Wisata di Manado
3 Objek Wisata Budaya di Pusat Kota Manado Sulawesi Utara yang Didatangi Turis Setiap Hari
Kawasan pusat Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), punya daya tarik wisata. Di sini terdapat sejumlah objek wisata budaya.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Dewangga Ardhiananta
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kawasan pusat Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), punya daya tarik wisata.
Di sini terdapat sejumlah objek wisata budaya.
Pesona budaya ini membuat kawasan pasar 45 dan sekitarnya di pusat kota menjadi salah satu lokasi city tour para turis asing yang hendak menyambangi Manado, Sulut.
Di musim turis kali ini, tiga lokasi tersebut diserbu turis asing hampir setiap hari.
Ini 3 lokasi wisata budaya di pusat Kota Manado:
1. Klenteng Ban Hin Kiong

Klenteng Ban Hin Kiong adalah Klenteng tertua di kota Manado.
Didirikan pada tahun 1819.
Keberadaannya di Manado selama beberapa abad diwarnai sejumlah peristiwa yang diklaim sebagai mujizat.
Pada 1930 misalnya.
Kota Manado dilanda wabah penyakit kolera.
Korban jiwa berjatuhan.
Pihak Klenteng berinisiatif menggelar sembahyang khusus.
Setelah itu, kio/tandu dari klenteng digotong keliling kota.
Ajaibnya wabah pun hilang.
Pada tahun 1819, saat bangunan klenteng masih semi permanen, pernah terjadi kebakaran besar di seputaran klenteng.
Keajaiban terjadi saat api mendekati Klenteng, api tiba-tiba tegak lurus lantas padam.
Saat suatu kejadian permesta, salah satu meriam ditembakkan ke klenteng.
Pelurunya nyasar di bawah altar Yang Suci Kong Tek Cun Ong.
Peluru meriam itu tidak meledak.
Pada masa perang dunia 2, Manado luluh lantak dihantam bom sekutu.
Salah satu yang utuh adalah Klenteng Ban Hin Kiong.
Pada peristiwa 14 maret 1970, Klenteng habis terbakar, kecuali satu arca yang terbuat dari kayu, arca tersebut adalah salah satu arca dari Hok Lok Siu (Dewa Panjang Umur).
Klenteng tersebut juga menjadi saksi dari kerukunan antar umat beragama di Manado.
Berada di kampung cina yang diapit kampung arab serta pemukiman suku Gorontalo dan Minahasa, klenteng itu juga berada tak jauh dari gereja serta masjid.
Klenteng tersebut, selain sebagai tempat ibadah penganut Tridharma, juga warisan budaya bagi Manado.
Klenteng ini telah mewarnai sejarah kota.
Menurut cerita, Kelenteng tersebut didirikan seorang dari Tiongkok.
Terombang ambing di laut, dia berjanji bakal mendirikan sebuah kelenteng di tempatnya terdampar jika selamat.
2. Gereja Sentrum

Di pusat Kota Manado, ada sebuah gereja bernama Gereja Sentrum Manado atau lengkapnya Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM) Sentrum Manado.
Gereja ini terletak di Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang.
Menurut sejarah, gereja ini berdiri sejak tahun 1677.
Gereja ini merupakan bangunan peninggalan masa kolonial Belanda dan tertua di Manado.
Dulu namanya bukan GMIM Sentrum, tetapi Gereja Besar (Oude Kerk) Manado.
Nama “Sentrum” baru digunakan setelah kemerdekaan.
Di masa silam, gereja ini berada di bawah binaan Indische Kerk atau Gereja Negara.
Namun, kehidupan rohani yang dikuasai oleh negara menimbulkan ketidakpuasan.
Hal tersebut kemudian mendorong lahirnya KGPM pada 1933 sebagai jawaban atas pemisahan gereja dari negara.
Pada masa Indische Kerk, pelayanan administrasi Gereja di Minahasa dan Bitung berpusat di Manado.
Kemudian sejak 30 September 1934, Gereja Protestan di Manado, Minahasa, dan Bitung dinyatakan berdiri sendiri dengan sebutan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM).
Kedudukan kantornya pun tidak lagi di Manado, tapi dipindahkan ke Tomohon.
Pada masa pendudukan Jepang, Gereja Sentrum pernah dijadikan sebagai markas MSKK (Manado Syuu Kiri Sutokyop Kyookai) yang dipimpin oleh Pendeta Jepang Hamasaki.
Sayangnya, bangunan gereja ini hancur dibom ketika Perang Dunia II.
Pada tahun 1952, gereja yang merupakan artefak budaya ini dibangun kembali dan ditahbiskan 10 Oktober 1952.
3. Tugu Peringatan Perang Dunia 2

Tugu peringatan perang Dunia Kedua terletak di samping gedung Gereja GMIM Sentrum, agak di luar pasar 45.
Tugu itu dirancang oleh arsitek Belanda Ir Den Bosch.
Bentuknya menyerupai menara dengan sebuah kotak mirip peti mati pada bagian atasnya.
Nuansa suram tersebut menyimbolkan ingatan tentang kematian dalam perang Dunia 2 dan harapan bahwa jiwa-jiwa itu akan peroleh ketenangan di sisi Tuhan.
Tugu seperti ini hanya ada di Manado.
(Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)
Baca Berita Tribun Manado di Google News
WhatsApp TribunManado.co.id : KLIK
objek wisata
budaya
Manado
Sulawesi Utara
Sulut
Klenteng Ban Hin Kiong
Gereja Sentrum
Tugu Peringatan Perang Dunia 2
turis
Ini Daftar 40 Tempat Wisata di Manado Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Daftar 5 Tempat Wisata di Sulut, Menawarkan Pemandangan Indah, Ada Pantai hingga Danau |
![]() |
---|
7 Rekomendasi Tempat Wisata di Sulut yang Wajib di Kunjungi, Tawakan Spot Foto Ekstetik dan Memukau |
![]() |
---|
3 Rekomendasi Tempat Pemandian Air Panas di Tondano, Sulawesi Utara, Cek Harga Masuknya |
![]() |
---|
Daftar Harga Sewa Villa Robert Manado, Rekomendasi Tempat Wisata untuk Libur Panjang dengan Keluarga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.