolmong Luncurkan Batik Bicolano, ASN dan Siswa Punya Motif Berbeda

“Terima kasih atas support dari pemkab, Batik Bicolano bisa diterima. Salut buat IKM Morobayat yang menghadirkan batik Bicolano untuk ASN,”

Penulis: Sujarpin Dondo | Editor: Isvara Savitri
Dok. IKM Morobayat
BATIK BOLMONG - Batik Bicolano di Bolmong, Sulawesi Utara. Motif batik ini sudah diluncurkan oleh Dekranasda Bolmong. 

Ini mencerminkan bahwa orang yang dinaungi memiliki kedudukan tinggi dan dijaga martabatnya.

Dalam konteks adat, payung bukan sekadar alat pelindung dari hujan atau panas, tetapi simbol penghormatan spiritual dan sosial.

Selain itu payung adat juga sebagai lambang kekuasaan dan kepemimpinan.

Biasanya, hanya tokoh–tokoh tertentu seperti pemimpin adat, seperti bupati, raja, atau pejabat tinggi adat yang berhak dinaungi dengan payung adat.

Baca juga: Sosok Chelsi Amba, Atlet Pencak Silat Asal Bolmong yang Raih Juara di Tingkat Nasional

Baca juga: Pengakuan Saksi Ketika Kebakaran Homestay di Tomohon Sulut, Korban di Kursi Roda, Cari Jalan Keluar

Ini menekankan pentingnya hierarki dan struktur sosial dalam budaya Bolaang Mongondow.

Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki wewenang dan tanggung jawab besar dalam masyarakat.

Warna dan hiasan payung adat Bolaang Mongondow biasanya berwama cerah seperti, kuning, atau emas, yang memiliki makna simbolis kemuliaan, kejayaan, dan keagungan.

Dalam pandangan spritual, payung sering dimaknai sebagai penghubung antara dunia atas (langit) dan dunia bawah (bumi), yang dalam konteks adat bisa berarti bahwa pemimpin adat diberi mandat atau restu dari kekuatan yang lebih tinggi.

2. Lapi-Lapi

Lapi-lapi adalah simbol kearifan lokal masyarakat Bolaang Mongondow yang digunakan dalam ritual adat, pesta pemikahan, atau kedukaan.

Lapi-lapi bermakna kebersamaan yang sudah menjadi tradisi masyarakat Bolaang Mongondow pada situasi apapun.

Masyarakat akan selalu mendukung, merasakan kegembiraan dan saling membantu saat ditimpa musibah.

Hal itu termasuk dalam Keteguhan (Lendong) Adat dan Tradisi (Adati) Perlindungan Budaya (Popompakon) Kesabaran (iton) Persatuan (Lulotan) Keseimbangan Hidup (Am’po) Kebijaksanaan (Pongolidan) Warisan Leluhur (Indon).

3. Aksara Bicolano dan Kaleaw

BATIK BOLMONG - Batik Bicolano untuk ASN laki-laki di Bolmong
BATIK BOLMONG - Batik Bicolano untuk ASN perempuan di Bolmong, Sulawesi Utara. Motif batik ini sudah diluncurkan oleh Dekranasda Bolmong.

Aksara Bicolano merupakan warisan leluhur yang pernah digunakan pada abad ke-15.

Simbol aksara Bicolano menjadi sarana menyampaikan nilai dan sejarah nenek moyang, menuntun generasi menunjukkan fungsi pendidikan dan pewarisan nilai.

Kaleaw bisa kita pahami sebagai jiwa, semangat atau kekuatan spiritual dan moral.

Kaleaw mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan untuk menindas, tetapi untuk melindungi yang lemah dan menyatukan yang tercerai.(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado, dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved