Tarif Ojol Naik
Tarif Ojol Naik, Warga Mengeluh dan Pilih Berpaling ke Kendaraan Pribadi
Pemerintah merencanakan untuk menaikan tarif ojol. Warga mengeluh dan memilih berpaling ke kendaraan pribadi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah dikabarkan berencana menaikkan tarif ojek online (ojol) sebesar 8 hingga 15 persen.
Hal itu membuat sejumlah warga mengeluh bahkan mempertimbangkan untuk berpaling ke kendaraan pribadi.
Leonardo (26), karyawan swasta yang tinggal di Tangerang menjadi salah satunya.
Sehari-hari Leonardo menempuh perjalanan sejauh 20 kilometer menuju kantornya di Jakarta.
Menurutnya, ongkos transportasi saat ini sudah cukup memberatkan, apalagi jika nantinya tarif ojol naik.
“Pemerintah harus tahu kalau banyak orang yang mulai pilih bawa motor jarak jauh karena harga transportasi sekarang makin mencekik. Aku juga jadi kepikiran,” ujar Leonardo kepada Kompas.com, Senin (30/6/2025).
Lanjut Leonardo menjelaskan, untuk pulang pergi kerja menggunakan ojol saja, ia bisa menghabiskan hampir Rp 1 juta setiap bulan.
“Anggap pas PP sekitar Rp 30.000, itu dikali 22 hari saja udah Rp 660.000. Coba kalau sekarang tarik ke ongkos pulang dan pergi Rp 40.000-50.000, ‘meninggal’ kantong gue sih,” katanya.
Leonardo juga mengaku kesulitan beralih ke transportasi umum karena lokasi rumah dan kantornya tidak dekat dengan stasiun KRL, halte Transjakarta, atau akses MRT dan LRT.
“Jadi makin enggak ramah di kantong. Dan yang harus diinget, ya enggak semua area terakses sama transportasi umum kayak KRL, Transjakarta, MRT, atau LRT,” sambung dia.
Hal serupa dirasakan Ani (25), warga Bekasi.
Ani setiap harinya menggunakan ojol dari stasiun menuju kantornya yang berjarak sekitar tujuh kilometer.
Biaya yang ia keluarkan mencapai Rp 26.000 sekali jalan.
“Ibaratnya, kalo bisa nangis ya nangis. Kalo gini caranya ya mending bawa motor pribadi, tapi ojol nanti jadi sepi,” ujar Ani.
Begitu juga dengan Tina (25), ia menyebut dirinya bingung mengatur keuangan jika tarif benar-benar naik.
Gaji bulanannya hanya sekitar Rp 6 juta, sementara transportasi menjadi pengeluaran rutin yang cukup besar.
Tina biasanya memilih membayar tarif normal agar penghasilan ojol tidak terlalu terpotong.
Tapi, kini ia mempertimbangkan untuk menggunakan fitur hemat dari aplikasi.
“Aku pikir kasihan ke pengendara kalau aku pakai (mode hemat) itu. Tapi dengan lihat pemerintah kayak gini, ya aku harus kasihan ke diri aku sendiri dulu,” tutur Tina.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyampaikan bahwa ada rencana kenaikan tarif ojek online.
Kenaikan tersebut diperkirakan mencapai 8 hingga 15 persen, tergantung dari zona wilayah.
“Kami sudah melakukan pengkajian, sudah final untuk perubahan tarif. Terutama roda dua, itu ada beberapa kenaikan,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025).
Aan menjelaskan, terdapat tiga zona tarif ojol yang akan mengalami penyesuaian. Besaran kenaikan ditentukan berdasarkan zona tersebut.
“Bervariasi kenaikan tersebut, ada 15 persen, ada 8 persen, tergantung dari zona yang kita tentukan. Ada tiga zona, zona I, zona II, dan zona III,” ujar Aan.
Kemenhub juga berencana memanggil para aplikator untuk membahas kebijakan ini lebih lanjut.
Sebagai catatan, tuntutan kenaikan tarif ini merupakan salah satu aspirasi yang disuarakan oleh mitra pengemudi ojol dalam aksi unjuk rasa pada 20 Mei 2025 lalu. (Sumber: Kompas.com)
-
Baca juga: Populer Sulut: Listrik Padam di Minahasa, Korban Oknum Pengacara Dilindungi LPSK, Motor Ojol Dicuri
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.