Dampak Tarif Trump: Ponsel - Laptop dan Earphone Akan Lebih Mahal
Apple diperkirakan akan paling terpukul oleh bea masuk baru di antara raksasa teknologi, namun Google, Meta dan Microsoft.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Apple diperkirakan akan paling terpukul oleh bea masuk baru di antara raksasa teknologi, namun Google, Meta dan Microsoft juga menghadapi kerugian yang signifikan—bahkan sebelum ada pungutan balasan yang dikenakan pada produk mereka.
Para pembuat chip Amerika percaya hingga Rabu lalu bahwa mereka akan terhindar dari dampak tarif baru yang diberlakukan Presiden Donald Trump terhadap impor ke Amerika Serikat . Pengumuman awal mengisyaratkan pengecualian—setidaknya untuk sementara—untuk microchip.
Namun pada akhir pekan, ketika daftar akhir pengecualian diterbitkan, menjadi jelas bahwa banyak produk yang secara tidak langsung terkait dengan industri chip tidak akan dikecualikan.
Meskipun tarif tidak secara langsung menargetkan chip komputer, tarif tersebut berlaku untuk server yang berisi chip tersebut dan telepon pintar yang menggunakannya. Misalnya, server DGX Nvidia —yang digunakan untuk aplikasi kecerdasan buatan dan diproduksi di luar AS—akan dikenakan bea masuk yang tinggi.
Menurut majalah Wired, hanya 20 persen dari lebih dari 1.300 item yang tercantum di situs web Nvidia yang dikecualikan berdasarkan kebijakan baru tersebut.
iPhone Apple , yang sebagian besar diproduksi di Tiongkok , India, dan Vietnam, diperkirakan akan mengalami kenaikan harga yang signifikan.
Tarif Trump juga akan mencakup komponen penting produksi chip, termasuk baja, aluminium, dan teknologi pengolahan air. Dampaknya sudah jelas: harga diperkirakan akan naik pada berbagai barang elektronik konsumen termasuk telepon pintar, laptop, tablet, earphone, jam tangan pintar, dan konsol gim. Kenaikan ini dapat menyebabkan penjualan yang lebih rendah, atau memaksa produsen untuk menyerap biaya tambahan—yang akan memangkas margin keuntungan.
Hal ini dapat menjadi pukulan telak bagi tujuan Amerika untuk menjadi yang terdepan dalam kecerdasan buatan dan komputasi kuantum. Apple diproyeksikan akan mengalami pukulan telak di antara raksasa teknologi lainnya, tetapi Google, Meta, dan Microsoft —yang juga memproduksi banyak produk mereka di luar negeri— diperkirakan juga akan mengalami kerugian besar. Ladang server mereka yang sangat besar, yang dibangun dengan biaya miliaran dolar untuk mendukung sistem AI, juga akan menjadi lebih mahal untuk dirawat.
Dikutip YNet, komponen utama industri semikonduktor AS tertanam dalam berbagai macam barang konsumen impor—mulai dari mobil hingga lemari es—dan kini akan dikenakan tarif yang sangat tinggi. Sementara produsen chip AS saat ini hanya mewakili sebagian kecil dari pasar global, pemerintahan Biden telah mengalokasikan 52 miliar dolar untuk memperluas jangkauan mereka.
Tarif baru, yang terutama berlaku di Asia Tenggara, mengancam akan melemahkan upaya AS untuk mengurangi ketergantungan pada produksi Tiongkok. Bahkan Taiwan —rumah bagi TSMC, produsen chip canggih terbesar di dunia—akan menghadapi tarif sebesar 32 persen untuk ekspor server.
Pembalasan juga menjadi kekhawatiran yang membayangi. Negara-negara yang paling terdampak oleh tarif diperkirakan akan menanggapi dengan mengenakan bea atas barang dan jasa AS, yang berpotensi berdampak pada platform digital Amerika seperti Google Play, App Store milik Apple, Netflix, dan Microsoft Office. (Tribun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.