iPhone Baru Menjadi Smartphone Tertipis: Ketebalan 5,5 mm
Smartphone iPhone 17 Air, meski desainnya yang sangat tipis dapat merevolusi estetika.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Smartphone iPhone 17 Air, meski desainnya yang sangat tipis dapat merevolusi estetika, menimbulkan kekhawatiran mengenai masa pakai baterai, fungsionalitas kamera, dan efisiensi pendinginan.
iPhone 17 Air, atau mungkin iPhone 17 Slim, dikabarkan akan menetapkan standar baru untuk ketipisan. Menurut analis Apple ternama Ming-Chi Kuo, iPhone 17 Air akan berukuran hanya 5,5 mm pada titik tertipisnya.
Sebagai perbandingan, iPhone 16 dan iPhone 16 Plus memiliki ketebalan 7,8 mm, yang berarti model baru ini bisa jadi hampir 30 persen lebih tipis. iPhone tertipis hingga saat ini adalah iPhone 6, yang berukuran 6,9 mm.
Tampaknya industri ini sekali lagi berfokus pada ketipisan perangkat sebagai fitur utama. Tren ini bukanlah hal baru—sekitar satu dekade lalu, produsen memamerkan perangkat dengan ketebalan di bawah 6 mm sebagai fitur yang menonjol. Kini, ketipisan kembali menjadi tren.
Bulan lalu, Samsung memperkenalkan Galaxy S25 Edge, yang kabarnya berukuran 6,4 mm. Jika laporan tersebut akurat, iPhone 17 Air akan lebih tipis hampir satu milimeter dari pesaing terdekatnya.
Namun, sudah dapat diduga, akan ada beberapa perubahan substansial, khususnya pada kamera. Edge ultra-tipis Samsung mengorbankan satu sensor kamera belakang untuk mempertahankan profilnya yang ramping.
Laporan menunjukkan iPhone 17 Air akan menampilkan satu kamera belakang 48 megapiksel, meskipun penempatan pastinya masih belum pasti.
Pembocor Majin Bu berspekulasi bahwa ponsel itu dapat mengadopsi bilah kamera bergaya Google Pixel yang mencakup seluruh panel belakang. Namun, klaim ini dipertanyakan.
Apple tidak pernah menggunakan desain seperti itu di salah satu dari 46 model iPhone sebelumnya. Selain itu, bilah kamera pada ponsel ultra-tipis dapat mengganggu sistem Face ID yang menghadap ke depan.
Akibatnya, kemungkinan Apple akan mempertahankan desain panel belakang yang relatif bersih—atau begitulah spekulasi tersebut.
Keterbatasan potensial lainnya adalah kecenderungan Apple untuk mempertahankan desain yang konsisten di seluruh lini produknya sambil menghindari penjiplakan desain pesaing, bahkan dengan mengorbankan keunggulan teknologi tertentu.
Contoh utama adalah keengganan Apple selama bertahun-tahun untuk mengadopsi pemindai sidik jari di bawah layar atau beralih dari notch untuk Face ID demi desain punch-hole.
Satu kekurangan potensial dari iPhone 17 Air adalah daya tahan baterainya. Menurut pembocor Digital Chat Station, baik iPhone tipis Apple maupun Galaxy S25 Edge Samsung akan memiliki baterai mulai dari 3.000 mAh hingga 4.000 mAh.
Meskipun ini bukan hal yang sepele, namun mungkin tidak cukup untuk penggunaan lebih dari sehari, terutama jika layar ponsel melebihi 6,5 inci.
Selain itu, desain yang lebih tipis menimbulkan tantangan untuk solusi pendinginan yang efektif, yang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kinerja baterai. Panas berlebih dapat mengurangi efisiensi dan umur baterai.
iPhone 17 Air kemungkinan akan membutuhkan setidaknya chip A17 Pro untuk menangani pemrosesan AI canggih Apple.
Sebagian besar pembocor memperkirakan bahwa iPhone 17 Air akan memiliki chip A19 dengan RAM 8 GB.
Transisi eSIM
Di AS, iPhone tidak memiliki slot kartu SIM fisik sejak September 2022. Namun, model yang dijual di Eropa dan kawasan lain masih menyertakan baki SIM fisik.
Hal ini dapat berubah dengan iPhone 17 Air, karena desainnya yang sangat tipis mungkin tidak menyisakan ruang untuk slot SIM.
Meskipun dukungan eSIM kini tersedia di sebagian besar belahan dunia (termasuk Israel), hal ini belum tersedia di semua tempat.
Meskipun demikian, peralihan Apple ke perangkat khusus eSIM dapat mendorong operator global dan produsen pesaing untuk mengadopsi teknologi ini secara lebih luas.
Pergeseran ke arah perangkat ultra-tipis sebagai konfigurasi tambahan dalam seri ponsel pintar terkemuka menunjukkan bahwa produsen mungkin kehabisan ide inovatif untuk meningkatkan produk mereka.
Hal ini juga menyoroti bahwa faktor bentuk ponsel pintar mungkin telah mencapai puncak evolusinya.
Titik jenuh dalam inovasi ini tidaklah mengejutkan. Sebagian besar perangkat pada akhirnya akan memiliki desain yang spesifik dan efisien seiring berjalannya waktu, baik untuk kenyamanan pengguna maupun kepraktisan manufaktur.
Mobil, misalnya, masih menyerupai kotak dengan mesin di bagian depan atau belakang, bagasi, dan empat roda.
Kulkas rumahan tetap berbentuk lemari tinggi dan sempit, sementara TV dan komputer tetap mempertahankan bentuk dasarnya, dan menjadi lebih tipis dengan hadirnya teknologi LCD. Demikian pula, telepon pintar kini mungkin mengikuti tren ini. (Tribun)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.