Sulut Maju
Gubernur YSK Komitmen Berantas Korupsi, Tak Intervensi Pemeriksaan di Polda Sulut
TRIBUNMANADO.CO.ID - Komitmen Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus Komaling (YSK), dalam memimpin pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi terus menunjukkan hasil nyata.
Sejak awal masa jabatannya, Gubernur YSK telah menegaskan bahwa program kerja pertamanya adalah 'bersih-bersih' birokrasi dari praktik korupsi dan perilaku tidak disiplin.
“Program kami yang pertama adalah berantas korupsi. Good and clean governance, itu yang sangat dibutuhkan masyarakat Sulut,” tegas YSK.
Baca juga: Rakerprov KONI Sulut Digelar, Ini Pesan Gubernur Yulius Selvanus Komaling
Komitmen Gubernur YSK tidak berhenti pada retorika.
Terbukti, saat ini Gubernur YSK tidak mengintervensi sekecil pun pemeriksaan yang dilakukan Polda Sulut terkait dugaan korupsi dana hibah GMIM.
Empat orang pejabat yang pernah bertugas di Pemprov Sulut sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka adalah Mantan Sekprov Steve Kepel, Mantan Kepala BKAD Pemprov Sulut Jefry Korengkeng, Mantan Karo Kesra Fereydi Kaligis, Mantan Asisten III Assiano Gemmy Kawatu
Bahkan, yang saat ini masih sementara berproses yaitu dugaan korupsi di Dinas Komunikasi dan Informatika.
Sejumlah pejabat telah dimintai keterangan seperti mantan Kabid Kominfo Christian Iroth yang kini menjabat Plt Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Sulut.
Kemudian Sekretaris dinas Kominfo Sulut John Rembet dan Kabid Kominfo saat ini Hendra Tambajong.
Gubernur YSK menjelaskan bahwa korupsi bukan hanya soal uang, tetapi juga menyangkut kedisiplinan dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas.
Ia mengingatkan seluruh ASN di lingkungan Pemprov Sulut untuk tidak 'memotong' waktu kerja dan tidak berkeliaran di jam kerja.
“Waktu itu jangan dipotong-potong. Jangan korupsi waktu,” ujarnya. “Jangan lagi ada yang nongkrong di jam kerja. Saya tidak mau kalian berkeliaran kalau tanpa tujuan pekerjaan.”
Dia menegaskan dirinya selalu memantau kinerja ASN secara langsung maupun tidak langsung.
“Hati-hati, Gubernurmu ini seorang mata-mata. Seorang intelijen yang selalu akan melihat dan mendengar kebenaran informasi di lapangan,” ujarnya. (Ren)