Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Jadi Puncak Tertinggi Indonesia dan Rumah bagi Salju Abadi, Ternyata Ini Asal Nama Carstensz Pyramid

Cartensz Pyramid atau Puncak Jaya Berlokasi di, Mimika, Provinsi Papua Tengah, ini adalah salah satu puncak tertinggi Barisan Pegunungan Jayawijaya.

Dok. PAT Adventure
CARSTENSZ PYRAMID: Pendaki di Gunung Carstensz, Papua. Jadi Puncak Tertinggi Indonesia dan Rumah bagi Salju Abadi, Ternyata Ini Asal Nama Carstensz Pyramid 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Cartensz Pyramid atau Puncak Jaya adalah titik tertinggi Indonesia dengan ketinggian mencapai 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Berlokasi di, Mimika, Provinsi Papua Tengah, ini adalah salah satu puncak tertinggi Barisan Pegunungan Jayawijaya.

Selain Puncak Jaya dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), ada juga Puncak Mandala (4.760 mdpl) dan Puncak Trikora (4.751 mdpl).

Puncak tertinggi Indonesia berada di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Lokasi Atap Indonesia itu tepatnya berada di Cartensz Pyramid, Pegunungan Jayawijaya, Papua.

Cartensz Pyramid bersandingan dengan puncak-puncak Pegunungan Jayawijaya lainnya, seperti Puncak Mandala (4.760 mdpl), Puncak Trikora (4.730 mdpl), Puncak Indeberg (4.673 mdpl), Puncak Yamin (4.535 mdpl), dan Puncak Carstensz Timur (4.400 mdpl).

Saking tingginya, Cartensz Pyramid juga termasuk dalam Seven Summit (tujuh puncak tertinggi) dunia.

Keenam Seven Summit Dunia lainnya adalah Himalaya (Tibet, Asia), Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Eropa), Aconcagua (Amerika Latin), McKinley atau Denali (AS), dan Vinson Massif (Antartika, Kutub Selatan).

Asal-usul nama Cartensz Pyramid

Nama Cartensz pada puncak ini berawal dari orang yang pertama kali melihatnya pada tahun 1623.

Orang itu bernama Jan Cartensz yang berasal dari Eropa. Ia pertama kali melihatnya dalam perjalanan pelayarannya.

Cartensz pun mengklaim bahwa puncak tersebut ditutupi oleh gletser dan salju. Namun, klaim itu tidak dipercaya banyak orang Eropa mengingat lokasi gunung berada di daerah tropis.

Hamparan salju Cartensz Pyramid baru bisa dicapai pada awal tahun 1909 oleh seorang penjelajah Belanda bernama Hendrik A. Lorentz. 

Sementara, puncak tersebut baru didaki pada tahun 1962 oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh seorang pendaki gunung Austria, Heinrich Harrer.

Adapun Cartensz Pyramid adalah nama Eropa gunung ini. Nama Indonesianya adalah Puncak Jaya.

Salju di Puncak Gunung Jayawijaya Papua Diprediksi Hilang 2 Tahun Lagi

Pegunungan Jayawijaya di Papua telah lama dikenal memiliki salju abadi yang tak pernah meleleh di puncaknya. Namun, dua tahun lagi, kondisinya mungkin akan berbeda. 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, memperkirakan salju di Puncak Jayawijaya akan hilang pada tahun 2026.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Moses Kilangin Mimika, Reza menyampaikan, menurut hasil penelitian terbaru BMKG Pusat, pada tahun 2022 luasan salju di puncak tersebut mencapai 0,23 kilometer persegi.

Angka tersebut menunjukkan penyusutan sekitar dari 0,11 kilometer persegi sampai 0,16 meter persegi.

"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pencairan salju ini semakin signifikan, untuk ketebalan salju yang tersisa hanya empat meter," ucap Reza, dilansir dari Antara, Selasa (17/12/2024).

Perubahan iklim dan curah hujan jadi penyebab

Faktor penyebab kemungkinan hilangnya salju di puncak Jayawijaya, selain perubahan iklim, adalah curah hujan yang tinggi.

Adapun curah hujan yang tinggi memengaruhi percepatan pencairan salju, penurunan luasa, dan ketebalan salju.

"Dulu embun dan uap air di Puncak Jayawijaya akan membeku menjadi salju, namun sekarang hujan lebih sering turun di Puncak Jayawijaya ini justru mempercepat pencairan es," kata Reza.

Tidak hanya itu, proses pencairan salju juga disebabkan oleh kombinasi hujan, panas bebatuan, dan perubahan iklim.

"Jadi ada dua faktor utama yakni pencairan dari atas karena hujan dan pencairan dari bawah akibat panas bebatuan dan dampak pencairan salju diprediksi akan dirasakan di pegunungan dan dataran rendah," jelas Reza.

Berangkat dari prediksi tersebut, ia berharap berbagai pihak peduli akan dampak perubahan iklim. Sebab, habisnya salju di Puncak Jayawijaya ikut berdampak terhadap ekosistem dan kehidupan masyarakat.

Sebagai informasi, Pegunungan Jayawijaya terletak di antara Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Pegunungan. 

Dilansir dari Bobo.grid.id, Pegunungan Jayawijaya memiliki sebutan lain yaitu Carstensz. Pada tahun 1623, pelaut Belanda bernama Jan Carstensz melihat puncak gunung yang bersalju tersebut saat berlayar di pantai selatan Laut Arafura.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

-

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Baca berita lainnya di: Google News

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved