Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kualifikasi Piala Dunia 2026

Sosok Presiden AFC Jadi Sorotan Usai Laga Bahrain vs Indonesia, Wasit Dinilai Rugikan Timnas

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSS) resmi melaporkan wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf yang memimpin laga Indonesia vs Bahrain

Editor: Glendi Manengal
Kolase AFC/X
Presiden AFC Jadi sorotan usai laga Bahrain vs Indonesia, PSSI Layangkan Surat ke AFC-FIFA, Wasit Dinilai Rugikan Timnas 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya diketahui Timnas Indonesia melakoni laga di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Dimana Indonesia berhadapan dengan Bahrain.

Laga ini berlangsung sengit hingga akhirnya pada akhir pertandingan banyak keputusan kontroversi yang dilakukan wasit.

Diketahui hal ini banyak menjadi pembahasan.

Lantas hal ini dikaitkan dengan Presiden AFC yakni Sheikh Salman bin Ibrahim Al-Khalifa.

Yang ternyata merupakan warga negara Bahrain.

Diketahui Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSS) resmi melaporkan wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf yang memimpin laga Indonesia vs Bahrain di matchday 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Ronde Ketiga.

Dimana duel itu berlangsung di Bahrain National Stadium, Riffa, pada Kamis 10 Oktober 2024 pukul 23.00 WIB.

Pada pertandingan tersebut, sempat terjadi aksi yang dinilai supporter hingga PSSI sebagai penyalahgunaan wewenang wasit.

Wasit Ahmed Al Kaf tidak meniup peluit berakhirnya pertandingan pada menit ke-96.

Padahal, pertandingan seharusnya berakhir di menit ke-96.

Wasit Ahmed Al Kaf baru meniup peluit pada menit ke-101 sesaat setelah Bahrain mencetak gol krusian ke gawang Marteen Paes lewat umpan tendangan sudut.

Kedudukan pun sama hingga skor imbang 2-2.

Sosok Presiden AFC

Diketahui kongres tahunan ke-33 Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) yang digelar di Manama, Bahrain, tahun lalu (Februari 2023), menghadirkan sejumlah keputusan penting.

 

Dimana salah satunya adalah penetapan H.E. Shaikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa sebagai Presiden AFC untuk periode 2023-2027.

 

 

Lantas, sosok Shaikh Salman ternyata latar belakangnya sebagai anggota keluarga kerajaan Bahrain.

Lahir pada 2 November 1965, Shaikh Salman memiliki peran besar dalam dunia sepak bola di Asia, dan kini memimpin AFC untuk keempat kalinya sejak pertama kali terpilih pada 2013.

Karier

Diketahui meski tidak memiliki karier sebagai pemain sepak bola profesional, Shaikh Salman mampu menunjukkan kepemimpinan di dunia sepak bola melalui jalur administratif.

Shaikh Salman menyelesaikan pendidikannya di Universitas Bahrain pada tahun 1992 dengan gelar sarjana Sastra Inggris dan Sejarah.

Kemudian kariernya di dunia sepak bola dimulai saat menjadi Wakil Presiden Asosiasi Sepak Bola Bahrain pada 1998, dan kemudian diangkat sebagai presiden pada tahun 2002.

Lantas lesuksesan Shaikh Salman terus berlanjut hingga ia meraih posisi Presiden AFC pada 2013, yang mengukuhkan posisinya sebagai tokoh sentral dalam sepak bola Asia.

Beberapa Kontroversi Shaikh Salman

Ternyata Shaikh Salman yang punya banyak prestasi juga tidak luput dari kontroversi.

Dimana salah satu keputusan besar yang diambilnya adalah perubahan dalam konstitusi AFC yang menyebabkan Pangeran Ali bin Al Hussein dari Yordania kehilangan kursinya di Komite Eksekutif FIFA.

Hingga keputusan ini memicu ketegangan politik antara kedua tokoh, terlebih ketika Pangeran Ali juga mencalonkan diri sebagai Presiden FIFA.

Kelompok-kelompok kampanye termasuk Human Rights Watch, Americans for Democracy and Human Rights in Bahrain, serta Bahrain Institute for Rights and Democracy menuduhnya memimpin komite yang mengidentifikasi para atlet, termasuk pesepak bola internasional Bahrain, yang terlibat dalam demonstrasi pro-demokrasi selama "Arab Spring" pada tahun 2011, banyak dari mereka kemudian dipenjara.

Meski begitu, Shaikh Salman tetap menjadi figur kuat dalam kancah sepak bola internasional. Sebagai anggota keluarga kerajaan Bahrain, ia membawa pengaruh besar dalam upaya memperkuat posisi Asia di panggung sepak bola dunia.

Keberhasilannya mempertahankan jabatan sebagai Presiden AFC juga menunjukkan kepercayaan komunitas sepak bola Asia terhadap kepemimpinannya.

Kontroversi Bahrain vs Indonesia

Sebelumnya, Bahrain lebih dulu unggul usai Mohamed Marhoon mencetak gol pada pada menit ke-15.

Namun, Indonesia membalas gol tersebut lewat gol Ragnar Oratmangoen di menit 45+3.

Skor pun saat itu menjadi imbang 1-1.

Indonesia kemudian unggul 2-1 usai Rafael Struick melancarkan tendangan cantik ke arah gawang kiper Bahrain, Ebrahim Lutfalla di menit 74.

Injury time pun diberikan di menit 96 alias pertambahan waktu sebanyak 6 menit.

Akan tetapi, wasit belum juga meniup peluit padahal menit sudah menunjukkan 97.

Alhasil, Bahrain mendapat kesempatan untuk mencetak gol kedua lewat brace Mohamed Marhoon via assist Sayed Hashim Isa.

Barulah setelahnya wasit Ahmed Al Kaf meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan di menit 99.

Setelahnya sempat terjadi keributan yang membuat manajer Timnas Indonesia, Sumardji diberikan kartu merah oleh wasit Ahmed Al Kaf.

PSSI Protes

Merespon pertandingan tersebut, PSSI resmi melayangkan surat protes ke FIFA dan AFC.

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga mengatakan kalau skor imbang Indonesia vs Bahrain ibarat kemenangan yang direnggut.

"Ya, kami kirim surat protes. Kami sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit. Seperti menambah waktu sampai Bahrain menciptakan gol," ujar Arya kepada wartawan, pada Jumat 11 Oktober 2024 dini hari WIB dikutip dari Bola.com.

Update Klasemen Grup C usai Indonesia vs Bahrain 

(Peringkat, Timnas, Jumlah Pertandingan Dimainkan, Gol:Kebobolan, Poin Sementara)

Klasemen Grup C Kualifikasi 

Pos    Team    Played    W    D    L      Poin

1    Jepang         3   3    0    0     9
2    Australia      3    1   1    1     4
3    Arab Saudi  2    1    1    1     4
4    Bahrain       3    1    1    1      4
5    Indonesia   3    0    3    0      3
6    China          3    0    0    2      0

(TribunManado.co.id)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved