Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ramadan 2024

Jejak Muslim Mongolia di Kampung Arab Manado Sulawesi Utara

Thaha Bachmid, Imam Mesjid Istiqlal Kampung Arab membeber, Kampung Arab Manado Sulut berawal dari kedatangan para pedagang dari Hadramaut, Yaman.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Tribunmanado.co.id/Ferdi Guhuhuku
Suasana menjelang buka puasa di Kampung Arab, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (23/3/2023). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kampung Arab di Kelurahan Istiqlal, Manado, adalah saksi syiar agama Islam di kota Manado, Sulawesi Utara.

Di sini, beberapa abad silam, sejumlah pedagang dari Hadramaut Yaman datang ke Manado untuk berdakwah dan berdagang. 

Mereka lantas kawin mawin dengan warga sekitar dan membentuk peradaban baru yang kini dikenal dengan nama kampung Arab. 

Thaha Bachmid, Imam Mesjid Istiqlal Kampung Arab membeber, Kampung Arab berawal dari kedatangan para pedagang dari Hadramaut, Yaman.

"Selain berdagang, mereka juga melakukan syiar Islam," katanya Jumat (22/3/2024).

Sebut dia, para pedagang ini datang tak bawa istri atau pendamping hidup.

Di Manado, mereka lantas menikah dengan warga setempat.

"Ada yang kawin dengan borgo, orang Tondano dan lainnya," kata dia.

Dia menuturkan, populasi turunan Arab di kampung Arab tak sebanyak dulu.

Kampung ini kini didiami macam macam etnis.

Abdul Chair Albuchari, pengurus Mesjid Al Mutaqqin Pondol mengatakan, sebelum kedatangan para saudagar Hardamaut ini, Manado kedatangan dua orang bermarga Elong dan Tan.

Keduanya yang diduga dari Mongolia beragama Islam dan menjalankan syiar Islam.

"Beberapa turunan Cina kemudian menganut agama Islam," kata dia.

Kemudian, ia bercerita, datanglah para pedagang Hadramaut.

Mereka heran karena disana ada Muslim yang berkulit putih.

"Dari situlah terjadi kawin mawin dan terbentuklah kampung Arab," kata dia.

Punya tradisi unik di bulan Ramadan

Kampung Arab Manado, Sulut, punya sederet tradisi unik di bulan Ramadan. 

Salah satunya adalah Iwad. Penelusuran tribunmanado.co.id, Iwad biasanya dilakukan pada hari ke dua lebaran.

Dalam Iwad, umat Muslim berjalan daei satu rumah ke rumah yang lain. Tujuannya untuk bersilaturahmi. 

"Jadi misalnya kita pesiar ke satu rumah, kemudian pemilik rumah itu ikut pesiar bersama kami, begitu seterusnya," kata Amir seorang warga. 
Thaha Bachmid

Imam Mesjid Istiqlal membeber, tradisi lainnya adalah makan takjil. 

"Dari umat biasa membawa takjil ke Mesjid dan dimakan bersama sama," kata dia.

Ungkap dia, kampung Arab selalu ramai selama bulan Ramadhan. 

Umat Muslim dari segenap penjuru kota Manado buka puasa di kampung Arab.

"Di sini ramai sekali," katanya. (Art)

 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved