Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Islami

Kisah Ashabul Kahfi: 7 Pemuda Tertidur 300 Tahun karena Menolak Raja yang Mengaku Tuhan

Kisah ini terjadi pada masa pemerintahan seorang raja zalim bernama Dikyanus, penguasa yang kejam dan penuh kesombongan.

Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
META AI
RAJA ZALIM - Ilustrasi raja yang zalim di masa lalu. Gambar oleh Meta AI pada Sabtu 28 Juni 2025. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di masa lampau, ujian keimanan bukan hanya soal prinsip, tetapi bisa berujung pada pertaruhan nyawa.

Salah satu kisah paling terkenal tentang keteguhan iman itu adalah kisah Ashabul Kahfi.

Mereka adalah tujuh pemuda yang berani menentang kekuasaan tirani demi mempertahankan keyakinan mereka kepada Allah.

Kisah ini terjadi pada masa pemerintahan seorang raja zalim bernama Dikyanus, penguasa yang kejam dan penuh kesombongan.

Bukan hanya menuntut loyalitas politik, sang raja bahkan mengangkat dirinya sendiri sebagai Tuhan dan memaksa seluruh rakyatnya untuk menyembahnya.

Namun, tujuh pemuda yang berada di lingkup kekuasaannya menolak keras kesombongan tersebut.

Mereka tetap teguh beriman kepada Allah dan menolak menyekutukan-Nya.

Tindakan itu tentu membuat mereka dalam bahaya besar.

Agar tidak ditangkap atau dibunuh, ketujuh pemuda ini akhirnya melarikan diri dari kota dan bersembunyi di sebuah gua.

Mereka pergi membawa serta seekor anjing yang setia menemani.

Di dalam gua itulah, Allah menurunkan rahmat-Nya kepada mereka.

Secara ajaib, mereka pun tertidur sangat lama, jauh melebihi masa hidup manusia biasa.

Waktu terus berjalan. Dunia berubah. Tetapi ketujuh pemuda itu tetap tertidur dalam lindungan Allah.

Barulah setelah 300 tahun, mereka dibangkitkan kembali.

Menurut sebagian riwayat, nama-nama tujuh pemuda itu adalah:

Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus, dan Thamlika.

Dalam kisah pelarian para pemuda ini, ada satu doa yang mereka ucapkan dan diabadikan dalam Al Quran.

Bunyi doa itu adalah sebagai berikut:

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Rabbanaa aatinaa min ladunka rahmataw wahayyi’ lanaa min amrinaa rasyadaa

“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”.(QS. al-Kahfi; 10).

Doa ini bisa dipanjatkan umat Islam saat berada di titik terendah dalam hidup. 

Amalkan doa Ashabul Kahfi tersebut, manakala kita tak menemukan Jalan Keluar dari Permasalahn Hidup.

Doa ini juga bisa untuk mempertahankan keimanan kita.

Ketika disebutkan tentang Surah Al Kahfi di dalam Al Quran, kebanyakan orang Muslim tahu bahwa surah itu menceritakan tentang para pemuda penghuni gua.

Kisah Al Kahfi di dalam Al Quran

(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami. [Al-Kahfi/18:10]

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan, ”(Jumlah mereka) tiga (orang), yang ke empat adalah anjingnya,” dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) lima (orang), yang ke enam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh (orang), yang ke delapan adalah anjingnya.”

Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit.”

Karena itu janganlah engkau (Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan lahir saja dan jangan engkau menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada siapa pun. [Al-Kahfi ayat 22]

Keutamaan Berdoa kepada Allah

  • Bentuk wujud pendekatan diri kepada Allah SWT
  • Mendapatkan rahmat.
  • Pasti dikabulkan.
  • Allah akan memberi yang terbaik
  • Wujud penghambaan kepada Allah SWT
  • Disukai Allah SWT
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved