Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prakiraan Cuaca

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Besok Rabu 31 Juli 2024, Info BMKG 9 Wilayah Waspada Hujan Lebat

BMKG merilis peringatan dini dampak hujan lebat yang berpotensi melanda wilayah Indonesia, Rabu (31/7).

Editor: Glendi Manengal
HO
Ilustrasi cuaca ekstrem. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Info peringatan dini cuaca ekstrem untuk besok, Selasa (30/7/2024).

Diketahui sejumlah wilayah di Indonesia dilanda hujan lebat.

Diinfokan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika besok beberapa wilayah potensi dilanda cuaca ekstrem.

Dimana daftar yang berpotensi cuaca ekstrem ada beberapa wilayah.

Yang potensi terjadi hujan lebat, disertai petir dan angin kencang.

Bagi yang wilayahnya potensi alami cuaca ekstrem diminta untuk waspada.

Dan siapkan hal-hal yang perlu untuk menghadapi cuaca ekstrem.

Terkait hal tersebut berikut ini daftar wilayah potensi alami cuaca ekstrem.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini dampak hujan lebat yang berpotensi melanda wilayah Indonesia.

Sejumlah wilayah masih dilanda cuaca ekstrem hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada Rabu (31/7).

Peringatan Dini BMKG, 31 Juli 2024

Waspada dampak hujan lebat:

- Aceh

- Jawa Tengah

- Kalimantan Barat

- Kalimantan Tengah

- Riau

- Sulawesi Barat

- Sulawesi Tengah

- Sumatera Utara

- Sulawesi Tenggara

Aceh Siaga Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem

BMKG mengimbau masyarakat di 10 kabupaten/kota di Provinsi Aceh untuk siaga terhadap berbagai potensi bencana hidrometeorologi hingga beberapa hari ke depan.

Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda (SIM) Stya Juangga Dirtanmengatakan berdasarkan hasil analisis dan prakiraan angin lapisan 3.000 feet, saat ini wilayah Aceh terdapat potensi daerah belokan dan pertemuan angin di barat-selatan wilayah Aceh.

“Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konventif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang, serta dapat menyebabkan banjir, tanah longsor dan gelombang laut tinggi,” kata Stya, Senin (29/7), dikutip dari Antara.

Ia menjelaskan kondisi ini juga diperkuat dengan adanya fenomena gelombang rossby equator, yaitu gelombang atmosfer yang membawa masa udara yang bersifat basah dan bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator, umumnya bisa bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia.

Gelombang ini juga mendukung serta memperkuat potensi pertumbuhan awan konventif yang dapat menyebabkan hujan dengan durasi yang cukup lama dan cakupan wilayah yang luas.

“Peringatan ini berlaku untuk 28 Juli sampai dengan 3 Agustus 2024,” katanya.

Adapun 10 daerah yang masuk kategori siaga terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana seperti banjir, longsor, angin kencang, dan gelombang tinggi meliputi:

  • Kabupaten Aceh Jaya
  • Aceh Barat
  • Nagan Raya
  • Aceh Barat Daya
  • Aceh Selatan
  • Aceh Tengah
  • Bener Meriah
  • Gayo Lues
  • Aceh Tenggara
  • Kota Subulussalam.

Stya menambahkan, kondisi gelombang laut di perairan Aceh dalam beberapa hari ke depan juga patut diwaspadai yang mencapai 2,5 meter, seperti di perairan Utara Sabang, perairan Barat Aceh dan perairan Samudera Hindia Barat Aceh.

Sedangkan untuk kecepatan angin, lanjut Stya, berkisar antara 15 - 25 kilometer per jam, dengan kecepatan maksimum mencapai 40 kilometer per jam. 

Atas kondisi ini, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.

“Terkait karena hujan dan angin kencang ini juga disebabkan oleh rossby equatorial, umumnya gelombang ini bertahan idealnya 5-8 hari, sehingga peringatan dini ini berlaku satu minggu,” ujarnya.

BMKG juga mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk memastikan kapasitas infrastruktur dalam keadaan baik sebagai upaya antisipasi angin kencang. 

Kemudian juga mengawasi sistem tata kelola sumber daya air, agar siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

"Dan melakukan penebangan pohon jika diperlukan, menertibkan baliho semi permanen, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi,” ujarnya.

(Sumber Kompas)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved