Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pasien Meninggal di Manado

Pasien Meninggal Karena Alat Operasi Saraf Rusak, DPRD Sulut Semprot Pimpinan RSUP Kandou Manado

"Ini artinya perlu ada peningkatan kualitas pelayanan dimulai dari pembenahan manajemen pelayanan," kata srikandi Partai Nasdem ini. 

|
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.com/Fernando Lumowa
RDP DPRD SULUT - Rapat Dengar Pendapat DPRD Sulawesi Utara dengan manajemen RSUP Prof RD Kandou, Senin (16/6/2025). Rapat ini dipimpin Wakil Ketua, Stella Runtuwene didampingi Ketua dan Sekretaris Komisi IV, Vonny Paat dan Cindy Wurangian. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - DPRD Sulawesi Utara memanggil manajemen RSUP Prof RD Kandou Manado

Rapat Dengar Pendapat (RDP) dipimpin Wakil Ketua DPRD Sulut, Stella Runtuwene yang didampingi Ketua dan Wakil Ketua Komisi IV, Vonny Paat dan Cindy Wurangian di ruang rapat serbaguna Gedung DPRD lantai tiga, Senin (16/6/2025). 

RDP lintas komisi ini digelar menyusul viralnya keluhan keluarga pasien, Gabriel Sineletan, warga Teling, Manado yang meninggal di RSUP Kandou, 7 Juni 2025.

Gabriel meninggal karena tak mendapatkan perawatan yang seharusnya.

Ketiadaan alat operasi saraf yang rusak diduga menjadi penyebab nyawa pemuda itu tak tertolong. 

Dalam pertemuan ini, keluarga Gabriel mengungkapkan pangkal keluh kesah mereka. 

"Kami heran, ponakan kami masuk pertengahan April 2025, tapi alat operasi saraf dikatakan rusak 6 Mei. Saat alat ada, tidak bisa dipakai. Dua bulan anak ini di rumah sakit," kata perwakilan keluarga, Septi S.

Stella menegaskan, pihaknya menyesalkan sebab begitu banyak keluhan masyarakat terkait pelayanan di RSUP Kandou

"Ini artinya perlu ada peningkatan kualitas pelayanan dimulai dari pembenahan manajemen pelayanan," kata srikandi Partai Nasdem ini. 

Di sisi lain, Jeane Laluyan dari Fraksi PDIP menyoal keluhan warga soal biaya parkir di area RSUP. 

PASIEN SARAF - Pasien saraf Gabriel Sineleyan menjalani perawatan di RSUP Prof Kandou Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara. Pemeriksaan tertunda diduga karena alat bedah saraf rusak.
PASIEN SARAF - Pasien saraf Gabriel Sineleyan menjalani perawatan di RSUP Prof Kandou Malalayang, Kota Manado, Sulawesi Utara. Pemeriksaan tertunda diduga karena alat bedah saraf rusak. (Dok. Pribadi)

"Manajemen harus punya empati. Bagaimana keluarga pasien berhari-hari dan harus terbeban dengan biaya parkir," jelas Laluyan, srikandi banteng asal Kota Manado

Sementara itu, Cindy Wurangian mengungkapkan yang dibahas ini merupakan masalah klasik.

Kerap muncul keluhan masyarakat terhadap pelayanan di RSUP Kandou

"Ini artinya apa? Ada pelayanan yang kurang baik. Sepertinya ini karena manajemen RSUP Kandou yang bobrok," kata politisi Golkar asal Bitung ini.

Politisi banteng lainnya, Roy Octavian Roring menambahkan, RSUP Kandou harus punya SOP layanan.

"Kalau mendengar penjelasan pihak RSUP, sepertinya ada keterangan berbeda-beda. Tidak boleh RS pilih-pilih untuk melayani," ungkap mantan Bupati Minahasa ini. 

Stella Runtuwene menambahkan, seharusnya manajemen RS mengedukasi pasien ketika ada alat yang rusak.

Demikian juga manakala ada alat rusak, harus ada SOP segera diganti.

"Jangan seperti yang terjadi pada Gabriel ini. Sudah viral dulu baru saling lempar tanggung jawab," katanya. 

Menanggapi yang diutarakan dalam RDP, Plt Direktur Operasional Layanan RSUP Kandou, dr Wega Sukanto atas nama manajemen meminta maaf kepada keluarga Gabriel Sineleyan. 

Baca juga: Kisah Warga Sulawesi Utara yang Pernah Bekerja di Kamboja: Sibuk Cari Kerja, Adu Nasib di Pabrik

Baca juga: Harga Rica di Manado Turun, Berikut Daftar Harga Bapok Senin, 16 Juni 2025

"Kami bertekad melakukan perubahan, meningkatkan layanan. Terima kasih atas masukan dan saran," ujar Wega. 

Sementara Plt Direktur SDM Pendidikan dan Penelitian RSUP Kandou, Ns Suwandi Luneto SKep MKes menyatakan, pihaknya akan melakukan audit  soal keluhan pelayanan tidak sesuai standar dari tenaga medis, baik dokter maupun perawat.

"Ketika ada data, bukti permukaan itu akan kita telusuri, audit keperawatan dan audit medik untuk dokter. Ini kesalahannya ringan atau berat, berdasarkan itu kita akan jatuhkan hukuman disiplin. Kami berterima kasih atas masukannya," ujarnya.(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved