Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok Stevy Pangemanan Warga Minut yang Meninggal saat Khotbah di Mata Istri dan Anak

Stevy Pangemanan (52) meninggal saat memimpin ibadah fajar di GMIM Sion Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara,  Minggu 15 Juni 2025

Penulis: Alpen Martinus | Editor: Rizali Posumah
Tribun Manado/Alpen Martinus
MENINGGAL- Suasana rumah duka Almarhum Stevy Pangemanan (52). Almarhum meninggal saat memimpin ibadah fajar di GMIM Sion Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Minggu 15 Juni 2025. Kepergiannya menyisakan duka yang mendalam. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepergian Stevy Pangemanan (52) untuk selama-lamanya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.

Stevy Pangemanan (52) wafat saat memimpin ibadah fajar di GMIM Sion Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara,  Minggu 15 Juni 2025.

Stevy Pangemanan meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Dr Stevy Pangemanan adalah dosen di Fakultas Peternakan Unsrat.

Bagi Easy Sigarlaki istri mendiang, sang suami sangat penyayang dan peduli kepada semua orang.

"Dia orang yang peduli kepada keluarga, pelayanan, termasuk kepada masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan, walaupun dalam kondisi sakit, namun Stevy tetap melayani dan bekerja.

Di gereja ia selalu dipercaya memegang jabatan pelayanan. Pernah jadi Sekretaris Jemaat, dan sekarang sebagai penatua.

"Sudah beberapa kali jadi pelayan, tidak bisa menolak permintaan jemaat," katanya.

Di kampus ia dikenal sebagai dosen yang baik dan senang membantu mahasiswa bimbingan skripsi.

"Banyak mahasiswa yang senang dibimbing bapak. Kadang mereka datang, sampai tidur di rumah," jelasnya.

Menurut keluarga juga, Stevy sudah aktif beraosialisasi sejak muda.

Ia sangat terkejut mendengar kabar sang suami meninggal dunia. Lantaran saat itu ia sedang sakit dan tidak bisa mendampingi sang suami ke gereja.

"Dapat kabar ada yang telepon tadi, saya langsung ke rumah sakit," jelas dia.

Yoel Pangemanan anak pertama Stevu mengatakan sosok sang ayah adalah 
orang paling rendah hati

"Suka membantu dan kadang sekali marah," jelasnya.

Namun palin diteladaninya adalah sang ayah sangat rajin ibadah.

"Biar sakit tetap ke gerja dan melayani," ujarnya.

Paling diingat pesannya adalah pantang menyerah dan jangan hilang harapan.

"Orangnya suka bersosialisasi," katanya.

Ia juga memang selalu mengingatkan sang ayah untuk minum obat stroke.

"Tadi juga sebelum ke gereja saya ingatkan untuk minum obat, tapi katanya sudah," jelas dia.

Mendengar sang ayah meninggal membuatnya terkejut.

"Papa memang selalu kontrol rutin, juga rutin minum obat, sempat beberapa kali kambuh juga," jelasnya.

Paling diingatnya adalah momen saat ia sakit dan ingin menyerah, namun sang ayah memberikan semangat.

"Semangatnya, membangun keluarga dari nol," jelas dia.

Pemakaman bakal digelar pada Rabu 18 Juni 2025. (Amg)

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved