Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kuliner

Sejarah dan Keunikan Rumah Makan Heng Mien, Kuliner Legendaris di Tepi Jurang Tomohon Sulawesi Utara

Namun Januari 2025, RM Heng Mien mengalami kebakaran hebat yang menghanguskan bagian dalam bangunan. 

Tribunmanado.co.id/Petrick Sasauw
SEJARAH RUMAH MAKAN - Rumah Makan (RM) Heng Mien Tinoor, Kota Tomohon, Sulawesi Utara (September 2024). Rumah makan yang telah berdiri sejak 1950 ini ini masih eksis dengan menawarkan hidangan khas Minahasa dengan sistem All You Can Eat. (Tribunmanado.co.id/Petrick Sasauw) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Rumah Makan (RM) Heng Mien merupakan salah satu rumah makan legendaris di Sulawesi Utara yang telah berdiri hampir tiga dekade. 

Berlokasi di Jalan Raya Manado-Tomohon, Tinoor, Kota Tomohon, rumah makan ini dikenal dengan hidangan khas Minahasa serta lokasinya yang unik, yaitu di tepi jurang.

Jalan Manado-Tomohon sendiri merupakan kawasan perlintasan ramai yang didominasi oleh kontur tebing dan jurang

Oleh karena itu, rumah makan yang berada di sepanjang jalur ini menjadi favorit para pelancong dan pengendara yang melintas.

Namun Januari 2025, RM Heng Mien mengalami kebakaran hebat yang menghanguskan bagian dalam bangunan. 

Saat ini, rumah makan tersebut sedang dalam tahap renovasi untuk kembali melayani para pelanggan setianya.

Sejarah Panjang Rumah Makan Heng Mien

Dari informasi yang dihimpun, RM Heng Mien telah berdiri sejak tahun 1950. 

Rumah makan ini menggunakan sistem All You Can Eat (AYCE), yaitu pengunjung bisa menyantap makanan sesuai selera, namun hanya membayar satu harga.

Berbagai hidangan khas Minahasa tersedia, baik yang halal maupun non-halal.

Beberapa menu andalannya antara lain:

  • Tinorangsak: olahan daging babi yang dimasak dengan beragam rempah di dalam bambu
  • Sup brenebon: sup kacang merah khas Minahasa yang gurih dan lezat
  • Renga: hidangan kerang berkuah

Harga makanan di RM Heng Mien pun tergolong terjangkau, yaitu pengunjung hanya perlu membayar sekitar Rp 35 ribu per orang untuk menikmati aneka hidangan yang tersedia.

Dulunya, konsep rumah makan di Tinoor adalah menyajikan semua makanan langsung di meja pelanggan. 

Namun, seiring perkembangan zaman, sistem penyajian berubah menjadi prasmanan, yaitu pelanggan mengambil sendiri makanan yang mereka inginkan.

Kuliner Ekstrem dan Pemandangan Indah

Bagi pecinta kuliner ekstrem, RM Heng Mien juga menyediakan hidangan unik seperti ular, kelelawar, dan tikus hutan yang dimasak dengan bumbu rica-rica khas Minahasa. 

Namun, menu ini hanya tersedia melalui pemesanan khusus beberapa hari sebelumnya.

Selain sajian kulinernya yang khas, RM Heng Mien juga menawarkan pemandangan indah dari ketinggian bukit. 

Dari rumah makan ini, pengunjung dapat menikmati panorama Kota Manado dari kejauhan, menjadikannya tempat yang cocok untuk bersantap sambil menikmati suasana alam yang sejuk.

Sejarah Kuliner di Tinoor

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Sulawesi Utara Besok Rabu 19 Februari 2025, Info BMKG Manado Potensi Hujan Petir

Baca juga: Gaji dan Fasilitas PPPK Paruh Waktu, Ini Jenjang Kariernya

Menurut seorang peneliti sejarah Tomohon, Judi Turambi, rumah makan di Tinoor telah ada sejak jalan Manado-Tomohon belum diaspal. 

