Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pilu, Mahesya Putra Rela Jadi Kuli Angkut Pasir Demi Bisa Ikut Acara Perpisahan SMK Lingga Kencana

Mahesya Putra, salah satu korban tewas kecelakaan bus di Ciater, Subang, SMK Lingga Kencana pada Sabtu (11/5/2024) rela jadi kuli angkut pasir

Editor: Erlina Langi
Tribunnews Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Salah Satu Korban Tewas Kecelakaan Maut Rela Jadi Kuli Angkut Pasir untuk Bisa Ikut Perpisahan, https://www.tribunnews.com/regional/2024/05/13/salah-satu-korban-tewas-kecelakaan-maut-rela-jadi-kuli-angkut-pasir-untuk-bisa-ikut-perpisahan?page=all. Penulis: Muhammad Renald Shiftanto Editor: Wahyu Gilang Putranto
Mahesya Putra, salah satu korban tewas kecelakaan bus di Ciater, Subang, SMK Lingga Kencana pada Sabtu (11/5/2024) rela jadi kuli angkut pasir agar bisa ikut acara perpisahan 

"Sebelumnya dia (Dimas) kan mau wisuda, dia tuh jadi kuli pasir sama temannya (Mahesya). Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangka ke acara wisuda di Bandung," ujar Mariah.

Guru Favorit Ikut Tewas

Selain sembilan orang siswa yang tewas, ada satu orang guru yang bernasib sama.

Guru bernama Suprayogi (65) jadi korban meninggal dalam kecelakaan maut tersebut.

Mengutip Wartakotalive.com, ternyata Suprayogi adalah seorang guru idola murid-muridnya.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Nasrullah, Humas Yayasan kesejahteraan Sosial yang menaungi SMK Lingga Kencana.

Ia menuturkan, Suprayogi adalah guru senior yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan pekerjaannya sebagai seorang guru.

"Beliau sudah 15 tahun mengajar di sini (SMK Lingga Kencana). Pengabdiannya luar biasa dan itu jadi contoh bagi kami guru-guru di sini," tuturnya.

Supriyadi ini juga dikenal sebagai guru idola bagi murid-muridnya.

"Dia termasuk guru senior, jadi panutan kita," kata Nasrullah.

Selain jadi idola para murid dan panutan bagi rekan kerja, Suparyogi juga sosok yang berkontribusi besar di lingkungan tempat tinggalnya.

Indra, ketua RT tempat Suprayogi tinggal menuturkan bahwa almarhum adalah sosok penggerak di lingkungannya.

Lewat ide dan gagasannya, lingkungan RT 05 RW 03 Rangkapan Jaya Baru menjadi maju.

“Pun menjadi guru beliau sangat diidolakan oleh murid-muridnya karena beliau supel, bergaul di masyarakat juga jadi motivasi kita,” kata Indra.

“Banyak sekali pembangunan di lingkungan ini dari ide-ide beliau,” sambungnya.

(*)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved