Advetorial
Closing IICF UKSW 2024, Sajikan Pesan Keberagaman di Kota Toleransi Salatiga
Sebanyak 21 kelompok etnis dari Sabang sampai Merauke di kampus Indonesia Mini turut mengambil bagian dalam closing ceremony IICF 2024.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Harmoni dalam keberagaman kental terasa dalam acara closing ceremony Indonesian International Culture Festival (IICF) 2024 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di Lapangan Sepak Bola, Rabu (10/07/2024) malam.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Senat Mahasiswa Universitas (SMU) selama tiga hari ini berlangsung meriah dan penuh kebersamaan.
Sebanyak 21 kelompok etnis dari Sabang sampai Merauke di kampus Indonesia Mini turut mengambil bagian dalam closing ceremony IICF 2024.
Baca juga: Fakultas Teologi UKSW dan Evangelische Hochschule Darmstadt Jerman Laksanakan Summer Visit 2024

Tak hanya dari Indonesia, malam penutupan festival budaya ini juga diikuti perwakilan mahasiswa internasional dari Jepang dan Amerika.
Dengan mengusung tema “Bersatu untuk Indonesia”, IICF 2024 menunjukan komitmen UKSW untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh dan juga SDG’s ke 11 Sustainable Cities and Communities dalam indikator merawat warisan budaya lokal, regional maupun budaya nasional.
Ikut memeriahkan acara malam penutupan IICF 2024 kemarin antara lain homeband, tarian Soreang dari daerah Wonosobo oleh SMA Kristen Satya Wacana, pertunjukan Wushu dari Sasana Schreuder Salatiga, dance modern dari Moluccas, pertunjukan teater dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta serta band Ana Timur.
Penampilan dalam closing ceremony IICF 2024 tersebut sukses menghibur civitas academica dan khalayak umum yang memadati Lapangan Sepak Bola semalam.
Teater kolaborasi
Tak berhenti sampai di situ, suasana magis tercipta saat partisipan IICF 2024 menyuguhkan penampilan istimewa berupa teater kolaborasi budaya lokal dan internasional.
Performa yang bertemakan “Different Culture, in The Same Life” ini mengajak para pengunjung untuk merasakan dan menghargai keberagaman budaya ditengah kehidupan sehari-hari.
Musik khas berbagai etnis yang dimainkan bersama-sama memberikan gambaran adanya perbedaan budaya lokal dan internasional yang tidak bisa disatukan.
Terlebih, ketika mahasiswa etnis UKSW dan juga mahasiswa internasional dari Jepang dan Amerika ikut menyatu dalam alunan musik dibarengi tarian, menjadi sebuah suguhan yang apik bagi para pengunjung yang hadir.
Pertunjukkan teater ini juga ditutup dengan apik dalam bingkai fashion show mahasiswa mengenakan mengenakan busana tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dan pakaian tradisional Jepang.
Riasan dan busana mereka yang memukau seperti pakaian adat dari Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi kemarin berhasil menghipnotis para pengunjung.
Lewat cerita yang menyentuh dan akting yang memikat, tersirat pesan bahwa budaya lokal dan internasional bisa hidup berdampingan dengan rukun.
DPRD Sulawesi Utara Gelar Paripurna Pelantikan PAW Politisi Partai Golkar Raski Mokodompit |
![]() |
---|
Maksimalkan Belanja Hemat dengan Promo Ulang Tahun ke-14 Blibli Juli 2025, Ini Panduan Lengkapnya |
![]() |
---|
Sentra Medika Hospital Edukasi Pasien Cara Simpan Obat yang Benar |
![]() |
---|
Telkomsel Siaga Area Pamasuka Pastikan Kesiapan Konektivitas dan Layanan Digital Terdepan |
![]() |
---|
Grand Whiz dan Whiz Prime Hotel Megamas Manado Hadirkan Sukacita Natal di Festive Season Activies |
![]() |
---|