Sosok Reinhard Tololiu, Doktor Hukum Peraih Cumlaude IPK 4,00 yang Kini Dilantik Jadi Kajari Tomohon

TOMOHON, TRIBUNMANADO.CO.ID - Dr Reinhard Tololiu, S.H., M.H. resmi menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tomohon, sulawesi Utara (Sulut).

Ia dilantik dan diambil sumpahnya oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Sulut, M. Dofir, S.H., M.H., dalam upacara di Aula Sam Ratulangi Kejati Sulut, Kamis (24/7/2025).

Pengangkatan Reinhard Tololiu berdasarkan Keputusan Jaksa Agung RI Nomor 353 Tahun 2025 tanggal 4 Juli 2025. 

Ia menggantikan pejabat sebelumnya, Alfonsius Gebhard Loe Mau, S.H., M.H., yang kini menjabat sebagai Asisten Tindak Pidana Khusus di Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur.

Sebelum menjabat Kajari Tomohon, Reinhard Tololiu dikenal sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Banggai Laut, Sulawesi Tengah. 

Ia juga pernah menjabat Kepala Tata Usaha di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara.

Dari sisi akademik, Tololiu meraih gelar doktor hukum dari Universitas Sam Ratulangi Manado pada 17 Oktober 2024 dengan predikat cumlaude dan IPK 4,00.

Selain menjalankan tugas sebagai aparat penegak hukum, Tololiu juga aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan. 

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi P/KB GMIM Getsemani Sakobar.

Bahkan sering menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi hukum terkait Pilkada serentak 2024 di wilayah tugas sebelumnya. 

Daftar Nama Pejabat Kejati Sulut yang Diserahterimakan, Ada Kajari Manado hingga Wakajati

Kajati Sulut Dr Andi Muhammad Taufik memimpin Upacara Pelantikan, Pengambilan Sumpah dan Serah Terima Jabatan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara dan Pejabat Eselon III di wilayah Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara. 

Dalam sambutannya, Kajati Sulut menekankan bahwa perubahan ini adalah bagian dari upaya penyegaran sumber daya manusia. 

"Tujuannya adalah untuk menggerakkan kehidupan organisasi dan meningkatkan semangat kerja, sehingga berdampak positif pada kualitas pelaksanaan tugas," jelasnya Kamis (24/7/2025).

Dia mengingatkan bahwa setiap pejabat harus mampu menerjemahkan harapan masyarakat di tengah dinamika sosial yang terus berkembang, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan lokal. 

"Penetingnya mengedepankan kualitas dalam penegakan hukum secara humanis, bukan sekadar mengejar kuantitas," jelasnya