Awalnya, rumah makan di daerah ini hanya berupa gubuk atau sabuah dalam bahasa lokal.

Pada tahun 1927, usaha rumah makan di Tinoor mulai dirintis oleh Kaes Evenglien Rambing, cucu dari seorang hukum tua (kepala desa/lurah) bernama Bastian Rambing. 

Saat itu, tempat makan masih berbentuk sabuah yang terletak di sisi kiri jalan menuju Manado.

Kala itu, para pedagang dari Sonder, Remboken, dan Tomohon yang menggunakan gerobak sapi sering singgah untuk menikmati hidangan seperti kawok (tikus kebun), peret (kelelawar), nasi bungkus, serta minuman saguer (air sadapan pohon aren).

Sumber lain menyebutkan bahwa sejak zaman Belanda sebelum tahun 1930, masyarakat Tinoor sudah berjualan makanan di jalan utama yang mengarah ke Lotta dan Kali. 

Jalan ini dikenal dengan "jalan tangga-tangga" dan terdapat beberapa sabuah atau warung kecil tempat mereka berjualan.

Pada sekitar tahun 1930-an, Jalan Raya Manado-Tomohon mulai dibuka, dan usaha rumah makan di kawasan Tinoor semakin berkembang. 

Salah satu rumah makan pertama yang berdiri pada tahun 1944 di masa penjajahan Jepang adalah Rumah Makan Eli Non, yang kemudian berganti nama menjadi Tambulinas.

Menurutnya, ada kepercayaan bahwa rumah makan di Tinoor harus memiliki koki dari daerah tersebut agar usahanya sukses. 

SEJARAH RUMAH MAKAN - Rumah Makan (RM) Heng Mien Tinoor, Kota Tomohon, Sulawesi Utara (September 2024). Rumah makan yang telah berdiri sejak 1950 ini ini masih eksis dengan menawarkan hidangan khas Minahasa dengan sistem All You Can Eat.
SEJARAH RUMAH MAKAN - Rumah Makan (RM) Heng Mien Tinoor, Kota Tomohon, Sulawesi Utara (September 2024). Rumah makan yang telah berdiri sejak 1950 ini ini masih eksis dengan menawarkan hidangan khas Minahasa dengan sistem All You Can Eat. (Tribunmanado.co.id/Petrick Sasauw)

Selain itu, rumah makan yang terletak di sisi jurang cenderung lebih laris dibandingkan dengan yang berada di sisi lainnya.

Pada tahun 1952, muncul Rumah Makan Puncak yang kala itu menjadi tempat favorit para pejabat Minahasa, termasuk Laurens Saerang dan Gubernur Sulut HV Worang. 

Tempat ini menjadi persinggahan utama bagi para sopir dan penumpang dari Tomohon, Tondano, Sonder, dan Kawangkoan.

Seiring waktu, beberapa rumah makan di Tinoor tutup, seperti Rumah Makan Syaloom yang berdiri pada 1967 tetapi berhenti beroperasi pada 1971. 

Rumah Makan Tambulinas dan Puncak juga akhirnya tutup, meskipun bangunan bekas RM Puncak masih dapat ditemukan hingga saat ini.

Dari sekian banyak rumah makan di Tinoor, RM Heng Mien tetap bertahan dan bahkan menjadi yang paling populer hingga saat ini. 

Rumah makan ini pertama kali dibuka pada tahun 1950, kemudian berpindah lokasi pada 1965, dan akhirnya menetap di lokasi yang sekarang sejak tahun 1995.

Selain RM Heng Mien, beberapa rumah makan tepi jurang lain yang pernah ada di kawasan ini adalah RM Pemandangan yang dibuka pada 1960 dan RM Tinoor Jaya yang berdiri sejak 1978.

Meskipun mengalami musibah kebakaran, RM Heng Mien terus berbenah dan berupaya kembali menyajikan kuliner khas Minahasa bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Tomohon.(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved