Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rusia Kritik Usulan Gencatan Senjata AS untuk Ukraina: Trump Ancam Kremlin

Kemajuan Moskow di sepanjang garis depan dalam beberapa bulan terakhir dan upaya Donald Trump untuk mencapai kesepakatan damai.

Editor: Arison Tombeg
Kolase TM/YNet
PERDAMAIAN - Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Kemajuan Moskow di sepanjang garis depan dalam beberapa bulan terakhir dan upaya Trump untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Kyiv, yang didukung oleh Barat, bisa kalah dalam perang. 

TRIBUNMANADO.COM, Moskow - Kemajuan Moskow di sepanjang garis depan dalam beberapa bulan terakhir dan upaya Donald Trump untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Kyiv, yang didukung oleh Barat, bisa kalah dalam perang.

Asisten utama kebijakan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa dia telah memberi tahu Washington bahwa gencatan senjata selama 30 hari yang diusulkan oleh Amerika Serikat untuk menghentikan perang di Ukraina hanya akan memberikan pasukan Kyiv waktu istirahat yang sangat dibutuhkan di medan perang.

Kemajuan Rusia di sepanjang garis depan dalam beberapa bulan terakhir dan upaya Presiden AS Donald Trump untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri konflik tiga tahun di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Kyiv, yang didukung oleh Barat, dapat kalah perang.

Dikutip YNet, Asisten utama kebijakan luar negeri Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa dia telah memberi tahu Washington bahwa gencatan senjata selama 30 hari yang diusulkan oleh Amerika Serikat untuk menghentikan perang di Ukraina hanya akan memberikan pasukan Kyiv waktu istirahat yang sangat dibutuhkan di medan perang.

Kemajuan Rusia di sepanjang garis depan dalam beberapa bulan terakhir dan upaya Presiden AS Donald Trump untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri konflik tiga tahun di Ukraina telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Kyiv, yang didukung oleh Barat, dapat kalah perang.

Utusan khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff tiba di Moskow pada hari Kamis untuk bertemu Putin. Pejabat Rusia mengatakan penasihat keamanan nasional AS Mike Waltz telah memberikan rincian tentang gagasan gencatan senjata pada hari Rabu dan Rusia siap untuk membahasnya.

Trump mengatakan di Gedung Putih pada hari Rabu bahwa ia berharap Kremlin akan menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari yang menurut Ukraina akan didukung.

Yuri Ushakov, mantan duta besar untuk Washington yang berbicara atas nama Putin mengenai isu-isu kebijakan luar negeri utama, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa ia telah berbicara dengan Waltz pada hari Rabu untuk menguraikan posisi Rusia mengenai gencatan senjata.

"Saya nyatakan posisi kami bahwa ini tidak lain hanyalah jeda sementara bagi militer Ukraina, tidak lebih," kata Ushakov.

"Tujuan kami adalah penyelesaian damai jangka panjang yang mempertimbangkan kepentingan sah negara kami dan berbagai kekhawatiran kami yang sudah diketahui. Bagi saya, tidak seorang pun membutuhkan langkah-langkah yang (hanya) meniru tindakan damai dalam situasi ini," katanya.

Ketika ditanya apakah Rusia menolak usulan tersebut, Ushakov, yang telah bertugas bersama Putin di Kremlin sejak 2012, mengatakan bahwa presiden kemungkinan akan berbicara kepada media pada hari Kamis dan menguraikan posisi Rusia secara lebih rinci.

Pernyataan dari pejabat senior Kremlin tersebut menunjukkan bahwa Putin, pemimpin tertinggi Rusia sejak 1999, berpikir bahwa kemajuan Rusia di medan perang di Ukraina dan di Rusia barat memberi Moskow peran yang kuat dalam negosiasi perdamaian.

Tidak jelas bagaimana Trump akan bereaksi setelah mengatakan pada hari Rabu bahwa ia berharap Moskow akan menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri "pertumpahan darah" dan bahwa dalam masa jabatan pertamanya ia bersikap lebih keras terhadap Rusia daripada presiden lainnya.

"Saya dapat melakukan hal-hal yang secara finansial akan sangat merugikan Rusia," kata Trump. "Saya tidak ingin melakukan itu karena saya ingin mendapatkan perdamaian. Saya ingin melihat perdamaian dan kita lihat saja nanti. Namun secara finansial, ya, kita dapat melakukan hal-hal yang sangat merugikan Rusia. Itu akan sangat merugikan Rusia."

Trump mengancam akan memberikan sanksi lebih keras terhadap Moskow apabila gagal berunding, tetapi memberikan keringanan sanksi jika Moskow menyetujui gencatan senjata di Ukraina.

Dua sumber industri Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia meminta perusahaan untuk mengusulkan sanksi mana yang paling mendesak untuk dicabut. Kementerian tersebut tidak segera bersedia memberikan komentar.

Kremlin mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya yakin semua sanksi adalah ilegal dan harus dicabut. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved