Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Pelita, Renungan P/KB GMIM 9 - 15 Maret 2025, Mazmur 32:1-11, Berbahagialah Orang yang Diampuni

Pelita, renungan ibadah Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM selama sepekan mulai 9 - 15 Maret 2025.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
PELITA - Renungan P/KB GMIM 9 - 15 Maret 2025. Pembacaan alkitab terdapat pada Mazmur 32:1-11, tema perenungan berbahagialah orang yang diampuni. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelita, renungan ibadah Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM selama sepekan mulai 9 - 15 Maret 2025.

Pembacaan alkitab terdapat Mazmur 32:1-11.

Tema perenungan adalah berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya yang dosanya ditutupi.

Khotbah :

Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan,

Di minggu sengsara pertama ini, kita terajak untuk memahami dan menghayati makna karya pengampunan Allah 
dalam Mazmur 42 yang dihubungkan dengan karya selamat Allah dalam Yesus Kristus, melalui jalan-jalan sengsara dan 
kematian-Nya untuk menebus dosa kita manusia. 

Daud dalam Mazmur 42 ini, menunjukkan bahwa kebahagiaan hanya dapat dirasakan jika ada pengampunan 
Allah.

Hal ini penting untuk dihayati oleh kita Pria/Kaum Bapa dalam peran sebagai pria, suami, ayah, dan kepala keluarga. 

Pria/Kaum Bapa dapat merasakan kebahagiaan karena diampuni Allah dan dapat mewujudnyatakan pengampunan Allah yang mendatangkan kebahagiaan dalam keluarganya.

Dengan demikian Pria/Kaum Bapa dapat menjadi teladan dalam keluarganya, sehingga dapat memulihkan dan membangun keluarganya sebagaimana Allah memulihkan hubungan-Nya dengan manusia melalui Yesus Kristus. 

Sahabat-sahabat yang dikasihi,

Daud menyoroti kebahagiaan orang yang dosanya diampuni. Sebelum ia mengakui dosanya di hadapan Allah, ia 
berada dalam tekanan yang luar biasa.

Ia mengalami kegelisahan tanpa ketenangan batin.

Ia mengakui bahwa apa yang dialaminya adalah karena tangan Allah menekan dia. 

Demikianpun tekanan batin yang mengakibatkan kegelisahan sering dialami oleh P/KB karena adanya kesalahan dan dosa yang tidak diakui dalam hubungan dengan Tuhan, dengan isteri dan anak-anak.

Pria/Kaum Bapa sering merasa kuat dan sulit mengakui kesalahan, padahal pengakuan dosa kepada Allah adalah sebuah langkah awal pemulihan untuk ketenangan batin. 

Oleh sebab itu, kita semua terajak untuk mengakui kesalahan dan dosa kita pada Tuhan.

Mari kita berkata seperti pemazmur: 

"Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: Aku akan mengaku kepada 
TUHAN pelanggaran-pelanggaranku."

Jika ini kita lakukan, maka Ia akan mengampuni dosa kita sehingga pembaruan dan kebahagiaan dapat teralami dalam keluarga kita. 

Selanjutnya Daud mengajak setiap orang saleh supaya datang berdoa kepada Tuhan selagi Ia dapat ditemui agar tidak 
dilanda bencana, yang digambarkannya seperti banjir yang melanda.

Hal ini mengingatkan P/KB untuk mengajak anggota keluarganya untuk berdoa.

Tentu hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena faktanya ibadah-ibadah jemaat kurang dihadiri oleh P/KB. Apalagi mengajak keluarganya untuk beribadah keluarga.

Tak heran ada berbagai bencana melanda keluarga. Keluarga tidak saling percaya.

Ada kekerasan rumah tangga, yang saling menyakiti satu sama lain. Ada pertengkaran bahkan perpecahan dan perceraian. 

Sahabat-sahabat yang diberkati Tuhan,

Dalam mazmur ini, Daud juga mengungkapkan pengakuan imannya.

Bahwa Tuhanlah persembunyiannya. 

Tuhan menjaga dan mengelilinginya, sehingga luput dan bersorak."

Bahkan Daud mengakui bahwa Tuhanlah yang mengajar dan menunjukkan jalan yang harus ditempuh; Tuhan 
memberi nasihat dan mata-Nya tertuju padanya.

Dan ia diingatkan Tuhan untuk tidak seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang.

Daud sadar bahwa ini dimaksudkan supaya ia tidak menderita seperti orang fasik.

Ia percaya bahwa orang benar dikelilingi Tuhan dengan kasih setia.

Oleh sebab itu orang-orang benar harus bersukacita dan bersorak-sorai.

Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan, 

Kita semua disebut sebagai orang-orang berbahagia, karena kita adalah orang-orang yang telah diampuni melalui 
pengorbanan Yesus.

Oleh sebab itu, mari kita ajak keluarga, isteri dan anak-anak untuk beribadah (di keluarga, kolom, kategoriai 
BIPRA, ibadah minggu di gedung gereja), berdoa kepada Tuhan supaya bencana tidak melanda kita.

Dan sebagai orang-orang yang berbahagia karena telah mendapatkan pengampunan dosa, mari kita kendalikan semua perilaku, keinginan, cita dan harap dengan tali les dan kekang firman Allah, agar kita dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pria, suami, ayah dan kepala keluarga. 

Di peringatan minggu sengsara Kristus yang pertama ini, sambil menghayati makna pengorbanan Yesus, maka marilah 
kita tunjukkan cara hidup sebagai orang benar seperti jujur, adil, setia dan menjadi teladan.

Pengampunan Allah bagi kita, harus memampukan kita untuk mempraktikkan pengampunan dalam keluarga kita, sehingga terciptalah kebahagiaan dalam keluarga kita masing-masing. Amin.

Sumber : Komisi P/KB GMIM edisi Februari - Maret 2025

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved