Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nelayan Bitung Hanyut

Nelayan Bitung Hanyut 12 Hari di Laut, Diselamatkan Kapal Asing di Perairan Filipina, Kini ke Jepang

Jufri Mokodompis (52) seorang nelayan asal Kota Bitung, Sulawesi Utara, selamat setelah 12 hari hanyut di laut lepas. 

|
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
Dokumentasi Syachrul Afriyadi - BP3MI Sulut
KE JEPANG - Jufri Mokodompis (52) seorang nelayan asal Kota Bitung, Sulawesi Utara, selamat setelah 12 hari hanyut di laut lepas. Ia diselamatkan oleh kapal asing di perairan Filipina. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jufri Mokodompis (52) seorang nelayan asal Kota Bitung, Sulawesi Utara, selamat setelah 12 hari hanyut di laut lepas. 

Warga Kelurahan Girian Indah, Kecamatan Girian itu ditemukan oleh kapal asing di perairan Filipina.

Informasi ini disampaikan oleh Syachrul Afriyadi, Ketua Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulut, kepada Tribun Manado melalui pesan Whatsapp, Selasa (12/8/2025).

Peristiwa bermula pada Rabu (17/7/2025).

Kala itu, rakit atau rumpon milik Juma Sanali, warga Wangurer Barat, hanyut sejauh 21 mil di timur Pulau Lembeh.

Saat kejadian, Jufri tengah berada di rumpon tersebut untuk memantau hasil tangkapan ikan.

Gelombang tinggi menyebabkan rumpon hampir tenggelam dan tali pengikatnya putus.

Tanpa arah dan kendali, Jufri terombang-ambing hingga akhirnya ditemukan di Laut Filipina oleh kapal ASIA ENDEAVOUR, sebuah LNG Carrier berbendera Bahamas dengan MMSI 311000185 dan IMO 9610779.

Kapal ini berlayar dari Ashburton, Selandia Baru menuju Tokyo, Jepang.

Kru kapal kemudian menghubungi pemilik rumpon dan pihak Bakamla Bitung untuk memastikan identitas korban serta memproses pemulangannya.

Meski Jufri membawa dokumen identitas lengkap, pihak kapal tetap meminta dokumen tambahan terkait kewarganegaraan korban untuk kelancaran proses saat tiba di Jepang.

"Setelah kapal tiba di Jepang, korban langsung diarahkan ke KBRI. Diproses pemulangannya ke Indonesia," kata Syachrul.

Peristiwa hanyutnya rakit ini bukan yang pertama bagi Juma Sanali.

Ia mengaku, rumpon miliknya sudah dua kali hanyut bersama orang yang sedang berjaga di sana.

Rumpon hanyut biasanya terjadi ketika sistem pengikat/penambat (mooring) gagal menahan rakit terhadap gaya gelombang, arus, dan angin. 

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved