Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Lukas 4:38-41, Nilai Suatu Kehadiran
Mungkin begitulah rasanya mertua Petrus tatkala ia sadar ada Tuhan Yesus berdiri di sisinya, maka jiwanya menjadi segar dan wajahnya berbinar-binar.
Penulis: Alpen Martinus | Editor: Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Renungan harian kali ini berjudul nilai suatu kehadiran.
Bacaan Alkitab diambil dalam Lukas 4:38-41.
“Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia.
Baca juga: Renungan Harian Kristen 2 Timotius 1:7 TB, Kekuatan, Kasih dan Disiplin
Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.” Lukas 4:39
Saat kita lagi sakit payah dan lemah, dan dokter sedang bersama kita, bagaimana rasanya?
Mungkin kita langsung merasa kuat dan sehat secara mental, karena pribadi yang diandalkan ada dengan kita.
Rasanya separuh rasa sakit sudah hilang lenyap.
Mungkin begitulah rasanya mertua Petrus tatkala ia sadar ada Tuhan Yesus berdiri di sisinya, maka jiwanya menjadi segar dan wajahnya berbinar-binar.
Dikisahkan Lukas bahwa Yesus datang ke rumah Petrus setelah dari rumah ibadat Yahudi.
Apakah itu kebetulan? Tidak! Bagi Tuhan tidak ada yang kebetulan.
Rencana Allah selalu sempurna adanya. Bahkan Ia sudah tahu bahwa ibu mertua Petrus itu sedang sakit.
Yesus tahu persis sakit yang dideritanya, terlebih Dia pula sangat mengenal hati perempuan itu.
Sebagai ibu dari seorang murid Yesus yaitu Petrus, tentu saja dia seorang yang dekat dengan Tuhan, dan kehadiran Sang Juruselamat itu sangatlah berarti baginya.
Di dalam interaksi itu ada sentuhan kasih secara langsung (high touch) dari Tuhan.
Tuhan tidak hanya menghardik demamnya tetapi juga menjamah jiwanya.
Tidak ditulis apa saja yang Yesus tanyakan, atau pun kata-kata apa yang diucapkan ibu itu, tetapi yang jelas kehadiran itu sangat menghibur hati.
Masih ingatkah perempuan yang menjamah jubah Yesus itu? Dia sangat diberkati, meskipun hanya menjamah jumbai jubah-Nya, karena sesungguhnya Yesus sendiri pun menjamah jiwanya.
Tentu saja iman percayanya bukan pada ‘jumbai’ itu, tetapi pada Pribadi Yesus itu sendiri (Mat.9:19-22).
Sebagai orang percaya, kehadiran kita juga seyogianya menjadi kehadiran yang menyentuh hati banyak orang bukan?
Seperti Petrus sendiri akhirnya menjadi seorang penjala manusia yang membawa kehangatan, bagi banyak jiwa yang hatinya sudah dingin membeku oleh dosa, dan juga membawa kebangkitan bagi jiwa mereka yang lumpuh (Luk. 5:10; Kis. 3:6-9).
Seperti kata Paulus, setiap murid Tuhan ibarat parfum yang berbau harum, di mana pun ia berada (2 Kor. 2:15).
Sebagai pemimpin seharusnya kita membawa kehangatan bagi mereka yang kita pimpin. Sebagai orang percaya seharusnya kita memberi semangat bagi mereka yang putus asa.
Sebagai pembimbing rohani, kita diharapkan menuntun mereka yang mulai salah jalan.
Tetapi sekarang kenyataannya bagaimana?]
Terkait tuntutan ini, kita terus diingatkan untuk memaksimalkan keberadaan kita yang signifikan, bagi setiap orang di sekitar kita.
Di mana orang yang mengasihi dunia itu hadir, di sana selalu ada bencana. Sebaliknya, di mana pun orang yang mengasihi Tuhan itu berada, di sana selalu ada berkat.
Renungan Harian Kristen Amsal 14:31, Menindas Orang Lemah Sama dengan Menghina Allah |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Imamat 24:10-16, Hasil Kawin Campur? |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Amsal 14:30, Iri Hati Akan Menyiksa Diri |
![]() |
---|
Renungan Harian Kristen Keluaran 24:12-18, Intimasi Orang Merdeka |
![]() |
---|
Obor Pemuda GMIM, Renungan Rabu 6 Agustus 2025, Kekuatan Pengaruh dan Kebijaksanaan Pemimpin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.