Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Renungan Harian Kristen

Pelita, Renungan P/KB GMIM 2 - 8 Februari 2025, Tuhan Itu Ajaib dan Agung dalam Kebijaksanaan

Pelita, renungan ibadah Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM mulai sepekan Minggu 2 Februari - Sabtu 8 Februari 2025.

Editor: Chintya Rantung
Chintya Rantung/Tribun Manado
PELITA: Renungan Ibadah P/KB GMIM. Dipakai untuk sepekan Minggu 2 - 8 Februari 2025. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pelita, renungan ibadah Pria Kaum Bapa (P/KB) GMIM mulai sepekan Minggu 2 Februari - Sabtu 8 Februari 2025.

Pembacaan alkitab terdapat pada Yesaya 28:23-29.

Tema perenungan adalah Tuhan Itu Ajaib Dalam Keputusan dan Agung dalam Kebijaksanaan.

Khotbah :

Sahabat-sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi dan diberkati Tuhan, 

Kita semua tentu mengucap syukur kepada Tuhan yang menganugerahkan berkat jasmani dan rohani sehingga kita boleh beribadah saat ini.

Tema firman Tuhan minggu ini adalah "Tuhan itu ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan."

Tema ini diangkat dari kitab Yesaya 28:23-29. Secara umum pasal 28 - 33 kitab Yesaya ini menguraikan tentang berita penghukuman yang ditujukan kepada bangsa Israel (Yehuda) pada masa raja Hizkia memberontak melawan 
kerajaan Asyur yang kuat pada waktu itu kira-kira tahun 705 Sebelum Masehi.

Melalui, nabi Yesaya, Tuhan memperingatkan pemimpin dan rakyat Yehuda untuk tidak meminta bantuan dari 
Mesir. 

Khusus ayat 25-28 menyebutkan tanaman hasil pertanian di tanah Yehuda.

Jintan hitam, jintan putih, gandum dan jelai adalah hasil bumi bagi masyarakat.

Jintan termasuk rempah-rempah. Usai panen, jintan ditumbuk untuk mengeluarkan bijinya.

Gandum lebih berat, karena itu harus diletakkan di atas batu pengirikan dan digiling dengan sesuatu yang berat untuk 
melepaskan sekam dari butir gandum.

Perumpamaan dari bidang pertanian ini menggambarkan bagaimana Tuhan akan melakukan cara atau proses `panen' terhadap umat-Nya.

Artinya adalah Yehuda akan diserang oleh Asyur tetapi tidak akan hancur total.

Itu terjadi karena pemimpin dan umat Tuhan tidak mau mendengarkan suara Tuhan; bukannya takut akan Tuhan 
dengan mengandalkan pertolongan Tuhan, malah mereka lebih mengandalkan kekuatan Mesir untuk melawan Asyur.

Nabi menuntut perhatian serius umat Yehuda untuk mendengarkan perkataannya yaitu nubuat penghukuman Tuhan (ayat 23). 

Firman ini lebih ditujukan kepada para pencemooh atau orang-orang yang meremehkan firman ilahi yang disampaikan oleh nabi Tuhan. 

Sahabat Pria/Kaum Bapa yang diberkati Tuhan,

Jangan pernah meremehkan perkataan-perkataan para pelayan atau hamba Tuhan yang menyampaikan firman Allah 
dalam bentuk pengajaran, nasihat, warning maupun teguran-teguran.

Sebab Tuhan telah menetapkan dan mengutus hamba-hamba-Nya untuk menyuarakan kehendak-Nya bagi kita sebagai 
jemaat.

Kalau kita menerima nasihat bahkan teguran keras, itu artinya Tuhan masih mengasihi kita. Kalau kita mendengar 
peringatan-peringatan agar stop berbuat dosa, itu berarti Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk bertobat.

Caranya adalah mulai dari kita mau mendengarkan firman Tuhan. Mendengar firman Tuhan adalah mendengar suara Tuhan.

Dunia ini penuh dengan godaan untuk hidup secara duniawi. Jika kita lebih banyak atau hanya mendengar suara dunia maka kita akan terpikat pada kemolekan dunia dan kita akan hidup dengan cara-cara duniawi.

Oleh sebab itu jangan remehkan perkataan perkataan firman. 

Itulah makanan atau kebutuhan utama dalam hidup sehari-hari. Firman itu memberi kita hikmat untuk hidup yang benar dalam keluarga maupun pekerjaan dan pelayanan kita masing-masing. 

Sahabat Pria/Kaum Bapa yang dikasihi Tuhan,

Menarik sekali bagian firman ini juga memberitakan mengenai hal kebijaksanaan Tuhan dalam mengambil tindakan
tindakan-Nya untuk mencapai tujuan tertentu; cara-cara pelaksanaan pun berbeda-beda sesuai dengan sifat masing
masing.

Kebijaksanaan Tuhan dalam pemerintahan-Nya itu diberitakan dalam bentuk perumpamaan yang diangkat dari 
bidang pertanian.

Petani bekerja mengikuti suatu cara dan aturan. Begitulah Tuhan membimbing umat-Nya.

Kepada Tuhan para petani harus meminta petunjuk (hikmat) dalam mengelola pekerjaan mereka.

Sebab semua orang bergantung pada pemeliharaan ilahi (Providentia Dei).

Tuhanlah penguasa semesta alam. Siapapun umat Tuhan; entah itu petani, nelayan, pedagang, guru, dokter, perawat, tentara, polisi, pekerja swasta, politisi, dan sebagainya, mintalah hikmat kepada Tuhan, sebab Tuhan itu ajaib dalam keputusan-Nya dan agung dalam kebijaksanaan-Nya.

Jangan kita bergantung pada dunia dan manusia untuk memberi pertolongan dan rezeki. Justru akibatnya 
adalah kebahagiaan semu dan penghukuman.

Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya (Mazmur 145:17).

Hanya kepada Tuhan saja kita mengharapkan keselamatan dan kemujuran (Mazmur 118:25). 

Pasanglah telinga dan dengarkanlah firman Tuhan. Amin.

Sumber: Komisi P/KB GMIM edisi Februari - Maret 2025

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved