Manado Sulawei Utara
Kabar Gembira Akhirnya Harga Cengkih Naik Berikut Update Harga Terbaru Hari ini Jumat 9 Agustus 2024
Ya harga cengkih di Manado, Sulawesi Utara mulai merangkak naik. Dan tentu ini cukup memberikan angin segar bagi para petani dan penjual.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada kabar gembira untuk warga Sulawesi Utara ( Sulut ) khususnya para petani cengkih.
Pasalnya hari ini cengkeh mengalami kenaikan harga.
Jika beberapa waktu lalu petani cengkih 'menangis' dan merana karena harganya yang turun.
Kini para petani dan penjual cengkih bisa tersenyum lagi.
Meski belum bisa senyum lebar, namun sudah ada angin segar bagi para petani soal harga jual cengkih.
Per hari ini Jumat 9 Agustus 2024 harga cengkih mengalami kenanikan harga.
Walau tak naik secara signifikan, namun tetap terjadi kenaikan harga.
Kendati begitu, naiknya harga cengkih ini masih jauh dari keinginan petani.
Kalau sebelumnya, cengkih tembus diatas harga Rp 100 ribuan, tetapi lebih dari dua Minggu ini harga cengkih justri jurun jauh di bawah Rp 100 ribu.
Lantas berapa harga cengkih saat ini?
Berikut update harga cengkih di Manado, Sulawesi Utara hari ini.
Ya harga cengkih di Manado, Sulawesi Utara mulai merangkak naik.
Dan tentu ini cukup memberikan angin segar bagi para petani dan penjual.
Pada Jumat (9/8/2024), di Gudang Toko Cengkih Wanea, harga cengkih tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp 3 ribu per kilogram.
Dari sebelumnya dijual Rp 85 ribu, kini menjadi Rp 88 ribu.
Kenaikan harga ini sudah mulai terasa sejak beberapa hari terakhir.
Menumbuhkan harapan di kalangan petani dan penjual.

Meskipun harga saat ini masih jauh dari target yang diinginkan, yakni Rp 100 ribu per kilogram.
Namun, bagi mereka, tren positif ini sudah cukup memberikan rasa optimisme.
"Semoga naik lagi," harap Aryo, seorang penjual cengkih asal Minahasa.
Ia merasa senang dengan kenaikan harga ini dan berharap agar tren ini terus berlanjut.
Saat ini, dirinya menjual 20 kilogram hasil panen cengkih.
Meski hanya sedikit, ia bersyukur dengan harga saati ini.
"Setidaknya masih ada untung," ujar dia.
Pantauan di lokasi, suasana di Gudang Toko Cengkih Wanea cukup ramai.
Para pekerja tampak sibuk memilah cengkih yang dibawa oleh para petani.
Sementara beberapa penjual tampak menunggu giliran dengan sabar.
Meski demikian, keramaian di gudang tersebut tidak sepadat beberapa waktu lalu.
Para petani dan penjual kini berharap kenaikan harga ini dapat terus berlanjut.
"Supaya bisa membawa angin segar bagi perekonomian kami," ujar Theodorus, penjual lainnya.

Pemilik Kebun di Minahasa Sulawesi Utara Merana
Sebelumnya diberitakan kalau petani cengkeh di Desa Kinaleosan, Kombi, Minahasa, Sulawesi Utara, merana karena harga cengkih yang masih murah.
Apalagi, harga cengkih anjlok di saat panen raya.
Hal itu membuat petani pemilik kebun cengkih mengeluh.
Akibat harga yang murah, ada yang sudah membagi dua hasil panen antara pemilik kebun cengkih dan pemetik cengkih.
"Sebelum panen, harga berkisaran di Rp 125 ribu sampai Rp 130 ribu, tapi saat pamen raya turun sampai Rp 83 perkilo kering," ucap Sandy Swarsz pemilik kebun cengkih di Desa Kinaleosan, Kamis 8 Agustus 2024.
Ia menyebut, mendapat info dari teman petani harga per hari ini sudah Rp 88 ribu perkilo kering.
Saat harga cengkih Rp 83 ribu perkilo, di desanya ada yang membeli cengkih mentah perliter tinggal Rp 11 ribu.
"Bagaimana petani cengkih tak membagi dua hasil panennya, pemetik saat itu diberi upah Rp 6 ribu perliter, kalau harganya hanya Rp 11 ribu perliter yang untung pemetik, jadi lebih baik dibagi dua," sebutnya.
Katanya, ini perlu peran pemerintah agar harga cengkih bisa sesuai harapan para petani.
"Minimal harga Rp 100 ribu perkilo, pemilik cengkih ada sedikit keuntungan, tapi kalau di bawah itu masih rugi," ungkapnya.
Ia hitung-hitungan, kalau harga hanya di angka Rp 88 ribu perkilo kering.
Lima liter cengkih mentah jika dijemur hanya menjadi satu kilo kering.
Lima liter jika bayar pemetik dengan harga Rp 6 ribu, hasilnya Rp 30 ribu.
Belum tenaga yang akan menjemurnya.
Selain itu, pemetik hanya memetik di hitung liter dan dibayar.
Berbeda dengan pemilik cengkih, kalau panen selesai kebunya harus dirawat.
Setiap tiga bulan harus dibersihkan, kemudian pohon cengkihnya harus dibersihkan jangan sampai ada hamanya, karena kalau tidak akan mati pohonnya.
Kalau harus menanam lagi, nanti berbuah minimal lima tahun kedepan.
"Jadi harapan kami pemerintah berperan agar harga cengkih diangka yang bagus supaya petani sejahtera," tuturnya.
Ia menyebut, terakhir panen raya itu tahun 2019.
Baginya, jangan sampai ada permainan pasar sampai harganya anjlok. (pet/fis)
Baca Berita Lainnya di: Google News
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya
Ditangkap karena Terlibat Keributan, 2 Remaja di Manado Ketahuan Mabuk Lem, Langsung Rehabilitasi |
![]() |
---|
Ini yang Dilakukan Pemerintah Kelurahan Ternate Baru Singkil Manado untuk Cegah Tawuran Bersajam |
![]() |
---|
Banyak Sekolah di Manado Sepi Pendaftar Siswa Baru, Ada yang Cuma 6 Murid, Ini Respon Akademis Sulut |
![]() |
---|
AirAsia Buka Rute Manado-Jakarta, Angkasa Pura Sebut Bakal Dorong Ekonomi Pariwisata Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Sempat Viral Tak Beroleh Sekolah Negeri di Manado, Ikra dan Raisa Masuk Swasta, Janji Giat Belajar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.