Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prakiraan Cuaca Bitung

Cuaca Bitung Sulut Hari Ini, Kamis 14 Agustus 2025: Info BMKG Mayoritas Wilayah Berawan

Berikut rincian prakiraan cuaca per kecamatan, dilansir dari data bmkg.go.id yang diakses pada pukul 06.30 Wita.

|
tribunmanado.co.id/Yes
INFO CUACA - Ilustrasi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan  cuaca di sebagian besar wilayah Kota Bitung, Sulawesi Utara, akan berawan, Kamis (14/8/2025). Secara umum, suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23–29 derajat celcius dan kelembapan 61–91 persen. 

Menurut Global Atmosphere Watch, suhu udara adalah ukuran panas atau dinginnya udara di suatu tempat, biasanya dinyatakan dalam derajat Celsius atau Fahrenheit.

Perubahan suhu dapat memengaruhi aktivitas manusia, pertumbuhan tanaman, dan kesehatan.

Faktor-faktor yang memengaruhi suhu udara, antara lain:

Letak geografis
Daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa biasanya lebih panas dibandingkan daerah yang jauh darinya.

Ketinggian tempat
Semakin tinggi suatu lokasi dari permukaan laut, suhu udaranya cenderung lebih rendah.

Waktu
Suhu udara berubah sepanjang hari. Umumnya, suhu tertinggi terjadi pada siang hari dan terendah saat dini hari.

Musim
Di wilayah beriklim empat musim, suhu bisa sangat bervariasi tergantung musim yang sedang berlangsung.

Awan dan curah hujan
Awan dapat menahan panas di malam hari dan menghalangi sinar matahari di siang hari, sehingga memengaruhi suhu udara.
Untuk mengukur suhu udara, digunakan alat yang disebut termometer. Termometer biasanya diletakkan di tempat terbuka, tidak langsung terkena sinar matahari, dan dilindungi dari hujan agar data yang diperoleh akurat.

Proses dalam Prakiraan Cuaca

Pengamatan

Pengamatan cuaca dilakukan oleh Stasiun Meteorologi dan Klimatologi secara umum, serta oleh layanan khusus di bandara, perkebunan, pelabuhan, dan pelayaran.

Pengamatan kualitas udara dilakukan oleh Stasiun GAW, sedangkan unsur medan bumi seperti percepatan tanah, magnet bumi, dan gempa bumi diamati oleh Stasiun Geofisika.

Selain itu, pengamatan juga dilakukan secara otomatis dengan bantuan alat-alat canggih untuk mendukung analisis dan prakiraan cuaca. Misalnya, lightning detector yang mendeteksi kejadian petir, termasuk jenis dan tipenya.

Ada juga radar cuaca untuk memantau pergerakan awan, curah hujan, jenis awan, dan intensitas hujan secara real time dalam radius hingga 250 kilometer.
Selain itu, terdapat ARG (Automatic Rain Gauge), alat penakar hujan otomatis untuk mengukur curah hujan dalam satuan waktu.

Sedangkan AWS (Automatic Weather Station) digunakan untuk mengukur berbagai unsur cuaca seperti suhu, angin, kelembapan, radiasi matahari, curah hujan, dan tekanan udara. Alat ini dipasang di wilayah yang tidak terjangkau stasiun pengamatan.

Pengolahan Data

Data dari stasiun dan alat otomatis kemudian dikirim ke server komputer.

Data dari server lokal kemudian dikirim ke server pusat, termasuk data dari satelit cuaca. Semua data ini diatur secara sistematis agar server tetap stabil dan tidak mengalami gangguan.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved