Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Utut Adianto Kritik Lemhannas dan Wantannas Hingga Berani Taruhan Tak Pernah Bertemu Presiden Jokowi

Momen unik ini terjadi saat Utut mempertanyakan fungsi kelembagaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas).

Editor: Alpen Martinus
Tribunnews.com/Istimewa
Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPR RI, Utut Adianto. 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Keberadaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) dianggap tak penting.

Hal tersebut diungkapkan oleh Utut Adianto.

ia menjelaskan, fungsi dua lembaga tersebut seperti tak ada.

Baca juga: Universitas Sam Ratulangi Manado Sulawesi Utara Jadi Tuan Rumah Kuliah Umum Lemhannas RI

Apalagi menurutnya, dua lembaga tersebut jarang bertemu dengan Presiden Jokowi.

Sehingga dianggap kontribusi mereka sangat kurang.

Padahal menurutnya dua lembaga tersebut berfungsi untuk membantu merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional.

Bahkan ia berani bertaruh bahwa dua lembaga tersebut dan Presiden Jokowi jarang bertemu.

Sosok Utut Adianto adalah Grandmaster catur asal Indonesia.

Utut Adianto lahir di Jakarta 16 Maret 1965.

Saat ini, Utut Adianto tercatat sebagai politisi PDI Perjuangan.

Utut Adianto berkiprah di PDIP, dan sekarang menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP DPR RI.

Ketika melakukan rapat dengar pendapat Komisi I bersama Gubernur Lemhannas dan Sesjen Wantannas pada Kamis (13/6/2024), Utut Adianto berani menantang Jenderal TNI untuk taruhan Rp 100 juta terkait Jokowi.

Momen unik ini terjadi saat Utut mempertanyakan fungsi kelembagaan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) dan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas).

Ia menilai kedua lembaga tersebut tak memberikan kontribusi nyata di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebab, menurutnya, Jokowi lebih mendengarkan kelompok relawan pengusungnya.

Kedua lembaga ini sebenarnya berfungsi untuk membantu merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional.

Namun, Utut menyangsikan fungsi ini dilakukan dengan nyata oleh kedua lembaga ini.

Bahkan, ia berani bertaruh selama kepemimpinannya Jokowi jarang bertemu untuk rapat bersama Lemhannas dan Wantannas.

“Dugaan saya yang mau bertamu juga jarang. Kalau pernah ketemu saya voor 1 banding 10. Kalau bener saya kasih Rp10 juta, eh Rp100 juta. (Kalau) bapak yang enggak bener, bapak kasih saya Rp10 juta,” katanya.

Lantas, siapa sebenarnya Utut Adianto?

Melansir dari Wikipedia, Utut Adianto Wahyuwidayat adalah seorang pecatur dan politikus Indonesia.

Ia sering dianggap sebagai pecatur terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Utut adalah Grandmaster (GM) dengan peringkat tertinggi di Indonesia saat ini.

Dia pertama kali tertarik pada catur melalui saudaranya.

Pada tahun 1973, saat berusia 8 tahun, ia mengambil pelajaran di klub catur Kencana Chess Club.

Dia memenangkan Kejuaraan Junior Jakarta pada tahun 1978, pada usia 12.

Kemudian dia memenangkan Juara Junior Nasional pada tahun 1979.

Dia kemudian memenangkan Kejuaraan Catur Indonesia pada tahun 1982.

Dia dianugerahi gelar Grandmaster pada tahun 1986, menjadi yang termuda Orang Indonesia melakukannya pada saat itu (pada usia 21 tahun), meskipun rekor itu telah dilampaui oleh Susanto Megaranto, yang menjadi grandmaster pada usia 17 tahun.

Antara 1995 dan 1999, ia mempertahankan peringkat Elo lebih dari 2600.

Pada tahun 1999, ia berpartisipasi dalam kejuaraan dunia FIDE di Las Vegas, diadakan dengan format KO, kalah dari Daniel Fridman di babak pertama.

Utut Adianto adalah ketua Federasi Catur Indonesia (PERCASI), bersama Machnan R. Kamaluddin, Eka Putra Wirya dan Kristianus Liem, ia kemudian mendirikan sekolah catur di Indonesia yang telah menghasilkan beberapa pemain nasional.

Pada tahun 2005, Adianto dianugerahi gelar Pelatih Senior FIDE.

Saat meraih gelar grand master, ia adalah pecatur Indonesia termuda yang berhasil mencapai prestasi ini, yaitu pada usia 21 tahun.

Sejak saat itu, prestasi tersebut telah berhasil dilewati pecatur muda lainnya, Susanto Megaranto, yang menjadi GM pada usia 17 tahun. Utut sempat menjadi grand master super pada tahun 1995-1999, saat ELO ratingnya melebihi 2600.

Ia pernah masuk peringkat 100 besar dunia pada Juli 2001 dengan ELO rating 2598.

Bersama dengan Machnan R. Kamaluddin, Ir. Eka Putra Wirya dan Kristianus Liem, ia mendirikan Sekolah Catur Utut Adianto pada 1 Juli 1993, yang telah melahirkan beberapa pecatur nasional.

Setelah puluhan tahun menggeluti dunia catur, Utut kemudian aktif di dunia politik. Ia mulai menjadi anggota DPR sejak periode 2009–2014. Utut berasal dari daerah pemilihan Jawa Tengah VII (Kebumen, Banjarnegara, dan Purbalingga).

Pada periode 2014–2019, ia menjabat Ketua Fraksi PDI–P dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI.

Pada 20 Maret 2018, Utut diangkat menjadi Wakil Ketua DPR Bidang Akuntabilitas Keuangan Negara dan Badan Urusan Rumah Tangga setelah UU Nomor 2 Tahun 2018 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3) berlaku yang berisi mengenai penambahan jatah pimpinan DPR[3]

Ia menerima Bintang Jasa Utama sebagai salah satu Wakil Ketua DPR RI pada 13 Agustus 2020.

Dari pernikahannya dengan Dr. Tri Hatmanti, ia mempunyai seorang anak bernama Mekar Melati Mewangi.

Pendidikan:

  • SD Blok B II Pagi, Kebayoran, Jakarta (1977)
  • SMP Negeri XII Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (1981)
  • SMA Negeri 6 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (1984)
  • S1 Universitas Padjadjaran (1989).

(tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com 

Sumber: TribunMedan.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved