Hari Pentakosta
Apa Itu Hari Pentakosta? Hari Kesepuluh Setelah Hari Kenaikan Yesus Kristus
Sebentar lagi, umat Kristiani akan merayakan Hari Pentakosta. Namun, apa sebenarnya arti dari Hari Pentakosta itu?
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Erlina Langi
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebentar lagi, umat Kristiani akan merayakan Hari Pentakosta.
Tepatnya pada Minggu 19 Mei 2024
Namun, apa sebenarnya pengertian dari Hari Pentakosta itu?
Hari Pentakosta juga dikenali sebagai Hari Ketuangan Roh Kudus
Pentakosta dirayakan 50 hari setelah kebangkitan Yesus atau hari Paskah
Atau juga hari kesepuluh setelah setelah Hari Kenaikan Yesus Kristus
Umat Kristiani di beberapa denominasi gereja akan berkumpul di gereja untuk menanti Hari Ketuangan Roh Kudus
Lukas 24:50-53 TB
50 Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. 51Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. 52Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. 53Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Peringatan akan peristiwa pencurahan Roh Kudus atas para rasul.
Dalam bahasa Yunani, 'pentakosta' berarti hari kelima puluh.
Turunnya Roh Kudus ini sebenarnya sudah dijanjikan Yesus di malam terakhir sebelum ia ditangkap dan disalibkan.
Ia menyebut Roh Kudus sebagai penolong.
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.
Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia.
Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14: 16-17)
Dalam rentang waktu 50 hari setelah kebangkitan-Nya, para murid diliputi rasa takut.
Rohaniwan W. Teguh Santosa, SJ menuturkan bisa sang Guru saja dibunuh, ancaman serupa begitu dekat dan dirasakan oleh pengikut Yesus termasuk para murid.
Kemudian dituliskan dalam Kisah Para Rasul, para murid berkumpul dalam suasana ketakutan.
"Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya." (Kis. 2: 1-4)
Meski terlihat ngeri, peristiwa ini ternyata mengubahkan hidup para murid.
Teguh berkata murid yang awalnya ketakutan dan tidak berani keluar rumah, akhirnya berani keluar tanpa rasa ragu.
"Dari rasa rendah diri sebagai orang kecil yang tak berpendidikan, mereka menjadi berani bertemu dengan orang dari segala suku bangsa dan bahasa, berani berbicara kepada orang-orang yang terpelajar. Inilah Pentakosta," kata Teguh dalam renungan di laman Lembaga Biblika Indonesia (LBI).
Yesus tak sekadar memberikan janji palsu. Janji ini mewujud dalam Roh Kudus yang menyertai murid-murid-Nya.
Dikisahkan para murid berbicara yang bisa dimengerti oleh orang-orang dari berbagai suku dan bahasa.
Fransiskus Emanuel da Santo, sekretaris Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (Komkat KWI), menambahkan bahasa merupakan unsur penting dalam pewartaan kabar gembira.
Namun acap kali bahasa jadi alasan perpecahan atau perselisihan.
Lewat Pentakosta, lanjutnya, umat diajak kembali bersatu lewat bahasa yang mempersatukan, bahasa saling pengertian, bahasa kasih yang membawa damai.
"Kiranya ini tidak sebatas doa, tapi terus diupayakan dan diperjuangkan oleh setiap orang yang telah menerima Roh Kudus. Kita harus hidup dalam semangat Pentakosta, yang selalu dan terus menerus membaharui hati dan hidup kita agar menjadi duta damai dan cinta Tuhan yang diharapkan bagi dunia dan bagi sesama," tulisnya dalam renungan Pentakosta laman Komkat KWI.
Hari Pentakosta
Pentakosta adalah hari suci umat Kristen yang memperingati datangnya Roh Kudus 50 hari setelah Paskah.
Atau hari kesepuluh setelah Hari Kenaikan Yesus Kristus
Beberapa denominasi Kristen mengakuinya sebagai hari lahirnya gereja Kristen dan memperingatinya.
Asal mulanya, Pentakosta adalah hari raya umat Yahudi yang diselenggarakan 50 hari setelah Paskah.
Salah satu dari tiga hari raya besar selama satu tahun bangsa Yahudi, perayaan ini merayakan Hari Pengucapan Syukur atas hasil panen.
Akan tetapi, Pentakosta bagi orang-orang Kristen memiliki arti yang cukup jauh berbeda.
Sebelum Yesus disalib, Ia memberi tahu para murid-Nya bahwa Roh Kudus akan datang setelah Dia:
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya." (Yohanes 14:16–18)
Dan, 40 hari setelah Yesus dibangkitkan (10 hari setelah Ia naik ke surga), janji tersebut digenapi ketika Petrus dan jemaat mula-mula berada di Yerusalem untuk merayakan Pentakosta:
"Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya." (Kisah Para Rasul 2:1-4)
Meskipun banyak orang Kristen Amerika Utara yang hampir tidak memedulikan Pentakosta pada masa sekarang, gereja-gereja tradisional Eropa mengakuinya sebagai hari raya besar.
Pentakosta, juga disebut Whitsuntide di beberapa bagian Eropa, adalah perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah secara keseluruhan.
Sebagai contoh, di Jerman sekarang, untuk tiga peristiwa yang diperingati sebagai hari raya nasional dirayakan dua hari: Natal (25 dan 26 Desember), Paskah (Minggu dan Senin), dan Pentakosta (Minggu dan Senin).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.