Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Mazmur 81:9–17, Mendengarkan Allah Berbicara

Seperti yang seorang filsuf dan teolog, Paul Tillich kemukakan, ‘Kewajiban pertama kasih adalah mendengarkan’.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Meta AI
ALKITAB: Ilustrasi Alkitab. 

Ada alasan-alasan yang baik untuk percaya bahwa Yesus Kristus bangkit dari kematian. Iman kita benar dan masuk akal (Ay.25).

Kita tak harus takut untuk memperlihatkan argumen yang logis dan masuk nalar.

Kita perlu memberitakan injil dengan cerdas.

Bagaimana pun, alasan saja tidaklah cukup.

Sebelum saya menjadi orang Kristen, saya telah mendengarkan argumen dan alasan untuk iman. Tidak semua pertanyaan saya berhasil terjawab.

Meski begitu, saya mengambil langkah iman menurut apa yang saya dengar tentang Yesus.

Saat saya mengambil langkah iman, saat itulah seolah mata saya terbuka dan saya mengerti banyak yang saya belum lihat sebelumnya.

Alasan akan membuat kita jauh.

Bagaimana pun, ketika kita mencoba membujuk orang, seperti Paulus, untuk mengikut Yesus, penting untuk menjelaskan pesan tentang Yesus bahwa Ia adalah ‘benar dan masuk akal’.

Respon Agripa terhadap Paulus adalah, ‘“Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi orang Kristen!" Kata Paulus: "Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.”’ (Ay.28-29).

Paulus tidak keberatan apakah orang masuk Kristen melalui krisis (‘sekejap’) atau melalui proses (‘lama’).

Tetapi dia melakukan semua dalam kuasa-Nya untuk membujuk mereka agar menjadi Kristen, seperti dia. Paulus tidak malu berdoa agar orang akan menjadi seperti dia (Galatia 4:12).

Paulus tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara (Kisah 26:31), namun aparat hukum yang berwenang justru beralasan konyol sehingga memutuskan untuk tidak membebaskan Paulus (Ay.32). Ini tidak adil dan tak masuk akal. Pasti hal ini sangat meresahkan Paulus.

Namun di sinilah kita, 2000 tahun kemudian, mendengarkan firman yang Paulus bicarakan di kesempatan itu, dan melalui mereka kita berkesempatan untuk mendengar Allah.

TUHAN, biarlah kami menjadi seperti Paulus dalam iman dan semangatnya. Seperti kami menceritakan kabar baik tentang Yesus, biarlah orang-orang merasa bahwa dengan mendengarkan kami, mereka mendengarkan Allah.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved