Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Kejadian 22:6-9, Ishak yang Taat, Abraham Beriman
Ishak artinya tertawa. Sara ibunya tertawa ketika Tuhan berfirman bahwa dia akan mengandung dan melahirkan.
Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan Harian Kristen kali ini berjudul Ishak yang Taat, Abraham yang Beriman.
Pembacaan Alkitab diambil dalam Kejadian 22:6-9
Ishak artinya tertawa. Sara ibunya tertawa ketika Tuhan berfirman bahwa dia akan mengandung dan melahirkan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen, Kejadian 22:11-12, Iman yang Menyelamatkan
Pasalnya dia sudah uzur, mati haid. Dia tertawa bukan karena nyinyir, tapi bangga dan sangat takjub dengan karya Allah yang ajaib. Yah, Ishak memang tergolong anak ajaib karena prosesnya yang mustahil terjadi secara akal manusia.
Karena memang melampaui akal manusia, tapi faktual dan nyata terjadi. Ishak lahir dari seorang perempuan berusia 90 tahun (Kej 17:17) dan ayahnya Abraham 100 tahun.
Itu terjadi karena memang Ishak adalah anak perjanjian atau anak yang Tuhan janjikan kepada Abraham dan Sara.
Dia menjadi anak tunggal dalam perjanjian Allah dan pewaris sah Abraham dan Sara, isterinya.
Meski ayahnya kaya raya, terkenal, disegani bahkan dianggap sebagai raja agung (Kej 23:6), namun tidak membuat anak tunggalnya Ishak sombong, arogan, malas dan manja.
Justru dia menjadi anak yang taat dan berbakti kepada orang tua dan Tuhan.
Dia hidup rajin dan dengar-dengaran kepada orang tuanya dan takut akan Tuhan.
Dia terkesan sebagai anak yang polos, lugu namun sangat taat dan dengar-dengaran kepada orangtuanya.
Apa saja yang diperintahkan orang tuanya, dituruti tanpa bantahan apalagi protes atau melawan.
Dia memang sempat bertanya tentang korban yang akan dipersembahkan, tapi bukan karena protes, tapi hanya ingin tahu saja dan tujuannya mendukung misi orangtuanya.
Ketika ayahnya menjawab bahwa Tuhan yang akan menyediakannya, dia tidak bertanya lagi.
Dia percaya apa yang dikatakan orangtuanya pasti benar. Itu keyakinannya tetapi juga imannya kepada Tuhan.
Karena dia sendiri sudah melihat bagaimana Tuhan melakukan banyak perkara besar nan ajaib kepada ayahnya yang sudah tua itu.
Jadi Ishak selain taat dan dengar-dengaran kepada orangtua, dia juga percaya dan beriman kepada Allah serta takut akan Tuhan. Itu dia warisi dari nilai dan teladan hidup ayahnya.
Setelah 3 hari berjalan kaki, mereka pasti lelah. Tapi, baik Abraham maupun anaknya itu, justru semakin semangat.
Padahal, mereka pergi untuk mengorbankan anak tunggalnya. Tapi karena ketaatan dan iman Abraham, mereka melanjutkan misi Allah bagi mereka.
Bahkan Ishak yang siap dikorbankannya itu justeru dipikulkan kayu ke bahunya yang justeru akan membakarnya itu.
Di tangannya pisau yang akan menghunusnya dan api yang akan menghanguskannya.
Ishak tidak protes sedikitpun. Mereka berjalan bersama hingga tiba di tempat yang ditentukan Allah kepada Abraham.
Begitu tiba, Abraham tidak beristirahat barang sejenak. Dia lalu mendirikan mezbah penyembahan korban yang adalah anaknya kepada Tuhan.
Ishak diikatnya. Kemudian diangkatnya dan diletakkan di atas kayu api yang telah disusunnya pada mezbah penyemhahan itu.
Kemudian dia mengambil pisau hendak menghunus atau menikan untuk membunuh anaknya. Selanjutnya dia akan membakarnya.
Saat diikat hingga diletakkan di atas mezbah itu, Ishak tetap tidak berontak ataupun melawan. Dia tetap taat.
Dia percaya bahwa ayahnya selalu merancangkan dan melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Maka dia pasrah dan tetap taat pada perintah ayahnya itu.
Sementara itu, ayahnya, Abraham melakukan semuanya itu sebagai bentuk kesetiaan dan ketaatannya yang penuh kepada Tuhan, dan imannya yang teguh di dalam Allah.
Jadi, bukan karena dia tidak sayang. Dia sangat sayang kepada anaknya, tapi dia lebih taat kepada Tuhan, karena Dia adalah pencipta dan pemilik segalanya, termasuk manusia dan anak dari manusia itu sendiri.
Inilah kolaborasi teladan, kerjasama yang baik antara seorang anak dengan orang tua.
Si anak taat dan dengar-dengaran kepada orang tua, sedangkan ayahnya taat, beriman dan takut akan Tuhan.
Maka sesuatu yang menakjubkan pun terjadi. Allah bekerja maka semuanya terjadi dan indah pada waktunya.
Allah merancangkan dan melakukan yang terbaik dan ajaib bagi Abraham maupun Ishak dalam kehidupan mereka selanjutnya.
Demikian firman Tuhan hari ini.
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau.
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa."
Sahut Abraham: "Ya, anakku."
Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. (ay 6-9)
Sahabat Kristus, kondisi Ishak dan Abraham waktu itu memang berbeda dengan situasi kita saat ini.
Tapi substansi atau inti utama dari pengajarannya tetap sama. Yakni tentang seorang anak yang taat kepada orang tua, percaya padanya dan selalu menyenangkan ayahnya.
Sementara ayah, hidup takut akan Tuhan, taat dan beriman teguh pada-Nya.
Intinya adalah bagaimana seorang anak hidup taat dan percaya kepada orangtuanya, sedangkan ayahnya mengasihi dia dan taat serta takut akan Allah. Ayah beriman.
Jadi inti ajarannya adalah bagaimana anak dan ayah (orangtua) hidup berkolaborasi dengan baik sesuai kapasitasnya, dengan hidup saling mengasihi, taat dan setia kepada Tuhan dan melakukannya, dimulai dari keluarga.
Maka diberkatilah keluarga untuk jadi berkat bagi semua orang. Amin
Renungan Harian Kristen 1 Tesalonika 5:19-21, Hidup Dalam Roh dan Pegang yang Baik |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Galatia 4:12-20, Pengorbanan Orang Merdeka |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen 30 Agustus 2025, 1 Tesalonika 5:22, Jauhi Kejahatan, Jaga Kekudusan Hidup |
![]() |
---|
Obor Pemuda GMIM, Renungan Sabtu 30 Agustus 2025, 1 Tesalonika 5:16, Sukacita Bersama Tuhan |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Galatia 2:1-10, Pengaruh Orang Merdeka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.