Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

OPM

Daftar 6 Barang Bukti Disita dari Tokoh OPM Mayer Wenda yang Tewas Tertembak, Ada Senjata Api

Mayer Wenda sudah lebih dari satu dekade terlibat dalam sejumlah aksi kekerasan bersenjata di Papua.

Editor: Alpen Martinus
vai Tribun Makassar
TEWAS: Ilustrasi jenazah. Tokoh OPM bernama Meyer Wenda tewas usai baku tembak dengan TNI. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Organisasi Papua Merdeka (OPM) semakin terdesak, mereka kehilangan satu lagi anggota.

Apalagi yang meninggal adalah tokoh penting.

Namanya Mayer Wenda, tewas  dalam baku tembak dengan prajurit TNI di Kampung Mukoni, Distrik Mukoni, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan, Selasa (5/8/2025), sekitar pukul 16.30 WIT.

Baca juga: Daftar 5 Kejahatan Diduga Dilakukan Enos Tipagau, Tokoh OPM yang Tewas Ditembak Satgas Damai Cartenz

Memang ia menjadi target penangkapan.

Sejumlah barang bukti di sita dari korban, termasuk satu pucuk senjata api beserta amunisinya.

Sudah lama memang korban dicari oleh petugas, dan akhirnya bisa tertangkap, meski meninggal dunia.

OPM adalah gerakan separatis yang bertujuan ingin memisahkan wilayah Papua dari Indonesia dan mendirikan negara mereka.

Gerakan ini terbentuk pada 1965, dan terdiri dari berbagai kelompok, termasuk unit bersenjata, kelompok demonstrasi, dan pemimpin yang berbasis di luar negeri.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, menjelaskan baku tembak terjadi ketika pihaknya tengah melakukan penangkapan terhadap Mayer Wenda.

Namun, Mayer Wenda dan kelompoknya melakukan perlawanan hingga terjadi baku tembak dengan prajurit TNI.

Dalam baku tembak itu, Mayer Wenda dinyatakan tewas di tempat.

"Dalam proses penangkapan, yang bersangkutan melakukan perlawanan bersenjata bersama kelompoknya."

"Personel TNI pun mengambil tindakan tegas dan terukur. Dalam kontak tembak itu, Mayer Wenda dinyatakan tewas di tempat," jelas Kristomei dalam keterangannua, Rabu (6/8/2025), dilansir Kompas.com.

Siapakah Mayer Wenda? Mayer Wenda juga dikenal dengan nama Kuloi Wonda.

Ia merupakan Wakil Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XII/Lanny Jaya.

Namanya sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron sejak 2014.

"Mayer Wenda alias Kuloi Wonda merupakan buronan yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2014," ungkap Kristomei.

Tak hanya di tahun 2014, pada 2016, nama Mayer Wenda juga masuk DPO Polda Papua.

Ia memiliki seorang adik bernama Dani Wenda yang juga tewas dalam baku tembak dengan prajurit TNI pada Selasa.

Masih dari Kompas.com, Mayer Wenda sudah lebih dari satu dekade terlibat dalam sejumlah aksi kekerasan bersenjata di Papua.

Pada 10 September 2012, Mayer Wenda membunuh angggota Polres Tolikara dan merampas senjata api inventaris Polri di Jalan Trans Karubaga–Wamena, Kampung Milineri, Distrik Wenam, Kabupaten Tolikara.

Ia juga pernah terlibat dalam pembunuhan berencana, pencurian dengan kekerasan, dan pembakaran Mapolsek Pirime di Lanny Jaya, pada 27 November 2012, dikutip dari Surya.co.id.

Mayer Wenda juga pernah mengadang patroli Polri di Jalan Indawa–Wamena, Kampung Nambume, Distrik Indawa, Kabupaten Lanny Jaya, pada 28 Juli 2014.

Di hari yang sama, ia melakukan pencurian dengan kekerasan dan penganiayaan di jalan raya antara Distrik Indawa dan Distrik Pirime.

Sejumlah Barang Bukti Diamankan

Diketahui, penangkapan terhadap Mayer Wenda merupakan bagian dari operasi pelaksanaan tugas pokok TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

OMSP diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 tentang Perubahan atas UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

Dalam operasi ini, TNI mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi, antara lain:

  1. Satu pucuk senjata api jenis revolver
  2. Sebanyak 24 butir amunisi
  3. Dua KTP atas nama Dani Wenda dan Peminda Wenda
  4. Dua ponsel
  5. Uang tunai Rp65 ribu
  6. Sebuah noken khas Papua

Mayjen Kristomei Sianturi menjelaskan, operasi ini menunjukkan komitmen kuat TNI dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, khusus menjelang HUT ke-80 RI.

Ia juga menegaskan, seluruh tindakan prajurit TNI dalam operasi ini dilakukan secara profesional, terukur, dan sesuai peraturan.

Meski menggunakan pendekatan militer, Kristomei menekankan TNI juga terus mengedepankan cara-cara humanis dan dialogis sebagai bagian dari strategi jangka panjang membangun stabilitas di tanah Papua.

Ia menambahkan, TNI tetap membuka ruang bagi siapa pun dari kelompok separatis yang ingin kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"TNI tetap menyambut dengan tangan terbuka apabila ada anggota OPM yang menyadari kekeliruannya dan ingin kembali ke pangkuan NKRI dan bersama-sama membangun Papua demi masa depan masyarakat Papua yang lebih damai dan sejahtera," pungkas dia.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Surya.co.id/Pipit Maulidya, Kompas.com/Nicholas Ryan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved