Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cewek Bolmong

Sosok Ni Wayan Sri Satya Dewi, Kisah Gadis Dumoga Timur Bolmong yang Mengejar Impian

Lahir di Kotamobagu pada 6 Mei 2002, kini Tya tinggal di Desa Amertha Sari, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolmong, Sulawesi Utara.

HO
Ni Wayan Sri Satya Dewi, atau biasa dipanggil Tya, perempuan asal Bolmong, Sulawesi Utara. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID – Ni Wayan Sri Satya Dewi, atau biasa dipanggil Tya, adalah sosok perempuan muda yang penuh semangat dan tekad kuat.

Lahir di Kotamobagu pada 6 Mei 2002, kini Tya tinggal di Desa Amertha Sari, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolmong, Sulawesi Utara.

Sejak kecil, Tya hanya tinggal bersama kakek dan neneknya, bersama seorang adik laki-laki.

Kehidupan tidak selalu mudah baginya, namun Tya terus berusaha untuk mewujudkan impiannya, salah satunya adalah melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika (IKTGM).

Setelah lulus SMA pada 2020, Tya sebenarnya ingin langsung melanjutkan kuliah. Namun, kepergian neneknya saat itu membuat rencana kuliahnya tertunda.

Tya sempat mencoba masuk Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), namun tidak berhasil.

Demi membantu kakeknya, yang menjadi satu-satunya penopang keluarga, Tya memilih bekerja di Indomaret.

Setelah beberapa bulan, ia berhenti dan pindah ke kota lain untuk mencari peluang kerja yang lebih baik, hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan di koperasi.

“Awalnya saya gengsi dan takut, tapi saya coba bertahan. Dari situ saya belajar menabung dan mulai membeli barang dari hasil kerja keras saya, seperti motor, HP, laptop, dan mengumpulkan uang untuk biaya kuliah,” kata Tya membagikan ceritanya kepada Tribunmanado.co.id, Minggu (10/11/2024).

Ia mengaku bahwa tekadnya untuk kuliah sempat diragukan oleh sebagian keluarga, terutama karena ia hanya mengandalkan usaha sendiri tanpa bantuan orang tua.

Namun, Tya tidak menyerah. Dengan dukungan penuh dari kakeknya, ia akhirnya memberanikan diri kembali mengejar impiannya.

Dalam doanya, Tya selalu berharap agar mendiang ayahnya bangga melihat anak perempuan yang gigih dan berjuang keras untuk masa depan. 

"Wayan janji, Pah, Wayan akan sukses walaupun tanpamu," ujarnya mengenang sosok ayahnya.

Kini, Tya terus berjuang menggapai cita-citanya. Baginya, impian tidak bisa dicapai secara instan, melainkan melalui proses panjang yang mengajarkan banyak hal.

Tya membuktikan bahwa meski tanpa peran orang tua, impian tetap bisa diraih dengan kerja keras dan ketulusan.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

Baca Berita Update TribunManado.co.id di sini >>> 

 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved