Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

GMIM

Jejak Dua Misionaris: Riedel dan Schwarz dalam Misi Injil dan Pendidikan di Minahasa

Kedatangan mereka pada 12 Juni 1831 menandai babak penting dalam perjalanan iman dan pendidikan masyarakat Minahasa.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Gryfid Talumedun
Istimewa/HO
SEJARAH GMIM - Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz. Sejarah pekabaran Injil dan pendidikan Kristen di tanah Minahasa tak bisa dilepaskan dari peran dua misionaris asal Jerman. Kedatangan mereka pada 12 Juni 1831 menandai babak penting dalam perjalanan iman dan pendidikan masyarakat Minahasa. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sejarah pekabaran Injil dan pendidikan Kristen di tanah Minahasa tak bisa dilepaskan dari peran dua misionaris asal Jerman, Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz.

Kedatangan mereka pada 12 Juni 1831 menandai babak penting dalam perjalanan iman dan pendidikan masyarakat Minahasa.

Tanggal bersejarah tersebut kini diperingati setiap tahun sebagai Hari Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Minahasa oleh Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).

Baca juga: Sejarah Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Tanah Minahasa hingga Berdirinya GMIM

SEJARAH GMIM - Sejarah Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Tanah Minahasa hingga Berdirinya GMIM
SEJARAH GMIM - Sejarah Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Tanah Minahasa hingga Berdirinya GMIM (Kolase Tribun Manado/Istimewa)

Sebelum keduanya tiba, kekristenan sudah dikenal di Minahasa sejak abad ke-16 melalui misi Portugis.

Namun, penyebaran Injil secara sistematis baru terjadi pada abad ke-19, ketika Belanda mengirim utusan dari Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) lembaga zending Protestan di Belanda.

Riedel dan Schwarz bukan hanya berkhotbah.

Mereka membangun sekolah, mengajarkan membaca dan menulis dalam bahasa daerah, menerjemahkan Alkitab, serta merintis sistem pendidikan formal yang terintegrasi dengan nilai-nilai Kristen.

Misi mereka tidak hanya menyentuh aspek rohani, tetapi juga membuka pintu pengetahuan bagi masyarakat Minahasa.

Warisan keduanya masih terasa hingga kini.

GMIM tumbuh menjadi salah satu sinode gereja terbesar di Indonesia, dan pendidikan Kristen menjadi bagian penting dalam perjalanan budaya dan sosial Minahasa.

Jejak Riedel dan Schwarz bukan hanya cerita masa lalu, tapi fondasi dari identitas iman dan intelektual masyarakat Minahasa masa kini.

Berikut profil Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz:

Johann Friedrich Riedel (1809–1872)

Johann Friedrich Riedel adalah seorang misionaris asal Jerman yang diutus oleh lembaga zending Belanda, Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG).

Ia tiba di Tanah Minahasa pada 12 Juni 1831 bersama rekannya, Johann Gottlieb Schwarz.

Riedel dikenal sebagai tokoh yang berdedikasi tinggi dalam pelayanan Injil dan pendidikan.

Ia tidak hanya memberitakan Firman Tuhan, tetapi juga berperan besar dalam membangun sistem pendidikan yang terstruktur.

Dalam pelayanannya, Riedel banyak menggunakan pendekatan budaya dan bahasa lokal untuk menjangkau masyarakat.

Ia turut menyusun kamus dan tata bahasa bahasa Tombulu serta menerjemahkan sebagian besar Alkitab ke dalam bahasa daerah.

Ketekunannya dalam membina sekolah dan melatih guru menjadikannya salah satu tokoh penting dalam perkembangan pendidikan Kristen di Minahasa.

Riedel dipercaya banyak pihak sebagai figur perintis yang meletakkan dasar bagi berdirinya GMIM di kemudian hari.

Johann Gottlieb Schwarz (1800–1857)

Johann Gottlieb Schwarz adalah rekan seperjalanan dan sepelayanan Riedel.

Sama-sama diutus oleh NZG, Schwarz dikenal dengan ketekunannya dalam membangun hubungan dengan masyarakat lokal dan melanjutkan misi pekabaran Injil secara sistematis.

Schwarz memainkan peran besar dalam membuka akses pendidikan di berbagai wilayah di Minahasa.

Ia aktif mengembangkan kurikulum pengajaran dasar yang menyatu dengan nilai-nilai Kristen. 

Selain membina sekolah dan jemaat, Schwarz juga dikenal sebagai figur yang membentuk pola pikir masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dalam membangun peradaban.

Meski hidup dalam tantangan zaman kolonial, Schwarz tetap teguh pada panggilannya sebagai penyebar Injil dan pendidik.

Ia wafat lebih awal dibandingkan Riedel, namun jejak pelayanannya tetap hidup dalam sejarah gereja dan pendidikan Kristen di tanah Minahasa.

Sebagian artikel diambil dari Dodokugmim dan Telah tayang di Tribunmanado.co.id dengan judul Sejarah Pekabaran Injil dan Pendidikan Kristen di Tanah Minahasa hingga Berdirinya GMIM

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved