Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Harga Beras Naik

Warga Menjerit, Harga Beras Naik Terus, Selasa 15 Juli 2025 Jadi Segini

Berdasarkan pantauan di Pasar Bersehati, harga beras rata-rata mengalami kenaikan hingga Rp 17 ribu per kilogram. 

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Ferdi Guhuhuku
HARGA BERAS - Lapak pedagang beras di Pasar Bersehati, Manado, Sulawesi Utara, Selasa (15/7/2025). Harga beras buat masyarakat menjerit. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Selang satu bulan terakhir harga beras di Manado Sulawesi Utara terus menunjukan tren kenaikan yang cukup signifikan. 

Hal ini membuat masyarakat menjerit. 

Mereka pun menilai, pemerintah tidak berbuat apa-apa untuk mengatasi masalah kenaikan beras ini. 

Berdasarkan pantauan di Pasar Bersehati, harga beras rata-rata mengalami kenaikan hingga Rp 17 ribu per kilogram. 

Harga sebelumnya padahal hanya sekitar Rp 13-14 ribu per kilogram.

Salah satu pedagang mengakui, bahwa selama satu bulan terakhir ini harga beras naik terus dan tidak juga mengalami penurunan harga. 

"Beras superwin hingga Bunaken naik Rp 17 ribu per kilogram," ujar Milan salah satu pedagang, Selasa (15/7/2025).

Hal ini membuat pembeli mengeluh ke para pedagang. 

Tutur Milan, warga marah ke para pedagang lantaran mereka mengira para pedaganglah yang mengambil untung terlalu banyak. 

Padahal yang terjadi karena pasokan kurang sehingga harga jual ikut naik.

"Jadi ini bukan juga keinginan kami," ungkapanya.

Dia menjelaskan saat ini pemerintah sudah beberapa kali datang ke Pasar untuk melakukan pengecekkan.

"Tapi memang sampai saat ini harga beras belum turun," pungkasnya.

Penyebab Harga Beras Turun

Salah satu faktor penyebab kenaikan harga beras di Sulawesi Utara karena penurunan produksi

Hal ini terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar Komisi II DPRD Sulawesi Utara bersama Bulog Sulutgo, Dinas Pangan dan Dinas Pertanian Provinsi Sulut. 

Hearing ini dipimpin Ketua Komisi II, Inggried JNN Sondakh (Golkar). Selain itu, Wakil Ketua DPRD Michaela Elsiana Paruntu yang juga Koordinator Komisi II.

Mereka didampingi Jeane Laluyan (PDIP); Seska Ervina Budiman (Nasdem), Prycilia Rondo (PDIP); Angelia Wenas (Demokrat) dan Abdul Kadir Gani (PDIP), Senin (14/7/2025). 

Terungkap dalam hearing, produksi beras Sulawesi Utara tidak dapat memenuhi kebutuhan "dalam negeri sendiri." 

Bahkan, tahun ini produksi beras Sulut cenderung turun.

"Penurunan produksi ini terjadi bahkan di sentra beras, Bolmong Raya. Hal ini yang turut mempengaruhi harga beras di pasaran. 

Salah satu penyebabnya ialah musim hujan, gagal panen karena hama tikus.

"Selain itu, sebagian besar petani di daerah Dumoga menanam bibit lokal sehingga produksi beras dalam satu hektar itu hanya berkisar 2 sampai 3 ton," kata Kepala Dinas Pangan, Frangky Tingingon. 

Dijelaskannya, pihaknya tetap mengawasi distribusi beras sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat. 

Terdapat dua distributor beras utama di Sulut yakni CV Hasil Karya yang mendistribusikan sekitar 30 persen pasar di Sulut.

Selain itu, perusahaan Karyatama yang mendistribusikan 10 persen pasar beras di daerah ini.

"Penelusuran kami, dua distributor ini mengambil stok dari luar daerah, yakni Sulsel dan Sulteng dan lain-lain," jelasnya. 

Sebagai langkah cepat menghadapi gejolak harga, pihaknya bersama Bulog Sulutgo melakukan Gerakan Pangan Murah.

"Ini masih berlangsung dan akan terus dilakukan di semua kabupaten kota," jelasnya. 

Sementara, Kepala Bulog Sulut dan Gorontalo, Ermin Tora menjelaskan, Gerakan Pangan Murah sudah digelar di 11 titik. Delapan di Minahasa Selatan dan tiga di Manado.

Lokasi operasi pasar akan bertambah. 

"Mulai hari ini tersebar di kabupaten kota lainnya, Bolmong Raya hingga Kepulauan Nusa Utara," ujarnya. 

Dalam Gerakan Pangan Murah, Bulog dan Dinas Pangan menjual Beras SPHP (bersubsidi) dengan harga Rp 58 ribu per kemasan 5 kg.

Selain itu, minyak goreng Minyak Kita Rp 15 ribu per liter. 

"Selain itu, kami melakukan verifikasi pedagang pengecer beras SPHP di pasar. Kami lakukan untuk memastikan beras ini dijual sesuai HET," kata Ermin. 

Sementara, Dinas Pertanian membeberkan lahan pertanian sebagian telah dialihfungsikan.

Di antaranya sawah yang awalnya untuk padi telah ditanami nilam.

Dikatakan, Dinas Pertanian telah melakukan sosialisasi agar sawah tidak dialihkan fungsinya.

"Sudah kami lakukan namun tetap perlu pengawasan dan pendampingan,” ujar perwakilan Dinas Pertanian. 

Petani menanam nilai tergiur harga tinggi namun harga yang tidak stabil justru membuat mereka rugi dan lahan menjadi tidak produktif. (ndo/Fer)

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kotamobagu Besok Rabu 16 Juli 2025, Berikut Info BMKG

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved