Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Mazmur 81:9–17, Mendengarkan Allah Berbicara

Seperti yang seorang filsuf dan teolog, Paul Tillich kemukakan, ‘Kewajiban pertama kasih adalah mendengarkan’.

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
Meta AI
ALKITAB: Ilustrasi Alkitab. 

Sebab itu Aku membiarkan dia dalam kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri!’ (Ay.12-13).

Hasil dari tidak mendengarkan Allah adalah Dia membiarkan Anda menanggung konsekuensi akibat tindakan Anda sendiri (lihat juga, Roma 1:24,26).

Di sisi lain, Dia berjanji jika Anda mendengarkan-Nya, Dia akan bertindak untuk Anda: ‘Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan’ (Mazmur 81:14-15a).

TUHAN, terimakasih setiap hari aku bisa mendengarkan-Mu dan dipuaskan. Bantu aku setiap hari untuk memperhatikan perkataan-Mu, lalu percaya pada-Mu untuk bertindak bagiku.

Kisah Para Rasul 26:24–27:12, Mendengarkan Allah berbicara pada Anda melalui para rasul.

Rasul Paulus adalah utusan Allah. Allah berbicara melalui dia.

Orang-orang yang mendengarkan Paulus dalam renungan ini berkesempatan untuk mendengar Allah.

Ketika Paulus berlayar ke Roma, ‘perwira itu lebih percaya kepada jurumudi dan nakhoda dari pada kepada perkataan Paulus’ (27:11).

Kegagalannya dalam mendengarkan Paulus hampir membawa bencana.

Di bagian pertama pada renungan ini, kita dapat melihat bahwa Paulus dirantai di hadapan Festus dan Agripa.

Paulus menceritakan kabar baik tentang Yesus, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya. Festus berkata, ‘Engkau gila, Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila’ (26:24).

Beberapa orang selalu berpikir, dan tetap berpikir, bahwa orang Kristen itu ‘agak gila’.

Respon Paul adalah, ‘Aku tidak gila... Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat!’ (Ay.25). Dia tidak menjawab, ‘Ya, gila memang tapi aku percaya.’

Paulus menolak menerima anggapan bahwa keyakinannya tidak masuk akal.

Paulus berargumen bahwa ada dasar rasional untuk iman.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved