Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Biden dan Netanyahu di Balik Kejatuhan Rezim Assad di Suriah?

Joe Biden dan Benyamin Netanyahu di balik kejatuhan rezim Bashar al-Assad di Suriah?

Editor: Arison Tombeg
Kolase Tribun Manado
Joe Biden (kanan) dan Benyamin Netanyahu (tengah). Keduanya mengeklaim di balik kejatuhan rezim Bashar al-Assad di Suriah? 

Biden, yang mendekati akhir masa jabatannya, tengah membentuk warisan yang akan ditinggalkannya, sementara Netanyahu menghadapi persidangan korupsi dan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang kegagalan pemerintahannya.

Pada hari Selasa, Israel melancarkan serangan tambahan terhadap target-target Suriah, termasuk lokasi senjata kimia. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menghindari dukungan atau kritik terhadap serangan Israel, dan hanya menyatakan bahwa "kami memiliki kerja sama intelijen yang kuat dengan Israel" tanpa merinci peran AS dalam operasi tersebut.

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan tiba di Israel pada hari Kamis di tengah pergolakan dramatis di Suriah. Agendanya mencakup berbagai isu regional. 

Orang dalam di Washington mengatakan berbagai upaya sedang dilakukan untuk menengahi kesepakatan penyanderaan di Gaza dan memajukan normalisasi antara Israel dan Arab Saudi, meskipun masih ada skeptisisme tentang pencapaian tujuan ini dalam jangka waktu yang terbatas sebelum pemerintahan berikutnya mulai menjabat pada tanggal 20 Januari.

Selama pertemuannya dengan Sullivan, Perdana Menteri Netanyahu menekankan bahwa Israel akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempertahankan keamanannya dari ancaman apa pun. Ia menjelaskan bahwa ini termasuk arahannya kepada IDF untuk sementara mengambil alih kendali zona penyangga di Suriah hingga pasukan yang efektif dibentuk untuk menegakkan perjanjian pelepasan tahun 1974.

Kantor Netanyahu menambahkan bahwa perdana menteri menekankan kebutuhan penting untuk mendukung minoritas di Suriah dan mencegah kegiatan teroris yang berasal dari wilayah Suriah terhadap Israel.

Bagaimana dengan masa depan Suriah dan Amerika Serikat? Presiden terpilih Donald Trump telah mengusulkan pendekatan yang sama sekali berbeda. Beberapa hari sebelum Assad melarikan diri, Trump mengunggah di platform Truth Social-nya seruan untuk bertindak bagi AS: "Suriah memang kacau, tetapi bukan teman kita, & AMERIKA SERIKAT TIDAK BOLEH BERGABUNG DENGANNYA."

Sesuai dengan filosofinya "America First", Trump belum memberikan solusi yang jelas terhadap tantangan yang timbul akibat keruntuhan Suriah, termasuk kekhawatiran senjata kimia atau biologi jatuh ke tangan musuh. 

Sebagian orang percaya bahwa inilah saatnya bagi Washington untuk memimpin dalam membentuk masa depan Suriah. Namun, untuk saat ini, pertanyaan apakah AS akan memainkan peran aktif dalam menstabilkan situasi di Suriah masih belum terjawab. (Tribun)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved