Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Sosok Pitoyo, Pria Blitar Sulap Tembaga-Kuningan Jadi Perhiasan Mirip Emas, Barangnya Dijual Segini

Ia mendesain sendiri jenis perhiasan yang akan diproduksi. Selain itu, ia juga menerima desain sesuai pesanan pembeli. 

Editor: Indry Panigoro
Kolase Tribun Manado/TRIBUNJATIM.COM/Samsul Hadi
Sosok Pitoyo, Pria Blitar Sulap Tembaga-Kuningan Jadi Perhiasan Mirip Emas, Barangnya Dijual Segini 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini adalah sosok Pitoyo.

Pitoyo adalah warga Blitar.

Ia adalah pria berusia 53 tahun yang sukses menyulap campuran logam tembaga dan kuningan menjadi kerajinan perhiasan.

Perhiasan itu bak seperti perhiasan yang terbuat dari emas.

Warga Kelurahan Klampok, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar itu kini jadi bahasan.

Berapa harga dagangannya itu pun terungkap.

Diketahui hasil campuran logam tembaga dan kuningan menjadi kerajinan perhiasan itu sekilas mirip perhiasan emas dengan kadar 70 persen. 

Perhiasan itu biasa disebut perhiasan mamas karya Pitoyo.

"Kalau sudah jadi, tampilannya persis dengan perhiasan emas 70 persen. Orang awam tidak bisa membedakan mana perhiasan mana dan emas," kata Pitoyo di rumahnya, Selasa (25/6/2024). 

Saat itu, Pitoyo sedang menyelesaikan kerajinan perhiasan berbahan tembaga dan kuningan di rumahnya. 

Ia menyekat ruang di bagian samping rumahnya untuk memproduksi kerajinan perhiasan berbahan tembaga dan kuningan. 

Sejumlah peralatan produksi dan kerajinan perhiasan setengah jadi terlihat berserakan di meja ruang produksi. 

"Bagian pekerjaan yang paling sulit menempelkan hiasan mirip permata di perhiasan. Butuh telaten, karena hiasannya kecil," ujar bapak tiga anak itu. 

Pitoyo mulai menekuni membuat kerajinan perhiasan berbahan tembaga dan kuningan sejak 1990.

Ia belajar membuat kerajinan perhiasan berbahan tembaga dan kuningan dari kakaknya ketika masih kelas 3 SMP. 

Ia membuat bermacam perhiasan, mulai gelang, cincin, kalung, liontin sampai akik dari bahan tembaga dan kuningan. 

Ia mendesain sendiri jenis perhiasan yang akan diproduksi. Selain itu, ia juga menerima desain sesuai pesanan pembeli. 

"Saya membeli bahan dari Pasuruan. Biasanya saya pesan ke pabrik barang setengah jadi sesuai desain dari saya. Untuk finishing saya kerjakan sendiri di rumah," katanya. 

Untuk proses finishing, perhiasan setengah jadi yang kondisinya masih kotor dan kasar  diamplas terlebih dulu menggunakan amplas kasar dan amplas halus. 

Setelah kondisi perhiasan halus baru dipoles hingga mengkilap. Selanjutnya, ia menambahkan hiasan permata di beberapa bagian perhiasan agar terlihat lebih cantik. 

"Pesanan paling banyak gelang dan cincin. Pesanan dari lokal Blitar, Tulungagung dan Kediri. Biasanya yang memesan pedagang," ujarnya. 

Harga jual perhiasan berbahan tembaga dan kuningan milik Pitoyo bervariasi, paling murah Rp 20.000 per biji dan paling mahal Rp 50.000 per biji. 

Perhiasan cincin biasanya dijual dengan harga Rp 20.000 per biji sampai Rp 25.000 per biji. 

Sedang perhiasan gelang dijual mulai harga Rp 30.000 per biji sampai Rp 50.000 per biji. 

"Perhiasan gelang yang banyak hiasan permatanya harganya Rp 50.000 per biji," katanya. 

Dalam sebulan, Pitoyo bisa memproduksi sekitar dua kodi sampai tiga kodi perhiasan berbahan tembaga dan kuningan. 

"Warna perhiasan berbahan tembaga dan kuningan ini bisa bertahan sampai tiga bulan kalau dipakai tiap hari. Perhiasan ini sudah bisa dibuat bergaya dengan harga sangat murah," katanya.

Lurah Klampok, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Caesar Alfonso mengatakan kerajinan perhiasan berbahan tembaga dan kuningan ini menjadi potensi produk UMKM di wilayahnya.

Menurutnya, produk kerajinan perhiasan berbahan temabaga dan kuningan tergolong unik dan jumlahnya tidak banyak di Kota Blitar

"Kerajinan ini sudah banyak dilirik oleh daerah lain. Seperti dari Tulungagung dan Kediri memesan kerajinan perhiasan berbahan tembaga dan kuningan di sini (Kelurahan Klampok)," katanya. 

Ia berharap, Pemkot Blitar lebih peduli dengan pengembangan produk kerajinan UMKM lokal. Para pelaku UMKM butuh bantuan baik peralatan produksi maupun pemasaran. 

"Dengan begitu, produk UMKM lokal bisa mengangkat potensi yang ada di Kota Blitar," ujarnya

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com 

Baca Berita Lainnya di: Google News

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya

 

Sumber: TribunJatim.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved